Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
TINGGINYA harga beras di pasar wilayah Solo Raya, terutama Kabupaten Sragen, Jawa Tengah (Jateng), sempat menyentuh Rp21 ribu per kg untuk beras premium. Ternyata ini dilatarbelakangi dengan harga gabah bagus di tingkat panen awal musim tanam (MT) I yang sudah berlangsung sejak akhir Januari silam.
Sebagian petani padi sejumlah kecamatan di kabupaten yang menjadi lumbung pangan di Jawa Tengah ini sangat menikmati untung dari hasil panen MT I GKP (gabah kering panen) dihargai pada kisaran Rp7.700-Rp7.780/kg.
"Ya saat ini panen MT I sudah sepertiga dari luas sawah se-kabupaten Sragen. Total luas ada 43 ribu hektare yang ditanam padi pada MT I. Yang sudah panen ialah desa-desa di Kecamatan Ngrampal, sebagian Gondang, Sragen, serta Kedawung," tukas Ketua KTNA Sragen Suratno kepada Media Indonesia, Sabtu sore (17/2).
Baca juga : Penggilingan Padi Klaten Alami Kesulitan Pengadaan Gabah
Menurut dia, meski petani menangguk untung, penggilingan padi justru menikmati keuntungan sangat minim, jika dibandingkan pemborong beras yang melempar komoditas pangan itu ke pasar. Penggilingan beras maksimal hanya bisa melepas pada Rp14 ribu yang dianggapnya kurang menikmati harga dibanding ketika beras sudah dilepas di pasar yang mencapai kisaran Rp17 ribu sampai Rp21 ribu.
"Dari obrolan saya dengan sejumlah penggilingan, mereka hanya mengaku dapat untung dari ampasnya, yakni katul. Meski satu kilo katul Rp5.000, ongkos produksi mereka besar dan beras hanya laku Rp14.000 di penampung, sebelum dilepas di pasar," kata Suratno lagi.
Dia memperkirakan, harga tinggi beras, baik premium dan medium, akan terus berlanjut hingga Ramadan atau Lebaran atau bersamaan dengan panen raya petani di sejumlah wilayah di Jawa Tengah. Bertahan harga tinggi beras di pasar, petani tentu sangat senang. Apalagi jika bansos pangan yang bersumber dari beras importasi masih masif, diyakini harga beras di pasar juga tetap tinggi.
Baca juga : Jamin Stok Beras, Kementan Dampingi Ombudsman Monitoring Kostraling
"Yang jelas, petani yang panen sementara ini sangat menikmati. Mudah-mudahan tetap bertahan sampai MT I berakhir," pungkas Suratno. (Z-2)
TINGGINYA harga beras saat ini, tak begitu saja dinikmati oleh para petani di Purwakarta Jawa Barat, yang terbebani dengan harga pupuk dan obat pertanian yang mahal.
DALAM rangkaian kunjungan kerja di Majene, Sulawesi Barat, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman turut memantau jalannya Gerakan Pangan Murah Beras SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan).
Pernyataan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman yang mengungkap temuan 212 merek beras diduga melakukan pengoplosan dan pelanggaran mutu, memantik perhatian publik.
MARAKNYA beras oplosan berpotensi menyebabkan harga beras menjadi naik.
DISTRIBUSI beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) oleh pemerintah mulai dilakukan sejak Juni 2025.
Melambungnya harga beras tersebut, telah mengusik pendapatan atau terganggu keuntungan yang mereka peroleh dari hasil penjualan.
PT Perkebunan Nusantara IV PalmCo subholding dari PTPN III (Persero) mendapat apresiasi dari Pimpinan VII BPK Slamet Edy Purnomo dalam kunjungan kerjanya ke Java Coffee Estate.
PEMERINTAH Indonesia tengah memacu transformasi ekonomi nasional melalui penguatan sektor pangan dan energi domestik.
Keunggulan melon itu terletak pada produktivitas tinggi, ketahanan terhadap penyakit, dan kualitas buah premium yang sesuai dengan permintaan pasar modern.
Permentan 15/2025 Permudah Petani Peroleh Pupuk Bersubsidi
Kakao (Theobrema cacao L.) tidak hanya berperan sebagai penyedia lapangan kerja dan sumber devisa negara, tetapi juga menjadi tulang punggung pendapatan ribuan petani.
Adapun Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengungkapkan 10 dari 212 produsen beras nakal telah diperiksa.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved