Headline
DPR setujui surpres pemberian amnesti dan abolisi.
DPR setujui surpres pemberian amnesti dan abolisi.
Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.
BADAN Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) kembali mengeluarkan peringatan dini potensi kekeringan yang cukup besar di Sumatra Selatan. Berdasar prakiraan BMKG, empat daerah di Sumsel bakal alami hari tanpa hujan (HTH) cukup lama mulai 21 hari hingga 60 hari.
Rinciannya, Kabupaten Lahat tepatnya wilayah Kecamatan Merapi Barat, Merapi Selatan, dan Merapi Timur 21 hari tanpa hujan. Kemudian, Kabupaten PALI di Kecamatan Penukal 40 hari tanpa hujan. Untuk Kabupaten OKI di kecamatan Celikah 60 hari tanpa hujan.
Sedangkan di Kabupaten OKU Timur pada Kecamatan Buay Madang 47 hari tanpa hujan. "Dengan indikasi potensi kekeringan meteorologis itu, empat daerah tersebut berstatus waspada," ungkap Kepala Stasiun Klimatologi Kelas I Sumsel, Wandayantolis.
Baca juga : 60 Hari tanpa Hujan Picu Kekeringan di Sebagian Jawa
BMKG mengingatkan, kekeringan meteorologis itu biasanya diikuti dampak berkurangnya persediaan air untuk rumah tangga dan pertanian. Lalu, meningkatnya potensi kebakaran semak, hutan, lahan dan perumahan.
"Kiranya indikasi ini bisa meningkatkan kewaspadaan dan jadi pertimbangan untuk melakukan langkah mitigasi dampak ikutan dari kekeringan meteorologis," tuturnya.
Baca juga : Makam Kuno Muncul dari Waduk Gajah Mungkur
Sementara itu, Sekertaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Sumatra Selatan, M Iqbal Alisyahbana menjelaskan sejumlah wilayah di Sumsel memang sangat rentan dan berpotensi mengalami kekeringan ketika masuk musim kemarau. Apalagi jika musim kemaraunya disertai dengan kondisi el nino seperti saat ini.
"Seperti di OKI yang paling rawan. Selain potensi kekeringan karena sumber air berkurang, masyarakat juga dihadapkan dengan kebakaran hutan dan lahan," jelasnya.
Namun, BPBD di tingkat kabupaten dan kota di Sumsel sudah melakukan persiapan dalam menghadapi kekeringan di wilayahnya. Termasuk menyiapkan air bersih untuk masyarakat.
"BPBD di daerah sudah mulai bergerak dan sebagian lagi sudah dalam persiapan dalam menyalurkan air bersih kepada masyarakat yang membutuhkan. Karena bencana kekeringan juga jadi prioritas kita, selain dari karhutla di Sumsel," pungkasnya. (Z-4)
Pemantauan Media Indonesia, Kamis (31/7) hujan masih turun di sejumlah daerah di Jawa Tengah terutama di kawasan pegunungan dan dataran tinggi, namun dengan intensitas yang menurun.
Mundurnya musim tanam disebabkan adanya revitalisasi atau perbaikan saluran irigasi baik air yang mengalir melalui Saluran Induk Cipelang dan Saluran Induk Sindupraja.
Selain itu, BPBD juga akan membangun tiga sumur bor untuk mengatasi krisis air bersih.
KEMARAU panjang semakin berlanjut menyelimuti kawasan Provinsi Aceh.
“Sampai hari ini belum ada permintaan, meskipun prakiraan musim kemarau sebenarnya sudah dimulai pada dasarian ketiga bulan Mei. Tapi kita siapkan,”
TIGA daerah di Jawa Timur dalam status siaga darurat kekeringan akibat kemarau yang mulai melanda.
Seharusnya, saat musim kemarau, curah hujan menurun. Tapi sekarang, justru hujan terjadi terus-menerus. Ini yang disebut sebagai kemarau basah.
Fenomena langit hijau yang mengejutkan warga ternyata memiliki penjelasan ilmiah. Pakar meteorologi mengungkap warna ini bisa menjadi tanda awal cuaca ekstrem.
BMKG menyediakan data meteorologi dan klimatologi yang dimanfaatkan Korika untuk mengembangkan model AI dalam mendukung deteksi dan mitigasi risiko kesehatan akibat perubahan iklim.
Proyek Maritime Meteorological System (MMS)-1 menjadi payung dari berbagai inisiatif untuk memperkuat sistem informasi meteorologi maritim di Indonesia.
Beberapa cedera dan kerusakan pada bangunan dilaporkan di Miyazaki dan dua provinsi tetangga setelah gempa bumi mengguncang wilayah tersebut pada Kamis (8/8).
INDONESIA merupakan negara yang dikepung dengan berbagai potensi bencana alam, mulai dari bencana hidrometeorologi hingga meteorologi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved