Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Entaskan Kemiskinan dengan Tumbuhkan Koperasi

Budi Ernanto
25/7/2023 09:36
Entaskan Kemiskinan dengan Tumbuhkan Koperasi
Petani yang tegabung dalam Koperasi Petani Citra Kinaraya mencabut halma gulma di lahan penyilangan tanaman padi di Mlatiharjo, Demak.(ANTARA/ANDREAS FITRI ATMOKO)

Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Dardak mengungkapkan bahwa salah satu upaya mengentaskan kemiskinan ekstrem di provinsi itu, yakni dengan menumbuhkan koperasi di unit desa bagi para petani.

"Jenis koperasi paling banyak di Jawa Timur adalah koperasi para petani. Kita tahu bahwa di daerah yang dominan pertanian, di situ angka kemiskinan tinggi. Sehingga petani harus bisa mendorong nilai tambah melalui koperasi sebagai wadah," kata Wagub Emil seperti dilansir dari Antara.

Menurut dia, jika petani hanya menanam nilainya tidak banyak. Namun, jika dari pengemasan dan penjualan harus baik sehingga bisa menjual agar profit bisa kembali ke petani.

Pihaknya berharap, Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin) ikut memberikan pelatihan para petani agar dapat memberikan nilai tambah pada produk yang dihasilkan melalui koperasi yang dibentuk. Sehingga, keuntungan yang didapat dari dan untuk para petani.

Baca juga: Menteri Teten: Perlu Revolusi Mental Untuk Tingkatkan Citra Koperasi

"Jadi yang memiliki unit usaha bukan orang lain, tapi petani langsung. Sehingga ini bisa membantu kami di Pemprov Jatim untuk mengentaskan kemiskinan," kata dia.

Ia menambahkan, jumlah petani di daerah tersebut saat ini mencakup sepertiga dari angkatan kerja. Oleh karena itu, pihaknya terus mendukung pertumbuhan koperasi petani di Jatim. 

Mantan Bupati Trenggalek tersebut juga tak memungkiri, jika terdapat beberapa evaluasi utamanya untuk memaksimalkan koperasi sebagai salah satu cara mengentaskan kemiskinan di Jatim. Menurutnya, masih terdapat banyak kendala yang ditemukan pada koperasi-koperasi yang ada di tiap unit. Salah satunya masih banyaknya masyarakat yang ingin mengelola usahanya secara individu.

"Inilah tugas dari pemerintah dan Dekopin untuk mengumpulkan para petani agar membuat di hilirnya sendiri. Biasanya hasil pertanian yang mengumpulkan para tradernya (pengepul), sehingga beli putus," ujar dia.

Baca juga: Kalah Saing dengan Pinjol, 336 Koperasi di Tasikmalaya Berhenti Beroperasi

Pihaknya pun yakin jika dikelola dengan baik, maka pendapatan petani bisa lebih baik.

"Saya yakin masih ada ruang untuk membenahi tanpa mengkategorisasikan. Pekerjaan rumah ke depannya adalah bagaimana kelompok tani ini bisa diwadahi. Kemudian usaha hilirnya, seperti petani di Tuban misalnya. Mereka mendapatkan pemasukan dari panen sampai dijual semua dinikmati sendiri oleh petani," kata Emil. (Z-6)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Budi Ernanto
Berita Lainnya