Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
BADAN Pusat Statistik (BPS) mengumumkan bahwa inflasi beras mulai melemah pada Maret 2024. Menurut data yang dirilis, inflasi komoditas beras pada bulan tersebut mencapai 2,06% secara bulanan (month to month/mtm).
Ini menunjukkan penurunan dibandingkan dengan angka inflasi pada Februari 2024 yang mencapai 5,32% (mtm).
Pelaksana tugas (Plt) Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengungkapkan bahwa meskipun beras masih mengalami inflasi, namun trennya mulai melemah. Hal ini terjadi seiring dengan meningkatnya kegiatan panen raya yang berkontribusi pada peningkatan produksi beras.
Baca juga : Jelang Ramadan, Pemprov DKI Diminta Waspadai Lonjakan Harga Pangan
Amalia menjelaskan bahwa perubahan masa tanam dan masa panen mempengaruhi pola harga beras. Hal ini menyebabkan harga beras mengalami peningkatan signifikan beberapa waktu yang lalu.
Dari data BPS, inflasi beras terjadi pada tiga bulan pertama tahun 2023, dan kembali terjadi sejak akhir tahun 2023 hingga mencapai titik tertinggi pada Februari 2024.
Meskipun inflasi beras masih memberikan kontribusi terhadap tingkat inflasi umum pada bulan Maret 2024 sebesar 0,09% (mtm), namun Amalia menyatakan bahwa kondisi ini relatif lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya.
Baca juga : Harga Beras Naik di 28 Provinsi, Indonesia Alami Inflasi 0,04%
Namun demikian, harga beras di tingkat eceran masih mengalami kenaikan. Data BPS menunjukkan bahwa pada bulan Maret 2024, harga beras mengalami kenaikan baik di tingkat grosir maupun eceran.
Di tingkat grosir, terjadi kenaikan inflasi beras sebesar 0,90% (mtm) dan naik 20,64% secara tahunan (year on year/yoy). Sedangkan di tingkat eceran, inflasi beras juga tercatat naik sebesar 2,06% (mtm) dan naik 20,07% (yoy).
"Inflasi beras eceran sebesar 20,07% (yoy) ini merupakan yang tertinggi sejak Februari 2011 yang saat itu mencapai 23,34% (yoy)," tambah Amalia. (Z-10)
Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II 2025 mencapai 5,12% (yoy), meski dihadapkan pada ketidakpastian global
BPS Provinsi Maluku Utara mencatat inflasi bulan Juli 2025 sebesar 2,46 persen secara bulanan (month-to-month/mtm), dengan penyumbang inflasi tertinggi yakni cabai rawit.
BADAN Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi Jakarta pada Juli 2025 sebesar 0,11% (mtm), lebih rendah dari bulan sebelumnya (0,13%; mtm).
penyumbang utama inflasi Juli 2025 secara year-on-year yakni kelompok makanan, minuman, dan tembakau dengan andil sebesar 1,08%.
BPS melaporkan kenaikan harga beras pada Juli 2025, dengan inflasi mencapai 4,14%. Beras medium mengalami lonjakan tertinggi. Simak detail selengkapnya.
Hingga semester I 2025, pemerintah terus menjalankan peran counter cyclical untuk meredam tekanan ekonomi, serta tetap mendorong kesejahteraan masyarakat, khususnya kelompok rentan.
Center of Economic and Law Studies (Celios) meminta Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) turut mengaudit data pertumbuhan ekonomi triwulan II 2025 yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS).
PRESIDEN Presiden Prabowo Subianto menginstruksikan pada jajaran kabinet Merah Putih untuk melakukan percepatan pengentasan kemiskinan ekstrem di desa
Tulus Abadi menuding angka pertumbuhan ekonomi yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) tidak tidak mencerminkan kondisi masyarakat di lapangan.
JAUH di atas ekspektasi pasar, laju pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal II 2025, y-o-y, mencapai 5,12%, meningkat dari 4,87% kuartal I 2025.
SULAWESI dan Jawa menjadi dua wilayah dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi pada triwulan II-2025.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal kedua 2025 tumbuh sebesar 5,12% secara tahunan (year-on-year/yoy).
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved