Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

Kasus DBD Di Kota Bandung Meningkat

Naviandri
09/11/2022 17:58
Kasus DBD Di Kota Bandung Meningkat
Ilustrasi(Medcom)

KASUS demam berdarah dengue (DBD) di Kota Bandung, Jawa Barat tahun ini meningkat dibanding 2021. Hingga Oktober, kasus DBD pada 2022 ini mencapai 4.363 kasus, lebih tinggi dibanding tahun lalu yang mencapai 3.743 kasus.

Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kota Bandung, Ira Dewi Jani di Bandung Rabu (9/11) mengatakan, angka DBD 2022 yang lebih tinggi  itu terlihat pada periode Januari-Juli. Kasus DBD sepanjang periode Januari-Juli 2022 berjumlah 3.982. Sementara itu, periode sama pada 2021, berjumlah 1.516.

"Agustus-Oktober, kasus pada 2022 lebih sedikit daripada periode sama pada 2021. Trennya menurun daripada periode sama pada 2021," jelasnya.

Menurut Ira, kasus DBD periode Agustus-Oktober 2022 sebanyak 381. Sementara 2021 pada periode sama mencapai 1.057. Dari pengamatan Dinkes 
Kota Bandung, kasus DBD tinggi saat musim hujan. Namun cuaca bukan  satu-satunya, masih ada faktor lainnya yang menimbulkan kasus DBD.

"Kecamatan Buahbatu menjadi wilayah dengan kasus terbanyak per Agustus 2022. Kami mengantisipasi kasus DBD dengan upaya pemberantasan tempat pengindukan nyamuk aedes aegypti, dan aedes albopictus sebagai vektor penyebaran virus penyakit itu kepada manusia," lanjutnya.

Ira meminta, masyarakat untuk waspada terhadap perkembangbiakan vektor virus penyebab DBD terhadap manusia tersebut. Gerakan satu rumah satu jumantik (G1R1J) juga harus benar-benar berjalan. Beriringan dengan itu, langkah 3M plus-menguras, mengubur, menutup, dan pemberian abate mesti selalu menjadi perhatian.

Sementara itu, Dinas Kesehatan (Dinkes) Jawa Barat (Jabar) mencatat  angka DBD di Jabar mencapai 27.010 kasus dari Januari-Agustus 2022. Dari data tersebut, dilaporkan sebanyak 241 kematian terjadi akibat DBD.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Jabar, Ryan Bayusantika Ristandi mengatakan, angka kasus DBD ini diprediksi akan terus meningkat. Penyebabnya karena saat ini wilayah di Jabar telah masuk musim penghujan.

"Kemungkinan tetap ada (penambahan jumlah kasus DBD), terutama kalau masih ada yang lalai tidak waspada terhadap adanya sarang nyamuk. Seperti tidak memperhatikan kebersihan situasi tempat tinggal atau tempat beraktivitas," ujarnya.

Menurut Ryan, dari data yang ada, ada 5 wilayah di Jabar tertinggi penyebaran DBD, yakni Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kota Bekasi, Kabupaten Sumedang dan Kota Tasikmalaya. Sedangkan 6 wilayah yang juga tertinggi angka kematian atas kasus DBD di Jabar, yakni  Kabupaten Bandung, Kota Tasikmalaya, Kabupaten Sumedang, Kota Bekasi, Kabupaten Karawang dan Kota Sukabumi.

"Saya meminta masyarakat untuk terus waspada dengan intensitas hujan yang makin meningkat di Jabar. Upaya 3M dengan sebagai pemberantasan sarang nyamuk (PSN) menurutnya, harus lebih digiatkan lagi oleh masyarakat di kondisi sekarang," jelasnya. (OL-15)
 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Widhoroso
Berita Lainnya