Headline

RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian

Fokus

Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.

Ekspor Menggeliat, Khofifah Terima Penghargaan Primaniyarta

Mediaindonesia.com
20/10/2022 14:35
Ekspor Menggeliat, Khofifah Terima Penghargaan Primaniyarta
Penerima penghargaan Primaniyarta(Antara)

GUBERNUR Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menerima penghargaan Primaniyarta kategori Kepala Daerah pendukung ekspor dari Kementerian Perdagangan (Kemendag) Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional.

Penghargaan itu diserahkan Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan kepada Khofifah bertepatan dengan acara pembukaan Trade Expo Indonesia ke- 37 yang dibuka secara langsung Presiden Joko Widodo di Hall Nusantara Indonesia Exhibition (ISE) BSD City, Tangerang, Rabu, (19/10).  

"Terima kasih seluruh eksportir Jawa Timur yang terus bergerak. Pemprov Jawa Timur terus mendorong dan memfasilitasi agar ekspor dari Jatim terus bergeliat. Semoga mempercepat kebangkitan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat," ujar Khofifah.

Primaniyarta merupakan penghargaan tertinggi yang diberikan oleh pemerintah kepada eksportir dan kepala daerah pendukung ekspor yang dinilai paling berprestasi di bidang ekspor.

Tercatat, ada tujuh kategori penghargaan yang diserahkan, antara lain eksportir pengembang pasar baru, eksportir digital, eksportir produk berkelanjutan, eksportir produk inovatif, eksportir produk industri manufaktur, eksportir produk halal dan fesyen muslim. Kemudian, kategori eksportir pemula serta kepala daerah pendukung ekspor. 

Penghargaan ini, kata Khofifah akan mampu menjadi lokomotif pendorong dan motivator bagi para eksportir Indonesia serta pelaku usaha lainnya untuk terus meningkatkan kuantitas dan kualitas produk ekspornya. 

"Tentu dengan penghargaan ini, akan semakin melecut semangat eksportir Indonesia khususnya di Jawa Timur untuk ikut membangun perekonomian bangsa," ujarnya. 

Lebih lanjut Khofifah menegaskan bahwa dalam upayanya mendorong kualitas dan kuantitas ekspor Jatim, ada sejumlah langkah yang telah dilakukan. Salah satunya melalui pendirian Rumah Kurasi yang dilakukan bersama dengan Bank Indonesia. Dalam Rumah Kurasi tersebut dilakukan banyak upaya dalam meningkatkan kuantitas dan kualitas ekspor.

“Dari segi kuantitas produk ekspor kita dorong dengan membantu produk UMKM juga bisa melakukan ekspor. Namun kualitasnya juga kita standarisasi dengan sistem kurasi agar berdaya saing dan sesuai dengan pasar negara tujuan,” tegasnya.

Demikian pula, untuk eksportir dalam skala besar. Pemprov Jatim terus berupaya membantu dan memfasilitas pembukaan pasar yang semakin luas dengan negara-negara yang potensial dijadikan pasar tujuan sesuai dengan bidang yang dibutuhkan. 

Penghargaan Primaniyarta yang diterima Pemerintah Provinsi Jawa Timur, serta beberapa eksportir asal Jatim, dikatakan Khofifah, perlu dipertahankan sekaligus ditingkatkan. Salah satunya, lewat kolaborasi bisnis yang dapat memperluas jaringan usaha agar dapat memberikan perubahan positif. 

Menurutnya, perdagangan ekspor ke luar negeri akan terus didorong dari berbagai sektor dan komoditas. Dengan kata lain, tidak hanya sektor perikanan, pertanian dan pengolahan, UMKM juga harus didorong lebih maju dari kualitas produknya. 

"Ekspor akan terus kita dorong. Untuk itu penguatan daya saing dan suplai terus dikuatkan. Termasuk sektor UMKM juga kita melalui banyak hal, salah satunya melalui rumah kurasi," jelasnya. 

Sebagai informasi, berdasarkan data Disperindag Jatim, total nilai ekspor Jatim Januari hingga Juni 2022 tembus USD11,91 Miliar. Komoditas ekspor non migas Jatim tertinggi adalah tembaga USD988,53 juta, kemudian disusul ekspor produk lemak dan hewan nabati senilai USD 977,8 juta, lalu ekspor kayu dan barang dari kayu senilai USD 958,8 juta, perhiasan senilai USD958,8 juta, dan bahan kimia organik senilai USD 696,4 juta. Dengan negara tujuan ekspor tertinggi dari Jatim adalah negara Amerika Serikat, Jepang dan Tiongkok. 

"Alhamdulillah ekspor kita terus menggeliat. Hasil ini semakin menegaskan semangat Optimis kita untuk Jawa Timur Bangkit," pungkasnya.

Sebelumnya Presiden Jokowi mengajak seluruh masyarakat bersyukur bahwa di tengah krisis global dan resesi, ekonomi negara Indonesia di kuartal kedua masih tumbuh 5,44%. Menurutnya, Indonesia termasuk negara yang memiliki pertumbuhan ekonomi paling tinggi di antara negara-negara G20 maupun negara-negara lainnya.

"Termasuk inflasi pada Agustus masih bisa dikendalikan di angka 4,6, serta kuartal II di angka 4,9%. Tapi karena kenaikan BBM kemarin inflasi naik sedikit di angka 5,9% masih bisa kita kendalikan. Tolong nanti dibandingkan inflasi kita dengan negara lain, serta pertumbuhan ekonomi kita dibandingkan dengan negara lain," urainya.

Selanjutnya, Jokowi berterima kasih karena dukungan berbagai pihak termasuk para kepala daerah, neraca perdagangan terus mengalami surplus. Bahkan seperti yang disampaikan Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan mulai Januari sampai September surplus mencapai USD39,8 miliar.

"Negara kita harus tetap optimis namun juga tetap waspada dan hati-hati karena badainya itu sulit dihitung, sulit diprediksi, sulit dikalkulasi akan menyebar sampai ke mana imbasnya ke kita seperti apa," tegasnya. 

Minggu lalu, lanjut Jokowi, managing IMF Kristalina mengungkapkan, ada 16 negara sudah menjadi pasiennya IMF. Sedangkan 28 negara antri di depan IMF. Meski begitu, Kristalina mengatakan indonesia adalah titik terang di antara kesuraman ekonomi dunia. Bagi pihaknya, pesan itu sangat bagus sehingga kepercayaan global terhadap indonesia akan semakin baik. 

"Sekali lagi kita wajib bersyukur karena pertumbuhan ekonomi kita masih di angka 5,44%. Dan saya meyakini di kuartal ketiga kita juga masih tumbuh diatas 5 atau di atas 5,44. Sebab, angka neraca dagang kita bulan lalu masih surplus 5,7, kredit tumbuh 10,7%, indeks kepercayaan konsumen masih di angka 124,7%. Semuanya masih pada kondisi yang baik," pungkas mantan Wali Kota Solo itu. (Ant/OL-8)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Polycarpus
Berita Lainnya