Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
Lembaga Panglima Laot Aceh mengungkapkan kapal yang mengangkut dan menurunkan 184 imigran Rohingya di pantai Aceh Timur langsung kabur.
"Betul, kapal kabur setelah menurunkan para imigran,” ujar Sekretaris Panglima Laot Aceh Miftach Tjut Adek di Banda Aceh, Senin (27/3).
Peristiwa kapal yang kabur setelah menurunkan imigran Rohingya sudah dua kali terjadi di Aceh. Kasus pertama terjadi di Aceh Barat Daya dengan total 21 imigran.
Baca juga: Pengungsi di RI Sulit Dapatkan Akses Pekerjaan dan Pendidikan Tinggi
“Yang kedua adalah kasus ini. Mereka bahkan diturunkan cukup jauh, harus berenang untuk ke pantai,” tuturnya.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Sebanyak 184 imigran Rohingya terdampar di Kuala Matang Peulawi, Kecamatan Peureulak, Aceh Timur. Senin. Mereka tiba di tempat itu setelah diturunkan dari sebuah kapal sekitar pukul 04.00 WIB.
Sebanyak 184 imigran Rohingya itu, terdiri atas 94 laki-laki, 70 perempuan dan 20 anak. Saat ini semua sudah dibawa dan diamankan ke Kompleks Masjid Raudhatul Jannah di Matang Peulawi.
Baca juga: Imigran Rohingya kembali Terdampar di Pantai Aceh Besar
Para imigran mengaku dipaksa turun oleh pemilik kapal. Padahal tujuan utama mereka adalah ke Malaysia.
"Tujuan kami mau ke Malaysia dari Myanmar. Kata pemilik, kami sudah sampai sehingga kami diminta segera turun," kata salah seorang imigran Rohingya, Ali.
Setelah itu, ia bersama seratusan pengungsi lainnya, termasuk anak-anak dan perempuan, akhirnya berenang ke daratan. Sedangkan, kapal yang membawa mereka langsung pergi.
"Saat itu kondisinya masih gelap. Kami semua berenang ke daratan untuk menyelamatkan diri hingga sampai ke tempat ini," tandasnya. (Ant/Z-11)
KEMENTERIAN Luar Negeri (Kemenlu) RI mengungkapkan bahwa sudah ada 58 warga negara Indonesia (WNI) yang terdampak operasi penindakan imigran di Amerika Serikat hingga saat ini.
PEMERINTAHAN Presiden Donald Trump tengah mendorong pelaksanaan deportasi massal dengan target ambisius yaitu mendeportasi satu juta imigran tanpa dokumen.
AKSI penggerebekan imigrasi oleh otoritas federal di berbagai titik di Los Angeles, Amerika Serikat, telah menyulut kecemasan luas di kalangan warga imigran.
Lebih dari 100 imigran ilegal dan lebih dari selusin anggota militer aktif ditahan setelah serangan terhadap sebuah klub malam bawah tanah di Colorado Springs.
Menteri Keamanan Dalam Negeri AS, Kristi Noem menyatakan AS memiliki hak hukum untuk menggunakan Kamp Tahanan Teluk Guantanamo untuk menahan migran ilegal.
Presiden Trump menandatangani memorandum yang mengarahkan pemerintah federal menyiapkan pangkalan Angkatan Laut AS di Guantanamo Bay, Kuba, menampung migran ilegal.
Nasir Djamil mengapresiasi keputusan Presiden Prabowo Subianto untuk mengambil alih sengketa 4 pulau antara Aceh dan Sumatera Utara (Sumut)
KETUA Forum Bersama (Forbes) DPR dan DPD RI asal Aceh, TA Khalid, mendesak Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian untuk segera mengembalikan empat pulau
KETUA Komisi II DPR RI Rifqinizamy Karsayuda mengingatkan Presiden Prabowo Subianto untuk hati-hati dalam menyelesaikan sengketa empat pulau antara Provinsi Aceh dan Sumut
Persoalan mengenai kepemilikan Pulau Mangkir Gadang, Mangkir Ketek, Lipan, dan Panjang sudah disepakati oleh mantan Gubernur Aceh dan Sumatra Utara pada 1992.
Sengketa empat pulau di wilayah Kabupaten Aceh Singkil yang diklaim sebagai bagian dari Sumut terus bergulir.
Penentuan batas wilayah empat pulau tersebut tak hanya didasarkan pada aspek geografis saja.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved