Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
PEMERINTAH Kabupaten Garut melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) bergerak cepat untuk mengatasi kekeringan pada musim kemarau. Salah satunya dengan mendistribusikan air bersih.
Asisten Daerah (Asda) I Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat (Pemkesra) Setda Kabupaten Garut, Bambang Hafidz mengatakan rapat koordinasi yang dilakukan bertujuan untuk mengantisipasi inflasi hingga mendukung sektor pertanian dan mengurangi dampak buruk kekeringan di Kabupaten Garut. Namun, pada musim kemarau panjang yang terjadi menekankan perlunya evaluasi maupun peningkatan langkah yang sudah diambil.
"Kekeringan yang terjadi kemungkinan masih panjang sehingga apa yang sudah laksanakan kita evaluasi kekurangannya hingga kita harus perbaiki dan selanjutnya langkahnya. Namun, kami meminta semua SKPD melaporkan apa yang dilaksanakan dalam rangka penanganan dampak kekeringan ini sudah berjalan sesuai dengan rencana," katanya, Rabu (6/9).
Baca juga: 9 Kecamatan di Temanggung Krisis Air Bersih
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Garut, Aah Anwar Saefulloh mengatakan musim kemarau yang terjadi berdampak pada kekeringan hingga menyusutnya kebutuhan air bersih bagi masyarakat. Namun, kekeringan yang terjadi berdampak kepada 19 kecamatan. Kini statusnya status siaga bencana, tapi ada 10 kecamatan dalam kondisinya tanggap darurat bencana kekeringan.
"Kami masih melihat perkembangan sampai tanggal 10, karena tanggal 10 ini adalah akhir dari tanggap darurat 10 September sehingga apa mau dilanjut, diperpanjang atau cukup selesai di tanggal 10. Karena, memang selama musim kemarau berdampak pada kekeringan hingga kebutuhan air bagi masyarakat masih dibutuhkan," ujarnya.
Baca juga: Volume Waduk Jatiluhur Menyusut
Ia mengatakan, pihaknya sudah melakukan dua langkah penanganan bencana kekeringan dengan mendistribusikan kebutuhan air bersih ke daerah terdampak dan membangun infrastruktur penyediaan air bersih melalui kerja sama dengan TNI dan Polri. Akan tetapi, masa tanggap darurat bencana kekeringan di Kabupaten Garut dilakukannya selama 14 hari.
"Kami mengimbau kepada masyarakat untuk tetap memanfaatkan air bersih secara efektif mengingat dan petugas selama ini melakukan pendistribusian air memiliki kesulitan dalam melaksanakan suplai air yang jaraknya cukup jauh. Namun, selain ketersediaan air bersih tidak bisa memenuhi kebutuhan masyarakat dalam kondisi normal dan diharapkan supaya menghemat air, tetapi jika masih mengalami kekurangan melapor kepada call center 117 supaya unit reaksi cepat mendistribusikannya," paparnya. (Z-3)
Berdasarkan prediksi, saat ini sebetulnya sudah memasuki kemarau. Namun di Kabupaten Cianjur masih terjadi hujan dengan intensitas ringan hingga sedang.
BPBD sudah melakukan distribusi air bersih ke salah satu masjid dan warga di lingkungan desa tersebut.
Pada musim kemarau yang telah berlangsung dua bulan, banyak sumur mengalami penyusutan.
Untuk mengirim air bersih tidak bisa cepat, karena harus menunggu armada pulang dari lokasi pengiriman sebelumnya.
Ketersedian kapasitas sumber air baku mengalami penurunan kapasitas antara 52-59%
BADAN Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Barat melaporkan kekeringan dan kekurangan air bersih masih terjadi di sejumlah wilayah. Laporan terbaru datang dari Kabupaten Cirebon.
Warga eks Timor Timur Terdampak Kekeringan
Dampak kemarau panjang menimbulkan kekhawatiran terhadap krisis pangan
Masa tanggap darurat bencana kekeringan di Majalengka akan berakhir Selasa (31/10).
Untuk mengatasi kekeringan, sebagian petani bahkan harus merogoh uang untuk membeli air.
Bencana pertanian itu terjadi di tiga kecamatan.
Saat ini pihaknya masih rutin melakukan distribusi air bersih ke Kelurahan Argasunya. Hingga kini masyarakat di sana masih membutuhkan air bersih
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved