Headline
Pelaku perusakan dan penganiayaan harus diproses hukum.
Pelaku perusakan dan penganiayaan harus diproses hukum.
HARGA cabai di berbagai daerah di Pantura Jawa Tengah kian pedas, dampak merosotnya produksi cabai. Saat ini harga cabai rawit merah mencapai Rp65.000 per kilogram atau melonjak dari sepekan sebelumnya, Rp35.000 per kilogram.
Pemantauan Media Indonesia, Selasa (24/10), warga di berbagai daerah di Pantura Jawa Tengah seperti Semarang, Pekalongan, Batang, Kendal, Demak, Kudus dan Grobogan kembali kelimpungan akibat harga cabai melonjak di pasaran.
Tidak hanya capai rawit merah, kenaikan harga juga dialami cabai teropong dan keriting merah yang naik dari Rp30.000 menjadi Rp40.000 per kilogram, cabai rawit hijau dari Rp40.000 menjadi Rp45.000 per kilogram serta rawit putih Rp40.000 per kilogram.
Baca juga: Musim Kemarau Membuat Harga Cabai makin Pedas
"Harga seluruh cabai naik lagi, jumlah stok berkurang karena tidak ada produksi dan pengiriman dari beberapa daerah sentra cabai berkurang, biasanya rata-rata setiap hari dapat kiriman hingga 10 ton, tapi sekarang paling banyak tiga ton," kata Abdul Latif,45, pemasok cabai di Semarang.
Senada Naning, 65, pedagang besar cabai di Pasar Johar Semarang, bahkan akibat pasokan kurang ini banyak pedagang cabai memilih istirahat berdagang, sedangkan pedagang kecil (pengecer) di beberapa pasar tradisional masih tetap berjualan dengan dagangan terbatas.
Baca juga: One Chip Challenge Berbahaya? Ini Sebab Makanan Pedas Bisa Mematikan
Petani cabai di Bandungan, Kabupaten Semarang Sarjito,65, mengungkapkan produksi cabai di wilayah ini merosot sebagai akibat kemarau panjang, kekurangan air di lahan persawahan dan panas cukup tinggi menjadikan tanaman cabai rusak dan mengeringkan. "Biasanya setiap hari dapat panen hingga satu kwintal per hektare, sekarang paling banyak 20 kilogram," imbuhnya.
Petani cabai lain di Demak Parmin, 50, mengatakan harga cabai tinggi di pasaran tidak dapat dinikmati petani. Pasalnya hasil panen merosot, bahkan banyak petani tidak dapat memanen karena tanaman cabai mati kekurangan air. Dari sekitar 100 hektare kebun cabai di wilayah Sayung dan Karangtengah serta Wedung ini hanya tersisa 10 hektare yang bertahan. (Z-3)
DIREKTUR Jenderal (Dirjen) Hortikultura Kementerian Pertanian (Kementan) Prihasto Setyanto menyatakan bahwa kenaikan harga cabai rawit merah karena faktor kekeringan.
Permintaan cabai rawit ke Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, meningkat menyusul dibangunnya Ibu Kota Nusantara (IKN).
KIAN mendekatnya hari raya Idul Fitri 2024 harga semua komoditas cabai di seluruh pasar tradisional di Kota Depok, Jawa Barat (Jabar), hari ini kian melambung tinggi.
Harga bahan pokok di Kota Depok, Jawa Barat (Jabar), meroket. Selain beras, harga cabai, bawang, tomat, dan mentimun melambung tinggi.
Sampai hari ini harga beras dan bahan pokok di Pasar Kramat Jati, Jakarta Timur, harga beras dan bahan pokok masih tinggi. Bahkan harga beras premium masih menyentuh Rp18 ribu.
HARGA cabai rawit di pasaran Palu, Sulawesi Tengah, semakin mahal, mencapai Rp170 ribu per kilogram (kg). Warga di kota itu mengeluh dan minta pemerintah turun tangan.
Cabai merah turun Rp3.183 dari Rp37.850 menjadi Rp34.667/kg. Sedangkan cabai hijau turun Rp2.000 dari Rp38 ribu menjadi Rp36 ribu/kg.
HARGA cabai merah di kawasan Provinsi Aceh, sejak sepekan terakhir turun.
Harga cabai merah saat ini hanya berkisar Rp16 ribu per kilogram di sejumlah sentra pasar di Sumut.
“Masyarakat jadi mengurangai jumlah pembelian dan itu mengakibatkan stok cabai di pedagang lambat habisnya,”
DUA pekan pascahari raya Idul Fitri atau Lebaran 2025 yakni pada Senin (14/4) harga cabai di Purwokerto, Jawa Tengah masih bertahan di angka yang tinggi.
Sejak beberapa hari terakhir sebelum hari Nyepi hingga tiba hari Idul Fitri, harga cabai rawit masih bertahan tinggi yakni Rp130 ribu/kilogram (kg).
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved