Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
HARGA cabai rawit di pasaran Palu, Sulawesi Tengah, semakin mahal, mencapai Rp170 ribu per kilogram (kg). Warga di kota itu mengeluh dan minta pemerintah turun tangan.
Pantauan di Pasar Tradisional Inpres Manonda (PTIM) Palu, harga cabai rawit naik lagi. Jika sepekan lalu naik dari Rp95 ribu per kg menjadi Rp150 ribu per kg, hari ini kembali naik dan sudah menembus angka Rp170 ribu per kg.
“Penaikan harga ini sudah terjadi di seluruh pasar Palu,” terang salah satu pedagang, Anto Rahman di PTIM Palu, Jumat (15/12).
Baca juga: Harga Cabai Rawit di Palu Tembus Rp150 Ribu per Kilogram
Tingginya harga cabai rawit menurut pedagang, karena kurangnya pasokan masuk ke pasar sementara permintaan konsumen menjelang hari raya Natal dan pergantian Tahun Baru meningkat drastis.
“Stok di tingkat pedagang kurang sekali, makanya harga tinggi,” imbuh pedagang lainnya, Sunardi.
Baca juga: Harga Cabai di Pasar Tugu Depok Lebih Mahal dari 10 Liter BBM Pertalite
Sementara itu, beberapa warga Palu tidak kuasa menahan keluhan mereka. Seperti yang diakui Suna Anjarani. Menurutnya, harga cabai rawit semakin mahal, namun belum ada intervensi dari pemerintah.
“Belum ada pasar murah khusus cabai rawit saya lihat ini. Hal-hal seperti ini harusnya pemerintah langsung atasi,” tegasnya secara terpisah di PTIM Palu.
Warga Palu lainnya, Ningsih Rauf menambahkan, harga cabai rawit yang semakin mahal sangat memberatkan warga, terlebih bagi mereka yang kesehariannya membutuhkan cabai rawit untuk masakan di warung makan.
“Karena cabai rawit mahal, otomatis kami naikkan harga makanan di warung. Kalau tidak begitu kami yang rugi. Cabai sudah dua kali mahalnya dari daging sapi,” tandasnya.
(Z-9)
Kendati sudah mengalami penurunan, konsumen masih menganggap harga tersebut masih terbilang mahal.
KENAIKAN harga pangan yang terjadi menjelang dan saat Ramadan telah terjadi berulang. Sayangnya pemerintah seolah tak memetik pelajaran dari pengalaman
WAKIL Ketua Komisi IV DPR Abdul Kharis Almasyhari menyoroti kenaikan harga pangan yang kembali terjadi menjelang bulan Ramadan dan Idulfitri.
Komoditi tersebut di antaranya beras kualitas I dan II, daging ayam broiler, telur ayam ras, cabai rawit, cabai merah dan kacang tanah.
HARGA cabai rawit di pulau Belitung, mencapai Rp.120 ribu perkilogram. Pedagang di pasar Tradisional Tanjung Pandan Beliting, Putri mengatakan harga cabai rawit turun
Sementara itu harga sejumlah bahan pokok lainnya masih stabil, seperti harga daging ayam broiler Rp40 ribu/kg
DIREKTUR Jenderal (Dirjen) Hortikultura Kementerian Pertanian (Kementan) Prihasto Setyanto menyatakan bahwa kenaikan harga cabai rawit merah karena faktor kekeringan.
Permintaan cabai rawit ke Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, meningkat menyusul dibangunnya Ibu Kota Nusantara (IKN).
KIAN mendekatnya hari raya Idul Fitri 2024 harga semua komoditas cabai di seluruh pasar tradisional di Kota Depok, Jawa Barat (Jabar), hari ini kian melambung tinggi.
Harga bahan pokok di Kota Depok, Jawa Barat (Jabar), meroket. Selain beras, harga cabai, bawang, tomat, dan mentimun melambung tinggi.
Sampai hari ini harga beras dan bahan pokok di Pasar Kramat Jati, Jakarta Timur, harga beras dan bahan pokok masih tinggi. Bahkan harga beras premium masih menyentuh Rp18 ribu.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved