Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Terus Tergenang Air, Puluhan Hektare Sawah di Aceh Terancam Gagal Panen

Amiruddin Abdullah Reubee
12/1/2025 20:30
Terus Tergenang Air, Puluhan Hektare Sawah di Aceh Terancam Gagal Panen
Lahan sawah yang terendam genangan banjir dan terancam gagal panen di Kecamatan Peukan Baro, Kabupaten Pidie, Aceh.(MI/AMIRUDDIN ABDULLAH REUBEE)

MUSIM hujan yang sedang melanda kawasan Provinsi Aceh telah mengakibatkan banjir dan genangan air di mana-mana. Tidak sedikit permukiman warga yang terendam air, termasuk puluhan hektare (ha) lahan sawah juga ikut tergenang.

Seperti di Kabupaten Pidie, banyak lahan sawah yang sedang musim tanam itu terendam luapan air sungai dan air hujan. Bahkan sebagian tanaman padi itu terendam ber hari-hari sehingga rawan puso atau gagal panen.

Lokasi lahan sawah yang terendam banjir itu tersebar di kawasan Kecamatan Peukan Baro, Delima, Grong-Grong, Pidie, Mila, Sakti, Mutiara, Padang Tiji, dan Keumala.

Amatan Media Indonesia, Sabtu (11/1) di kawasan Gampong (desa) Blang Raya, Kemukiman Bambi, Kecamatan Peukan Baro, Kabupaten Pidie, sekitar 8 hektare tanaman berusia tiga pekan hingga satu bulan terendam banjir kiriman. Batang padi yang sebelumnya menghijau, sekarang menghitam terbalut air keruh.

Lebih parah lagi, kondisi rumpun padi yang seharusnya sedang melebar, kini mulai kerdil karena genangan air terus menerus. Genangan air yang tak kunjung surut membuat batang padi mulai membusuk.

"Karena jalur air tersumbat dan saluran pembuang tidak bersih, genangan sulit surut. Bila terus begini, bisa berakibat gagal panen. Apalagi populasi keong emas sangat cepat dalam genanangan air. Keong ini adalah hama penggerek batang paling berbahaya" tutur Muslim, salah seorang petani di Kecamatan Peukan Baro.

Para petani yang lahannya terus terendam, kini seperti sudah pasrah dengan keadaan. Apalagi tidak ada saluran yang mengalir lancar.

"Debit air saluran terus bertambah. Jadi air di persawahan tidak mengalir lagi ke pembuang" tutur petani lainnya. (MR/E-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Mirza
Berita Lainnya