Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
DEMONSTRASI penolakan terhadap politik dinasti dan pelanggaran HAM terus dilakukan bergiliran oleh elemen mahasiswa dan rakyat di sejumlah daerah. Kini, aksi yang dikemas dalam mimbar demokrasi tersebut melebar hingga ke kawasan Ibu Kota Nusantara (IKN).
Kali ini, giliran ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Komite Rakyat Melawan menggelar mimbar demokrasi saat diberlangsungkannya Festival HAM di halaman kampus Universitas Mulawarman, Samarinda, Kalimantan Timur, Rabu (13/12).
Baca juga: Singgung Soal IKN, Anies : Masih Banyak Problem Tapi Bangun Istana, Dimana Rasa Keadilan?
Dalam aksinya, para mahasiswa tampak mengenakan topeng Guy Fawke. Koordinator aksi, Refinaya, mengatakan mimbar demokrasi harus terus dilakukan untuk menyuarakan keadilan.
“Terbukti saat ini negara dikuasai oleh oligarki. Mereka hadir dan mengatur supaya kekuasaan bisa dibagi,' ujarnya lewat keterangan yang diterima Kamis (14/12).
Baca juga: Putusan RUU DKJ Harus Pertimbangkan Kondusifitas Pemilu
Refinaya melanjutkan, Komite Rakyat Melawan sebagai gerakan inisiatif anak muda dan rakyat di Kalimantan Timur sepakat untuk sama-sama hadir dengan tujuan mewujudkan pemenuhan Hak Asasi Manusia (HAM), demokrasi kerakyatan, kekuatan kebebasan sipil, kekuatan politik, solidaritas, serta ruang aman bagi semua.
“Malam puncak ini bukanlah akhir dari gerakan Komite Rakyat Melawan, melainkan pembuka dari perlawanan kita selanjutnya. Bersatulah kekuatan rakyat. Hidup masyarakat tertindas. Lawan dan kalahkan para penindas. Mari bersatu dan membuat gerakan perlawanan rakyat,” tegas mahasiswa Universitas Mulawarman itu.
Tak hanya mahasiswa, mimbar demokrasi itu juga diisi oleh sejumlah akademisi dari Universitas Mulawarman. Salah seorang akademisi bahkan dengan berani menegaskan bahwa sejauh ini tidak ada upaya penuntasan kasus pelanggaran HAM yang dikerjakan oleh pemerintahan selama 10 tahun ini.
Mimbar demokrasi mahasiswa itu sedikitnya melibatkan Forum Milenial Nusantara, GMNI Samarinda, BEM FH UWGM, BEM FISIP UWGM, HI UMKT, Sambaliung Corner, Himapsos Fisip UNMUL, BEM KM UNMUL, BEM Politani, FKMKPUU Samarinda, UKM KPM, JATAM KALTIM, KBAM, BEM Fisip UNMUL, DEMA UINSI, Korpri PMII UNMUL, Perempuan Mahardika Nyanyi Solo Leon dan Nyanyi Solo Bellen. Sementara di jajaran akademisi turut hadir Purwadi FEB UNMUL, Esti FPIK UNMUL, Solihin FH UNMUL, Castro FH UNMUL. (P-3)
Bayu melaporkan bahwa struktur kepengurusan baru telah terdaftar secara resmi melalui Keputusan Menteri Hukum dan HAM Nomor AHU-0000825.AH.01.08.TAHUN 2025.
Dalam konteks Indonesia, kebijakan publik sering kali menjadi paradoks yang menyakitkan, alih-alih menyelesaikan masalah justru melahirkan konflik baru.
KETUA Umum Rampai Nusantara, Mardiansyah Semar, menegaskan bahwa hak politik Presiden ketujuh RI Joko Widodo (Jokowi) sebagai warga negara dilindungi oleh undang-undang.
Sebagaimana dirumuskan para pendiri bangsa, demokrasi Indonesia dibangun di atas kesepakatan kebangsaan—yakni Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika.
PPP yang melirik figur di luar partai untuk jadi ketum juga imbas tidak berjalannya kaderisasi. Figur di luar partai yang berduit juga diperlukan untuk kebutuhan partai.
"Dari segi teoretis dan data empiris, pemilu yang baru dilaksanakan ini justru merugikan kualitas demokrasi."
Unjuk rasa tersebut merupakan reaksi terhadap operasi penangkapan besar-besaran yang dilakukan Lembaga Imigrasi dan Bea Cukai (ICE) terhadap para migran tidak berdokumen.
Wakil Gubernur California, Eleni Kounalakis, berencana mengajukan gugatan hukum atas keputusan Presiden Donald Trump yang mengerahkan Garda Nasional.
Penegak hukum di Los Angeles bersiap menghadapi malam yang penuh ketegangan usai demonstrasi terkait penggerebekan imigrasi.
Wali Kota LA, Karen Bass, mengatakan tidak ada kebutuhan menurunkan pasukan federal dan kehadiran Garda Nasional menciptakan kekacauan yang disengaja.
LAPD menyatakan unjuk rasa di luar Pusat Penahanan Metropolitan sebagai perkumpulan ilegal dan mengizinkan penggunaan peluru tak mematikan.
Penyidik mengatakan Mohammed Sabry Soliman merencanakan pelemparan bom molotov ke demonstran pawai untuk sandera Israel, selama satu tahun.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved