Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Peneliti: Pergeseran Tanah di Bojongkoneng Bisa Menjebloskan Bangunan

Mediaindonesia.com
27/9/2022 22:22
Peneliti: Pergeseran Tanah di Bojongkoneng Bisa Menjebloskan Bangunan
Seorang anak melintas di jalan terbelah akibat pergerakan tanah di Bojongkoneng, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat (16/9).(ANTARA/Yulius Satria Wijaya)

PENELITI Bumi Madya pada Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Agus Budianto menyebutkan bahwa pergeseran tanah di Bojongkoneng, Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, berpotensi merobohkan hingga menelan bangunan.
 
"Ancamannya bukan hanya bangunan roboh, tapi bisa jeblos ke dalam, dan itu membahayakan," katanya di Cibinong, Bogor, Selasa (27/9).
 
Menurutnya, bencana pergeseran tanah yang sempat merusak beberapa bangunan dan jalan desa pada Rabu (14/9) itu diakibatkan longsor tipe rayapan tanah.
 
"Kita melihat adanya fondasi dari batuan tanah yang bergerak, dan kita menemukan adalah lapisan lempung di situ. Nah lapisan lempung itulah yang merupakan bidang yang gelincir yang ada di sana," katanya.
 
Agus menjelaskan, ketika vegetasi di wilayah Bojongkoneng hilang, maka air hujan dengan intensitas deras dapat membuat permukaan tanah menjadi jenuh.
 
"Air bergerak dengan mudah dan membawa lapisan tanah di bawahnya yang didasari lapisan lempung," kata dia.


Baca juga: BPBD Paparkan Hasil Investigasi Pergerakan Tanah di Bojongkoneng

 
Oleh karena itu, ia mengimbau masyarakat agar menghindari zona-zona tanah yang sudah mengalami retakan, karena ancamannya bukan hanya membuat bangunan roboh, melainkan juga membuat ambles tanah.
 
Hasil pengamatan yang ia lakukan, kedalaman amblesan berbeda di masing-masing lokasi. Di pinggiran, kedalaman amblesan sekitar satu meter. Ada juga yang amblesnya mencapai kedalaman 1,5 m.
 
"Kalau kita lihat di jalan itu kan bervariasi, ada setengah meter tapi retaknya masif, dan itu membahayakan. Dalamnya merupakan kawasan
lembah cekungan, zona aliran air yang berarah utara selatan," tuturnya.
 
Sebelumnya, Plt Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari menyebutkan, pergerakan tanah di Bojongkoneng mengakibatkan 278 KK atau 1.020 jiwa terdampak.
 
Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor per Selasa (20/9) pukul 10.20 WIB, ada sebanyak 246 unit rumah terdampak. Sedikitnya, sembilan unit rumah mengalami rusak berat dan 73 unit rumah rusak sedang. Selanjutnya, satu unit fasilitas pendidikan dan musala juga terdampak.
 
Kemudian, ruas jalan Kampung Curug sepanjang 1 km juga mengalami kerusakan sehingga tidak dapat dilewati semua jenis kendaraan. (Ant/OL-16)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya