Headline

AS ikut campur, Iran menyatakan siap tutup Selat Hormuz.

Fokus

Tren kebakaran di Jakarta menunjukkan dinamika yang cukup signifikan.

Curah Hujan Meningkat, Petani Aceh Mulai Tanam Gadu

Abdullah Amiruddin Reubee
19/4/2025 07:47
Curah Hujan Meningkat, Petani Aceh Mulai Tanam Gadu
Petani sedang menanam padi sawah di Kecamatan Lembah Seulawah, Kabupaten Aceh Besar.(MI/AMIRUDDIN ABDULLAH REUBEE)

SEIRING meningkatkan curah hujan sejak tiga pekan terakhir, petani di kawasan Provinsi Aceh sekarang mulai turun membajak sawah. Ini merupakan musim tanam gadu (musim tanam kedua) yang sering rawan kekeringan. 

Karena itu petani sangat sangat hati-hati menghadapi fenomena alam El Nino atau cuaca panas ditengah musim tanam. Apalagi petani penggarap lahan sawah tadah hujan dan mereka yang jauh atau sulit jangkauan saluran irigasi teknik. 

Di Kabupaten Pidie misalnya, dari luas lahan sawah sekitar 24.787 ha (hektare) luas lahan sawah, hanya sekitar 15.000 ha ditanami padi musim gadu. Selebihnya ada yang ditanami palawija seperti bawang merah, cabai merah, tomat, Semangka, kacang tanah, kacang hijau,  kacang kuning dan lainnya. Lalu untuk lokasi rawan krisis air, juga dibiarkan kosong menganggur. 

"Karena musim gadu sering krisis air, maka untuk lahan yang sudah ditanam musim gadu tahun lalu, pada kali ini berhenti yakni memberi kesempatan untuk yang lain. Jadi untuk musim gadu harus membelah dua bagian. Bila yang satu bagian menanam tentu yang lahan lain berhenti, begitu juga sebaliknya" kata Abdullah, tokoh masyarakat tani di Kecamatan Delima, Jumat (18/4). 

Amatan Media Indonesia di Kecamatan Delima, Indrajaya dan Kecamatan Peukan Baro, sebagian petani mulai menanam padi. Adapun sebagian lagi sedang olah tanah dan sudah ditabur benih. 

Adapun ketersediaan air masih memadai dan lancar. Apalagi dalam dua pekan terakhir sering turun hujan dan debit air jaringan irigasi teknis masih tersedia. 

"Kalau dua bulan kedepan tidak kemarau, kemungkinan berhasil panen bisa tercapai. Paling penting hingga tanaman padi sedang bergulir" tutur Mawardi, petani lainnya di Desa Masjid Reubee Kecamatan Delima.

Sesuai catatan Media Indonesia, semangat petani menanam padi sawah di Kabupaten Pidie cukup tinggi. Apalagi sebagian besar penduduk wilayah pesisir Selatan Malaka itu adalah Petani Padi, Nelayan dan petani kebun berladang di perbukitan. 

Sayangnya kadang mereka kecewa karena sering kelangkaan pupuk bersubsidi, tingginya harga racun hama atau samprodi. Labih ironis lagi dalam tiga tahun terakhir lahan pertanian setempat banyak serangan hama dan penyakit. 

Hai itu diduga akibat banyaknya bening galur (benih tidak ada uji Laboratorium) beredar bebas. Sayangnya produsen atau pengedar benih ilegal tidak bersertifikat itu sering melibatkan penyuluh pertania'. dan aparat jajaran dinas terkait lainnya.(H-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indrastuti
Berita Lainnya