Headline
Putusan MK dapat memicu deadlock constitutional.
BADAN Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melepas alat operasional meteorologi maritim berupa drifter di perairan Laut Jawa di dekat Kepulauan Seribu. Drifter tersebut dilepaskan agar terus hanyut bergerak menuju Selat Sunda, dan akhirnya keluar ke perairan Samudera Hindia.
Hal itu dilakukan untuk terus memperkuat layanan informasi meteorologi maritim. Plt Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyebut jika upaya ini berhasil, maka jumlah titik observasi di laut Indonesia dapat meningkat yang pada akhirnya akan memperkuat keselamatan pelayaran.
Acara pelepasan ini dipimpin langsung oleh didampingi Deputi Bidang Meteorologi, Guswanto, serta jajaran pejabat tinggi pratama di lingkungan BMKG.
Baca juga : Penyederhanaan Informasi Cuaca Masih Jadi PR Keselamatan Maritim di Indonesia
"Pelepasan drifter tersebut menjadi bagian penting dari upaya BMKG dalam mendukung peningkatan layanan informasi meteorologi di sektor maritim. Harapannya, dengan jaringan observasi yang semakin kuat dan luas dapat memberikan data yang lebih akurat dan terperinci mengenai kondisi cuaca maritim," katanya dalam keterangan resmi, Senin (7/10).
Alasan pemilihan perairan Laut Jawa bagian barat di dekat Kepulauan Seribu sebagai lokasi pelepasan drifter karena ia merupakan salah satu jalur pelayaran yang cukup padat, baik untuk transportasi umum maupun sektor pariwisata.
Kegiatan maritim yang intensif di wilayah tersebut memerlukan layanan meteorologi yang andal dan presisi tinggi. Dengan itu kehadiran drifter diharapkan dapat memberikan kontribusi besar dalam memantau kondisi cuaca dan laut secara real-time.
Baca juga : Prakiraan Cuaca Jakarta 10 Februari 2024, Jangan Lupa Sedia Payung
Dwikorita menjelaskanz proyek Maritime Meteorological System (MMS)-1 yang telah berjalan selama empat tahun menjadi payung dari berbagai inisiatif untuk memperkuat sistem informasi meteorologi maritim di Indonesia.
Salah satu elemen utama dari proyek ini adalah penguatan kerapatan jaringan observasi, termasuk melalui pelepasan drifter yang dapat mengukur arah arus laut, suhu permukaan laut, dan tekanan udara. Sebagai negara kepulauan, lanjutnya, Indonesia memiliki dua pertiga wilayahnya berupa lautan, menjadikannya salah satu negara dengan potensi maritim terbesar.
"BMKG berkomitmen untuk meningkatkan pemahaman dan pelayanan meteorologi maritim guna mendukung keselamatan dan kesejahteraan masyarakat yang beraktivitas di laut," kata Dwikorita.
Baca juga : BMKG: Prakiraan Cuaca Senin 7 Oktober, Waspadai Hujan dan Potensi Petir di 18 Daerah di Indonesia
Sebagai informasi, BMKG telah melepas 73 drifter di seluruh perairan Indonesia sejak 2023, bekerja sama dengan Pusat Meteorologi Maritim dan mitra seperti PT Pelni, PT DLU, ASDP, dan PT CLS Indonesia. Drifter ini berperan dalam mengumpulkan data cuaca laut yang krusial untuk prediksi cuaca maritim.
Selain drifter disiapkan pula akan terpasang 10 buah radar maritim (High Frequency Type Array) dan penguatan backbone sistem processing meteorologi maritim yang diperkuat dengan Artificial Intelligence (AI), Machine Learning dan Big Data.
Dwikorita mengimbau kepada masyarakat untuk tidak mengganggu drifter yang ditemukan di laut agar alat tersebut dapat terus memberikan data penting bagi keselamatan dan kesejahteraan masyarakat yang beraktivitas di laut. (H-2)
Satu unit rescue boat RB. 02 dan kapal KM Satria Biru dikerahkan ke lokasi.
PT Pertamina International Shipping menjaga ekosistem laut di Kepulauan Seribu dengan melakukan aksi transplantasi terumbu karang dan pembersihan sampah di area tersebut.
Kunjungan wisatawan selama libur panjang seperti Hari Kenaikan Yesus Kristus, memberikan dampak positif bagi perekonomian masyarakat.
Realisasi transaksi digital di Kepulauan Seribu terus tumbuh positif
Anggota DPRD DKI Jakarta Francine Widjojo menilai pulau kucing yang diwacanakan dibuka di Kepulauan Seribu berisiko mengganggu ekosistem. Menurutnya, wacana itu tak perlu diteruskan.
Sekolah layak merata diharapkan bukan hanya di wilayah daratan Jakarta, namun juga di kepulauan.
Seharusnya, saat musim kemarau, curah hujan menurun. Tapi sekarang, justru hujan terjadi terus-menerus. Ini yang disebut sebagai kemarau basah.
Fenomena langit hijau yang mengejutkan warga ternyata memiliki penjelasan ilmiah. Pakar meteorologi mengungkap warna ini bisa menjadi tanda awal cuaca ekstrem.
BMKG menyediakan data meteorologi dan klimatologi yang dimanfaatkan Korika untuk mengembangkan model AI dalam mendukung deteksi dan mitigasi risiko kesehatan akibat perubahan iklim.
Beberapa cedera dan kerusakan pada bangunan dilaporkan di Miyazaki dan dua provinsi tetangga setelah gempa bumi mengguncang wilayah tersebut pada Kamis (8/8).
INDONESIA merupakan negara yang dikepung dengan berbagai potensi bencana alam, mulai dari bencana hidrometeorologi hingga meteorologi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved