Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
DAMPAK El Nino terus dirasakan masyarakat Indonesia termasuk yang tinggal di Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan. Tiga dari 10 Kecamatan di kabupaten tersebut bahkan mulai mengalami krisis bersih.
Kecamatan-kecamatan itu yakni Kecamatan Ujung Bulu, Kecamatan Ujung Loe dan Kecamatan Gantarang.
Wilayah yang paling parah berada di Kelurahan Kasimpureng, Kecamatan Ujung Bulu. Desa Tammatto berada di Kecamatan Ujung Loe. Sedangkan dua desa berada di Kecamatan Gantarang yakni Desa Palambarae dan Desa Bontonyeleng.
Wilayah tersebut sudah mengalami kekeringan dan krisis air bersih sejak sebulan terakhir.
Baca juga: 11 Kecamatan di Pacitan Dilanda Kekeringan
Data dari BPBD Bulukumba sebanyak 1.300 jiwa yang terdampak. Humas BPBD Bulukumba Andi Ayatullah Ahmad mengatakan jika kemarau terus berlanjut ada sembilan kecamatan yang akan mengalami krisis air bersih dan hanya satu yang kemungkinan masih aman, yakni Kecamatan Kindang yang berada di wilayah dataran tinggi.
"Hanya Kecamatan Kindang yang kemungkinan tidak terdampak karena posisinya berada di kaki Gunung Bawakaraeng dan Lompobattang sehingga air melimpah," kata Andi, Sabtu (16/9)
Baca juga: BMKG Beri Peringatan Dini Potensi Kekeringan di Sumatra Selatan
Sejak kemarau, BPBD Bulukumba sudah mendistribusikan air bersih ke rumah-rumah warga. Sebanyak 15.000 liter air setiap harinya didistribusi ke wilayah yang terdampak.
Kepala Desa Bontonyeleng, Andi Baso Mauragawali mengapresiasi BPBD Bulukumba yang senantiasa sigap merespon keluhan warga terkait krisis air bersih. (MGN/Z-6)
Warga eks Timor Timur Terdampak Kekeringan
Dampak kemarau panjang menimbulkan kekhawatiran terhadap krisis pangan
Masa tanggap darurat bencana kekeringan di Majalengka akan berakhir Selasa (31/10).
Untuk mengatasi kekeringan, sebagian petani bahkan harus merogoh uang untuk membeli air.
Bencana pertanian itu terjadi di tiga kecamatan.
Saat ini pihaknya masih rutin melakukan distribusi air bersih ke Kelurahan Argasunya. Hingga kini masyarakat di sana masih membutuhkan air bersih
Berdasarkan prediksi, saat ini sebetulnya sudah memasuki kemarau. Namun di Kabupaten Cianjur masih terjadi hujan dengan intensitas ringan hingga sedang.
BPBD sudah melakukan distribusi air bersih ke salah satu masjid dan warga di lingkungan desa tersebut.
Pada musim kemarau yang telah berlangsung dua bulan, banyak sumur mengalami penyusutan.
Untuk mengirim air bersih tidak bisa cepat, karena harus menunggu armada pulang dari lokasi pengiriman sebelumnya.
Ketersedian kapasitas sumber air baku mengalami penurunan kapasitas antara 52-59%
BADAN Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Barat melaporkan kekeringan dan kekurangan air bersih masih terjadi di sejumlah wilayah. Laporan terbaru datang dari Kabupaten Cirebon.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved