Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Terancam Gagal Panen akibat Kekeringan, Sawah di Sidoarjo Diasuransikan

Heri Susetyo
30/8/2023 11:20
Terancam Gagal Panen akibat Kekeringan, Sawah di Sidoarjo Diasuransikan
Ilustrasi sawah yang mengalami kekeringan.(ANTARA/DEDHEZ ANGGARA)

SAWAH seluas lima hektare milik petani atau Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Desa Sentul Kecamatan Tanggulangin, Sidoarjo yang mengalami kekeringan dan terancam gagal panen akan diasuransikan.

Petani di desa itu sebelumnya mengeluhkan lahan pertanian mereka yang terancam gagal panen. Hal tersebut dikarenakan kekeringan dan mereka kesulitan mendapatkan air.

"Tentu jika gagal panen pasti mereka merugi, oleh karena itu saya bersama BHS Peduli akan mendatangi bank BRI atau BNI untuk mengasuransikan lahan pertanian milik petani senagai antisipasi kerugian petani jika terjadi gagal panen," kata politikus Partai Gerindra Bambang Haryo Soekartono (BHS), Rabu (30/8).

Baca juga: Kekeringan di Jateng Meluas, 700 Desa Terdampak

Bambang yang pernah menjadi calon bupati Sidoarjo tersebut akan menanggung atau membayar biaya asuransi petani. Untuk satu hektare lahan pertanian asuransinya untuk petani sekitar Rp6 juta.

Selain mengasuransikan lahan pertanian, Bambang juga memastikan lahan pertanian di Desa Sentul teraliri air. Pihaknya akan menghubungi Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas untuk memastikan aliran air dari hulu masuk di area persawahan dengan membuka dam. Selanjutnya tim BHS Peduli juga akan mengirim dua pompa air portabel untuk membantu pengairan petani. 

"Sebelumnya Pak Wakil Bupati Subandi sudah melakukan langkah sigap dan alhamdulillah sudah ada yang teraliri air kembali. Nah ini sisanya ada lima hektare lahan pertanian yang belum teraliri air, maka sudah saya intruksikan tim BHS Peduli Senin (28/8) malam kemarin untuk mengirim dua pompa air. Saya minta lusa atau dua hari lagi sawah ini kembali becek dan sudah berlumpur," kata Bambang.

Bambang menambahkan, kebutuhan air dari semua lahan pertanian di Kabupaten Sidoarjo dapat terpenuhi bila ada manajemen air yang bagus, yaitu memanfaatkan sumber dari Dam Rolag Songo Kecamatan Tarik, Sidoarjo.

Baca juga: Kemarau Rusak Hasil Panen Petani Cabai Rawit

"Saya melihat sendiri, Dam Rolag Songo di Tarik debit airnya sangat cukup untuk mengairi seluruh lahan pertanian di Sidoarjo. Bahkan 10 atau 50 kali lipat sangat bisa jika melihat debit airnya seperti itu. Saya berani jamin mari kita hitung debitnya berapa meter kubik. Ini lah nanti yang akan kita dorong melalui BBWS dengan bantuan pemerintah tentunya," ujar Bambang.

Sementara itu Kepala Desa Sentul Ahmad Yani mengaku, area persawahan di desanya kerap alami kekeringan setiap tahunnya. Hal tersebut diakibatkan aliran air yang bersumber dari sungai kanal Porong sangat minim dengan debit air rendah.

Selain itu adanya pompa-pompa Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS) untuk mengisi kolam penampungan air dari lumpur Lapindo juga menjadi penghambat distribusi air di area persawahan Desa Sentul.

"Kalau debit air dari Kanal Porong atau Rolag Songo bisa terjaga, airnya sampai sini, insyaallah para petani bisa rutin panen satu tahun dua hingga tiga kali. Nah ini kan nanti kan dipasang pompa dari Pak Bambang, kapasitas tiga dim dan semoga sawah di sini kembali teraliri air," kata Ahmad Yani. (Z-6) 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Budi Ernanto
Berita Lainnya