Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
FENOMENA El Nino masih terus melanda wilayah Indonesia, tidak kecuali Aceh. Cuaca tidak bersahabat akibat peningkatan suhu air di Samudra Pasifik Tengah dan Timur yang menjadi lebih hangat telah berakibat buruk terhadap pertanian.
Salah satu daerah yang terdampak adalah Kabupaten Pidie. Sekitar 100 hektare (ha) sawah kini mengalami kekeringan. Lahan seluas itu tersebar di Kecamatan Indrajaya, Sakti, Mila dan Kecamatan Delima.
Berdasarkan informasi yang diperoleh Media Indonesia, di Kecamatan Indrajaya, lahan tanaman padi yang mulai terjadi kekeringan itu tersebar di Desa Dayah Muara, Desa Meunasah Blang, Pante Garot dan Pulo Gampong U. Debit air sungai di kawasan tersebut sudah menurun sehingga tidak mampu mengairi sawah. Bila kekeringan itu terus berlanjut, gagal panen dipastikan bakal terjadi.
Baca juga : Puluhan Hektare Sawah Di Pidie Terancam Gagal Panen karena Kekeringan
"Ini jelas membawa kerugian karena para petani telah mengeluarkan modal untuk olah tanah, ongkos tanam, dan beli pupuk. Bahkan cukup banyak petani disini harus menggunakan pupuk non subsidi ketika pupuk bersubsidi langka. Modal yang kami keluarkandari hasil panen rendengan beberapa waktu lalu. Kalau kali ini gagal produksi, tentu akan kembali ke nol," tutur Rinwan, petani di Kemukiman, Garot Indrajaya, Kamis (4/7).
Yusri, Koordinatoor Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Indrajaya, kepada Media Indonesia mengaku telah menerima laporan dari petani terkait kekeringan di wilayah tugasnya. Petani meminta pemerintah Kabupaten Pidie agar menyediakan mesin pompa, guna menyedot yang tersisa di dalam saluran jaringan irigasi.
"Debit air irigasi sudah mencit hanya tersisa di dasar saluran. Saya harus melaporkan kondisi ini dan meminta bantuan mesin pompa air dari Dinas Pertanian Tanaman Pangan Pidie. Ada 16 ha yang sudah mengering di kawasan Desa Pante Garot dan Desa Dayah Muara," jelas Yusri. (Z-11)
Puluhan hektare sawah di Purwakarta terancam gagal panen setelah pasokan air mengering.
LAHAN persawahan seluas 15 hektare di Kota dan Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, terancam mengalami kekeringan sebagai dampak dari cuaca ekstrem.
Kekeringan tersebut telah membuat pemilik penggilingan padi sulit mendapatkan gabah kering pungut (GKP) dan gabah kering giling (GKG).
Upaya para petani di Rorotan mengalami kekeringan ini. Maka para petani berbondong-bondong memompa air dari sumber terdekat yakni kali dan danau.
Bupati Bogor Iwan Setiawan mengungkapkan kondisi saat ini di Kabupaten Bogor akibat dampak kekeringan, el nino.
Menurutnya di musim kemarau nanti, sawah sawah yang ada di Babel khususnya di Desa Rias Bangka Selatan sangat rawan gagal panen akibat kekurangan air.
serangan hama wereng batang coklat (WBC) dan tikus yang terjadi di wilayah Kabupaten menyebabkan banyak para petani mengalami kerugian setelah lahan yang telah mereka tanam terserang hama
Selama Juni-Juli, petani mengalami gagal panen dan saat ini terancam kekeringan
Upaya pengendalian hama dan penyakit pun sulit dilakukan karena membutuhkan biaya yang tak sedikit.
Harga bahan pokok setelah Idul Adha masih tinggi di sejumlah pasar belum adanya penurunan terjadi pada beras kualitas medium dijual Rp13.500 per kg dan premium menjadi Rp 15 ribu per kg.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved