Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Pemprov Kalsel Bagikan 2 Juta Telur ke Warga untuk Atasi Stunting

Denny Susanto
17/10/2023 11:16
Pemprov Kalsel Bagikan 2 Juta Telur ke Warga untuk Atasi Stunting
Ilustrasi telur.(MI/USMAN ISKANDAR)

PENANGANAN stunting (tengkes) menjadi salah satu prioritas utama Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel). Sebanyak dua juta butir telur akan dibagikan kepada anak terindikasi stunting di Kalsel.

"Kita mengapresiasi upaya Pemprov Kalsel dalam menekan angka stunting ini. Apalagi dalam waktu yang dekat Pemda akan menggelontorkan telur sebanyak dua juta biji bagi anak yang terindikasi stunting. Pemberian protein hewani sangat berdampak menurunkan secara langsung stunting," tutur Kepala BKKBN Provinsi Kalsel, Ramlan, Selasa (17/10).

Ditambahkan Ramlan, sangat penting peran Pemda untuk memantau kecukupan pangan terutama beras dan diversifikasi pengganti pangan seperti singkong, jagung, dan ubi jalar di tengah masyarakat. "Kalau ketersediaannya kurang maka harus dilakukan operasi pasar dan berupaya mendorong agar petani menanam tanaman pangan dalam rangka kecukupan pangan," ujarnya.

Baca juga: Indonesia Ekspor 500 Ribu Butir Telur Ayam ke Singapura

Kondisi kenaikan harga kebutuhan pokok, terutama beras, dan penurunan produksi bahan pangan seperti singkong, jagung, dan ubi jalar dapat berdampak pada stunting di pedesaan. Stunting adalah masalah gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi memadai, terutama pada anak-anak.

Ketika harga bahan makanan pokok naik dan produksi makanan pokok alternatif menurun, akses masyarakat pedesaan terhadap makanan bergizi dapat terbatasi. Hal ini dapat menyebabkan kurangnya asupan gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan anak, pada gilirannya dapat meningkatkan risiko stunting.

Baca juga: Menkes Tegaskan Pentingnya Pencegahan Stunting Sejak Masa Kehamilan

Selain itu, rendahnya variasi makanan yang tersedia juga dapat menjadi faktor kontributor terhadap stunting. Jika masyarakat terbatas dalam makanan yang mereka makan karena ketersediaan dan aksesibilitas, anak-anak dapat mengalami defisit gizi.

Gubernur Kalsel Sahbirin Noor mengingatkan kembali tentang target penurunan stunting hingga 14 persen pada 2024 mendatang. "Tahun 2024 sudah di depan mata, kita semua harus mempercepat penanganan stunting ini, termasuk peran PKK," kata Sahbirin.

Saat ini, angka stunting di Kalsel tercatat sebesar 24,6 persen. Kalsel menjadi tiga besar provinsi dengan penurunan stunting tertinggi di Indonesia yakni 5,4 persen, dari sebelumnya 30 persen pada  2021. (Z-6)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Budi Ernanto
Berita Lainnya