Headline

Tingkat kemiskinan versi Bank Dunia semakin menjauh dari penghitungan pemerintah.

Fokus

Perluasan areal preservasi diikuti dengan keharusan bagi setiap pemegang hak untuk melepaskan hak atas tanah mereka.

Sarana Jalan Minimalis, Desa Wisata di Jateng Sepi Pengunjung

Akhmad Safuan
16/9/2022 10:50
Sarana Jalan Minimalis, Desa Wisata di Jateng Sepi Pengunjung
Desa wisata yang menjual wisata tebing breksi, Sleman.(dok.ant)

BANYAK bermunculan desa wisata, di Jawa Tengah sayangnya tidak diimbangi sarana dan prasarana memadai. Akibatnya berbagai obyek wisata sepi pengunjung dan akhirnya tutup dan dibiarkan terbengkalai.

Membangun obyek wisata bukan pekerjaan mudah, hingga saat ini desa wisata di Jawa Tengah tercatat mencapai 700-an. Namun, tidak semuanya berjalan sesuai harapan karena tidak sedikit desa wisata yang sulit berkembang dan bahkan akhirnya mati karena tidak ada pengunjung yang datang.

Dukungan alam dan potensi wisata yang mencukupi tidak menjamin keberhasilan dalam pengembangan desa wisata, kesiapan sumber daya manusia (SDM) bidang kepariwisataan yang memadai, tingkat profesional dalam pengelolaan yang mumpuni ditambah dukungan sarana prasarana menjadi faktor penting.

Salah satunya adalah lereng Pegunungan Ungaran di sisi utara, potensi cukup besar untuk mengembangkan desa wisata hingga saat ini belum berkembang cukup baik, sebut saja di Kecamatan Limbangan, Kabupaten Kendal, potensi alam yakni lembah, pegunungan, perkebunan teh dan kopi, air terjun serta bumi perkemahan cukup berlimpah.

Namun tidak semua desa wisata dapat berkembang dengan baik karena faktor sarana jalan menuju ke lokasi obyek wisata memadai, selain jalan sempit yang berkelok dengan tanjakan dan turunan curam, juga tidak mulus sehingga hanya kendaraan berukuran kecil dan sepeda motor yang dapat melintas.

"Banyak wisatawan enggan datang, karena kondisi jalan menuju obyek wisata sulit dilintasi, meskipun sebenarnya obyek tersebut sangat menarik," ujar Safari,45, penggiat wisata di Kabupaten Kendal.

Salah satu contoh di puluhan desa wisata yang saat ini bermunculan dengan potensi alam cukup bagus di sepanjang jalur Limbangan (Kendal)-Sumowono (Semarang), tetapi karena ruas jalan menuju ke arah tersebut cukup berat dan tidak dapat dilintasi kendaraan besar menjadikan berbagai obyek wisata sepi pengunjung.

Di Kecamatan Limbangan, Kabupaten Kendal hingga Kecamatan Sumowono, Kabupaten Semarang berbagai obyek wisata telah dikembangkan seperti Kampung Jowo Sekatul, Bukit Djaro Kedaton, Wisata Alam Gubug Lereng Merangan, Pesona Watusumong, Curug Klenting Kuning, Air Terjun Citro Arum, Air Terjun Tujuh Bidadari, Lembaga Nirwana dan lainnya sepi pengunjung.

Namun tidak berarti semua desa wisata mati, di jalur menuju perkebunan teh Medini lebih bisa hidup karena ruas jalan menunu ke berbagai obyek wisata cukup memadai, kreativitas warga tergabung dalam kelompok sadar wisata (Pokdarwis) juga menjadi kunci keberhasilan mengundang datangnya

Di lereng Pegunungan Ungaran ini, selain menyajikan berbagai obyek wisata alam juga banyak potensi wisata menarik, dari mulai pemandian air panas alam, perkebunan, bumi perkemahan hingga air terjun serta udara yang sejuk serta pemandangan alam pegunungan cukup indah.

Kreatifitas Pokdarwis juga mempunyai peranan besar, seperti dilakukan Pokdarwis Gunungsari Budoyo dengan memanfaatkan obyek wisata kebun teh Medini, Kecamatan Limbangan dikembangkan warung kopi yang cukup menarik, yakni menggunakan produk kopi lokal disajikan dengan cita rasa berbeda.

Minimnya penerangan di kawasan itu bukan menjadi kendala, dengan memanfaatkan sumber air mengalir dari pegunungan dikembangkan pembangkit listrik tenaga mikro hidro hingga mampu mendapatkan daya listrik mencapai 1.000 watt yang mampu menerangi jalan dan warung wisata.

"Awalnya pembuatan pembangkit mikro hidro secara sederhana untuk memenuhi kebutuhan penerangan jalan menuju obyek wisata, tetapi kini lebih besar setelah mendapatkan bantuan mesin pembangkit," ujar Wahyudi, ketua Pokdarwis.

Bupati Kendal Dico M Ganinduto secara terpisah mengatakan memenuhi kebutuhan warga dan kemajuan wilayah Limbangan tersebut, saat ini sedang dilaksanakan pembangunan jalan sepanjang 2,8 kilometer yang menghubungkan Kecamatan Singorojo-Limbangan. Anggaran melalui dana alokasi khusus (DAK) sebesar Rp7 miliar, diharapkan menjadi bagian dari penyelesaian sisa 13 persen jalan kabupaten yang belum tertangani.

"Ditargetkan pembangunan ruas jalan tersebut selesai pada November mendatang," imbuhnya. (OL-13)

Baca Juga: Awas, Pasien DBD Meningkat di Pantura Jawa Tengah



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Muhamad Fauzi
Berita Lainnya