Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Produksi Merosot, Harga Cabai di Pantura Jateng Semakin Pedas

Akhmad Safuan
24/10/2023 06:50
Produksi Merosot, Harga Cabai di Pantura Jateng Semakin Pedas
Harga cabai rawit di sejumlah pasar di Jawa Tengah meningkat akibat produksi cabai yang merosot dampak kemarau.(MI/Usman Iskandar)

HARGA cabai di berbagai daerah di Pantura Jawa Tengah kian pedas, dampak merosotnya produksi cabai. Saat ini harga cabai rawit merah mencapai Rp65.000 per kilogram atau melonjak dari sepekan sebelumnya, Rp35.000 per kilogram.

Pemantauan Media Indonesia, Selasa (24/10), warga di berbagai daerah di Pantura Jawa Tengah seperti Semarang, Pekalongan, Batang, Kendal, Demak, Kudus dan Grobogan kembali kelimpungan akibat harga cabai melonjak di pasaran. 

Tidak hanya capai rawit merah, kenaikan harga juga dialami cabai teropong dan keriting merah yang naik dari Rp30.000 menjadi Rp40.000 per kilogram, cabai rawit hijau dari Rp40.000 menjadi Rp45.000 per kilogram serta rawit putih Rp40.000 per kilogram.

Baca juga: Musim Kemarau Membuat Harga Cabai makin Pedas

"Harga seluruh cabai naik lagi, jumlah stok berkurang karena tidak ada produksi dan pengiriman dari beberapa daerah sentra cabai berkurang, biasanya rata-rata setiap hari dapat kiriman hingga 10 ton, tapi sekarang paling banyak tiga ton," kata Abdul Latif,45, pemasok cabai di Semarang.

Senada Naning, 65, pedagang besar cabai di Pasar Johar Semarang, bahkan akibat pasokan kurang ini banyak pedagang cabai memilih istirahat berdagang, sedangkan pedagang kecil (pengecer) di beberapa pasar tradisional masih tetap berjualan dengan dagangan terbatas.

Baca juga: One Chip Challenge Berbahaya? Ini Sebab Makanan Pedas Bisa Mematikan

Petani cabai di Bandungan, Kabupaten Semarang Sarjito,65, mengungkapkan produksi cabai di wilayah ini merosot sebagai akibat kemarau panjang, kekurangan air di lahan persawahan dan panas cukup tinggi menjadikan tanaman cabai rusak dan mengeringkan. "Biasanya setiap hari dapat panen hingga satu kwintal per hektare, sekarang paling banyak 20 kilogram," imbuhnya.

Petani cabai lain di Demak Parmin, 50, mengatakan harga cabai tinggi di pasaran tidak dapat dinikmati petani. Pasalnya hasil panen merosot, bahkan banyak petani tidak dapat memanen karena tanaman cabai mati kekurangan air. Dari sekitar 100 hektare kebun cabai di wilayah Sayung dan Karangtengah serta Wedung ini hanya tersisa 10 hektare yang bertahan. (Z-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya