Headline
Sebaiknya negara mengurus harga barang dulu.
RATUSAN hektare (ha) tanaman pangan dan hortikultura petani di pesisir, Gresik, Jatim, terancam gagal panen akibat kekeringan, Minggu (3/8) siang.
Ini setelah tidak turunnya hujan di wilayah tersebut dalam dua bulan terakhir. Kondisi juga diperparah dengan mengeringnya sejumlah waduk dan embung di kawasan Pantura setempat.
“Kacang dan jagung hampir mati karena ga ada hujan turun,” terang Sawi, 60, petani di Kecamatan Panceng, Gresik, Minggu (3/8) siang.
Menurut dia, dengan tidak adanya hujan turun dalam dua terakhir membuat sebagian besar tanaman pangan milik petani di kampungnya terancam mati kekeringan.
Ia juga memastikan, meski bisa hidup hingga panen namun, produksi hasil panennya mengalami penurunan secara signifikan. Apalagi, lanjut dia, hanya sebagian kecil tanaman yang bisa bertahan hingga berbuah. "Paling hanya mendapat sepertiga dibanding saat panen normal. Itu pun kalau sampai panen,” jelasnya.
Senada, disampaikan Faruqi, 30, petani lainnya. Menurut dia, awal musim kemarau yang ditandai dengan tidak adanya hujan dalam dua bulan
terakhir mengakibatkan tanaman cabai mengering.
Tak hanya cabai, jagung dan tanaman pangan lainnya juga terancam mati kekeringan. “Agar tidak mati, kita siram dengan ambil air dari rumah,” terangnya, secara terpisah. Meski demikian, kata dia, produksi cabai juga mengalami penurunan secara signifikan. Sebab, tanaman tidak bisa berbuah secara optimal seperti saat curah hujan tinggi pada musim lalu.
Dikatakannya, jika tidak disiram dengan mengambil air dari rumah dipastikan tanamannya mengalami mati kekeringan. “ Tanah semakin keras dan rekahannya tambahlebar,” jelasnya.
Bagi sebagain besar petani setempat, musim kemarau ini lebih memilih membiarkan lahannya tanpa tanaman. Apalagi, sebagain besar lahan
pertanian di wilayah ini tergolong tadah hujan.
Seratusan hektare tanaman pangan yang terancam puso kekeringan itu tersebar di Desa Pantenan, Prupuh, Ketanen, Serah, Sumurber, Suwalan, Sukodono, Kecamatan Panceng. Selain itu juga beberapa desa di Kecamatan Dukun.
Antara lain, Desa Wonokerto, Lowayu, dan Petiyin Tunggal. Sementara ratusan hektar lainnya, dibiarkan terlantar ta pa tanaman. Upaya ini dilakukan petani setempat agar tanaman pangan tidak gagal panen akibat kekeringan.
Terlebih, sebagian waduk dan embung di kawasan pantura Gresik juga sudah mengering sejak beberapa bulan silam. (H-2)
Wilayah yang rawan kekeringan karena dampak kemarau, di antaranya Kecamatan Sukaluyu, Ciranjang, Cibeber, dan beberapa wilayah lainnya
Perhitungan kerugian petani akibat serangan hama tikus mencapai Rp10 juta-Rp15 juta per hektare.
PEMERINTAH Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, mengimbau para petani agar menunda tanam padi guna mengantisipasi ancaman gagal panen (puso) akibat cuaca buruk dan bencana banjir.
SEKITAR 100 hektare (Ha) tanaman padi di sawah puso atau gagal panen akibat terendam banjir karena Sungai Bengawan Solo meluap di Kecamatan Baureno, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur (Jatim).
Lokasi lahan sawah yang terendam banjir itu tersebar di kawasan Kecamatan Peukan Baro, Delima, Grong-Grong, Pidie, Mila, Sakti, Mutiara, Padang Tiji, dan Keumala.
Serangan berat hama tikus seluas 42 hektare dan tingkat serangan puso seluas 26 hektare.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved