Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Banjir Rob Kembali Merendam Pantura Jateng

Akhmad Safuan
01/11/2022 10:35
Banjir Rob Kembali Merendam Pantura Jateng
Banjir rob di Desa Randusanga Kulon, Kec. Brebes, Kab. Brebes, Jateng.(MI/Supardji Rasban)

CUACA berawan hingga hujan ringan masih terjadi di beberapa daerah pantura Jawa Tengah memasuki awal bulan November ini, banjir air laut pasang (rob) kembali datang dan warga di wilayah pesisir mulai bersiaga.

Pemantauan Media Indonesia Selasa (1/11) cuaca di daerah pantura Brebes-Rembang, Jawa Tengah belum sepenuhnya bersahabat, sebagian besar daerah sejak pagi hingga siang berawan dan malam hari kembali turun hujan meskipun dengan intensitas ringan.

Bahkan banjir rob kembali datang merendam beberapa daerah seperti Pekalongan, Kendal, Semarang, Demak dan Jepara dengan ketinggian air 20-50 centimeter terutama di daerah pesisir dengan radius 1-3 kilometer dari bibir pantai.

"Kita kembali bersiaga, rob mulai datang terutama pada siang dan sore hari, khawatir meninggi dan tanggul sungai jebol lagi," kata Siswanto, 52, warga Sriwulan, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak.

Hal serupa juga diungkapkan Malkhan,58, warga Tugu, Demak air merendam ratusan rumah di desanya pada banjir bulan lalu belum sepenuhnya surut dan warga terpaksa hidup diatas gladak darurat, kini banjir rob kembali datang membuat warga kembali khawatir. "Kami sampai membuat tanggul di halaman rumah," imbuhnya.

Bupati Demak Eisti'anah mengatakan saat ini belum dapat berbuat banyak menghadapi rob yang menjadi langganan di beberapa kecamatan, namun selesainya pembangunan tol Semarang-Demak nanti diharapkan akan mengurangi tob Demak bagian barat.

Rob di Pekalongan juga masih terjadi, pembangunan tanggul laut yang belum selesai menjadikan beberapa wilayah bagian utara daerah ini kembali terendam banjir air laut pasang, meskipun tidak setinggi sebelumnya namun telah membuat beberapa wilayah tergenang.

Wali Kota Pekalongan Achmad Afzan Arslan Djunaid mengatakan berbagai upaya telah ditempuh untuk mengatasi banjir di daerah ini, baik itu akibat tingginya intensitas hujan maupun air laut pasang.

Selain percepatan pembangunan tol laut yang kini sedang digarap, juga dilakukan peninggian tanggul serta normalisasi sungai. "Kita juga telah siapkan ratusan pompa air untuk mengurangi genangan," imbuhnya.

Karena menjadi daerah langganan banjir, Dinas Pendidikan Kota Pekalongan mulai tahun depan akan penerapan kurikulum muatan lokal (mulok) kebencanaan untuk  pembelajaran di tingkat sekolah dasar (SD).

"Kita telah melakukan kajian, mulok kebencanaan bakal diajarkan di SD, agar pelajar tidak pasif, apatisvdan paham apa yang harus dilakukan dalam menghadapi perkembangan perkotaan yang semakin kompleks," ujar Kepala Dinas Pendidikan Kota Pekalongan Zainul Hakim.

Potensi kebencanaan yang bisa terjadi kapan saja di Kota Pekalongan, lanjut Zainul Hakim, seperti  permasalahan banjir dan rob, sungai yang dipenuhi limbah, sampah dan sebagainya. (OL-13)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Muhamad Fauzi
Berita Lainnya