Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
KASUS penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan terna di Purbalingga, Jawa Tengah (Jateng) melandai. Apalagi, tingkat kesembuhan ternak yang terinfeksi PMK mencapai 95%.
Kepala Dinas Pertanian (Dinpertan) Purbalingga Mukodam mengatakan ternak yang suspek PMK di Purbalingga sebagian besar sembuh. "Di Purbalingga, tingkat kesembuhan yang tinggi yakni 90%-95%. Angka tersebut merupakan angka yang cukup bagus dikarenakan saat ini Jateng dengan tingkat kesembuhan masih sekitar 80," jelasnya, Minggu (28/8).
Menurutnya, tingginya tingkat kesembuhan dikarenakan para peternak di Purbalingga sudah memahami PMK. PMK ini berasal dari virus yang dapat ditanggulangi dengan upaya pencegahan. Antara lain dengan peningkatan sanitasi kandang, pembatasan mobilitas petugas kandang.
"Kemudian kebersihan kandang, kebersihan peralatan kandang dan isolasi mandiri bagi ternak yang baru datang dengan mengantongi surat kesehatan," ujarnya.
Mukodam mengatakan dinas memberikan disinfektan secara rutin agar sanitasi kandang terjaga dengan baik. Peningkatan kualitas pakan untuk meningkatkan daya tahan ternak yang dipelihara juga sangat penting agar ternak selalu terjaga dari PMK. "Ramuan tradisional seperti gula merah, jeruk nipis, jeruk lemon, sereh wangi, bawang putih dan kunyit sebagai peningkat daya imunitas ternak," jelasnya.
Terkait kasus kematian ternak di Desa Sokanegara Kecamatan Kejobong, Mukodam mengatakan karena terindikasi keracunan pada pakan rumputnya yang terkena herbisida. Peternak mengambil rumput dari ladang milik perorangan yang baru disemprot menggunakan herbisida.
"Kejadian ini menjadi catatan bagi kita agar para pemilik lahan membudayakan jika telah menggukan pestisida atau herbisida dan sejenisnya bisa menginformasikan ke peternak. Yakni dengan membuat tulisan rumput ini baru di semprot agar orang lain tahu bahwa tanaman tersebut sudah di semprot sehingga tidak diambil rumputnya," jelas dia. (OL-15)
Menjelang perayaan Idul Fitri 2025, Kementerian Pertanian (Kementan) memastikan upaya pengendalian penyakit mulut dan kuku (PMK) tetap berjalan optimal di seluruh Indonesia
Sapi yang terjangkit PMK dan mulai berangsur membaik terdapat di Pangkalpinang dan Kabupaten Bangka
Dinas PKH juga mengimbau para peternak untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap berbagai penyakit yang rentan menyerang hewan ternak saat musim hujan.
Saat ini realisasi vaksinasi PMK ternak sapi milik petani sudah mencapai 3.173 dosis atau 79,3 persen dari target 4.000 dosis vaksin.
Cuaca ekstrem berisiko mempercepat penyebaran PMK serta penyakit lain seperti Septicaemia Epizootica atau sapi ngorok dan Jembrana.
Jumlah kasus PMK dari Desember 2024 sampai 23 Januari 2025 sebanyak 28.725 ekor sapi dan yang mati 858 ekor di 18 provinsi.
Kunjungan PDHI sekaligus menjadi bentuk dukungan terhadap upaya deteksi dini penyakit mulut dan kuku (PMK) yang tengah diwaspadai menjelang Iduladha.
Menyambut Hari Raya Idul Adha 1446 H/2025 M, Kementerian Pertanian (Kementan) memperketat pengawasan kesehatan hewan kurban.
Pemerintah daerah diminta aktif melaporkan hasil pemeriksaan hewan, baik sebelum (antemortem) maupun sesudah pemotongan (postmortem), melalui aplikasi iSIKHNAS.
JELANG Hari Raya Idul Adha, Pemkab Tuban, Jatim, meningkatkan pengawasan mobilitas ternak antarprovinsi.
Pemkab Bandung Barat membentuk Satgas Penanganan PMK yang terdiri dari unsur pemerintah, TNI, Polri, asosiasi peternakan, dan sektor swasta.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved