PEMKAB Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta bertekad pada 2024 bisa menurunkan angka stunting 4% dari tahun ini.
Hal itu sampaikan Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo pada acara bertajuk Semesta Mencegah Stunting dengan kampanye #CukupDuaTelur yang diadakan di Kantor Kapanewon Minggir, Rabu (31/5).
Pada kesempatan tersebut Kustini juga membagikan telur kepada 12 masyarakat Kapanewon Minggir.
Baca juga: Pajanan Rokok Sebabkan Anak Alami Stunting
Kampanye #CukupDuaTelur merupakan program yang diluncurkan Badan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) guna menekan angka stunting. Pemilihan telur dalam program ini karena itu dianggap sumber protein hewani yang terbilang mudah didapatkan dan harganya terjangkau masyarakat.
Dengan upaya ini diharapkan dapat angka tengkes di Kabupaten Sleman yang saat ini di angka 6,8%.
"Kita juga perlu kolaborasi dari semua pihak. Keberadaan bapak asuh tengkes juga penting sekali. Bagi masyarakat yang mampu mari bersama-sama kita cegah tengkes dengan memenuhi asupan gizi bagi ibu
hamil dan bayi," kata Kustini.
Baca juga: Sumut Ingin Tekan Prevalensi Stunting Jadi 18%
Kepala Perwakilan BKKBN DIY Shodiqin menambahkan upaya pencegahan tengkes memerlukan sinergi dan kolaborasi dari berbagai stakeholder. Hal ini jelasnya sesuai Peraturan Presiden 72/2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting yang holistik, integratif, dan berkualitas melalui koordinasi, sinergi, dan sinkronisasi di antara pemangku kepentingan.
Ia juga menyampaikan stunting dapat dicegah dengan menghindari 4T, yakni terlalu terlalu muda usia pernikahan dan melahirkan, terlalu tua usia usia pernikahan dan melahirkan, terlalu dekat jarak waktu melahirkan dan terlalu banyak anak.
"Usia pernikahan untuk perempuan 21 tahun, dan 25 tahun untuk laki-laki. Dan untuk perempuan diatas usia 35 tahun lebih baik tidak melahirkan lagi. Adapun untuk jarak melahirkan antara 2 sampai 5 tahun. Sedangkan untuk jumlah anak yang kami sarankan dua anak cukup," jelasnya. (Z-6)