Headline
Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.
Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
TEMUAN kasus ternak terpapar Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Riau meningkat. Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Riau memperketat pengawasan lalu lintas hewan, produk hewan, serta media pembawa penyakit lainnya di pos pemeriksaan.
Kepala Bidang (Kabid) Kesehatan Hewan Dinas PKH Riau Faralinda Sari mengatakan, dalam pengawasan lalulintas hewan tersebut pihaknya melibatkan kepolisian, TNI, Badan Karantina Indonesia, Dinas Perhubungan, dan asosiasi peternak untuk memperkuat langkah ini.
“Dengan sinergi ini, diharapkan ancaman penyakit pada hewan ternak dapat ditekan, sehingga menjaga keberlangsungan peternakan di Riau,” kata Fara, Sabtu (1/2).
Selain itu, pihaknya juga mengimbau kepada masyarakat jika hewan ternaknya mengalami gejala yang mencurigakan dan mengarah kepada PMK. Untuk dapat segera melaporkan kepada petugas kesehatan setempat.
"Peternak diminta segera melaporkan gejala mencurigakan pada ternak mereka agar penanganan dapat dilakukan sedini mungkin," ujarnya.
Selain itu, lanjutnya, Dinas PKH juga mengimbau para peternak untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap berbagai penyakit yang rentan menyerang hewan ternak saat musim hujan yang disertai banjir di Riau. Ia menjelaskan bahwa cuaca ekstrem seperti hujan deras dan banjir meningkatkan risiko penyebaran PMK.
"Saat ini, kasus PMK di Riau terus meningkat. Awalnya hanya dua kasus di Kampar, tetapi kini sudah menyebar ke sejumlah wilayah lain di Riau dengan total 60 kasus," ujarnya.
Upaya lain yang dilakukan pihaknya yakni dengan menggalakkan vaksinasi hewan ternak, termasuk pemberian ring vaksinasi dalam radius 3 kilometer dari titik kasus.
"Proses vaksinasi ini dimulai dari desa yang masih bebas dari kasus, dengan prioritas pada sapi dan kerbau. Selain itu, vaksinasi juga direncanakan berlangsung dalam dua gelombang: Januari-Maret dan Juli-September 2025, sejalan dengan program bulan vaksinasi PMK," pungkasnya.(H-2)
Kementerian Pertanian memastikan akan terus menggenjot vaksinasi penyakit mulut dan kuku (PMK) sebagai langkah strategis pengendalian PMK.
Penyuntikan 33.525 dosis vaksin diprioritaskan untuk sapi, karena hewan ternak sapi yang paling banyak terjangkit PMK.
Vaksin ini diharapkan dapat mempercepat program vaksinasi bagi hewan ternak, mengingat pentingnya menjaga kesehatan sapi, kambing, dan domba, jelang Idul Adha
vaksinasi lebih diprioritaskan untuk sapi betina karena perannya yang penting dalam pengembangbiakan hewan ternak.
Kementerian Pertanian mendistribusikan 652.300 dosis vaksin PMK ke 38 kabupaten/kota di Jawa Timur sebagai bagian dari strategi nasional pengendalian penyakit mulut dan kuku.
Kementerian Pertanian (Kementan) mendistribusikan 652.300 dosis vaksin penyakit mulut dan kuku (PMK) ke 38 kabupaten/kota di Jawa Timur.
Menjelang perayaan Idul Fitri 2025, Kementerian Pertanian (Kementan) memastikan upaya pengendalian penyakit mulut dan kuku (PMK) tetap berjalan optimal di seluruh Indonesia
Sapi yang terjangkit PMK dan mulai berangsur membaik terdapat di Pangkalpinang dan Kabupaten Bangka
Saat ini realisasi vaksinasi PMK ternak sapi milik petani sudah mencapai 3.173 dosis atau 79,3 persen dari target 4.000 dosis vaksin.
Cuaca ekstrem berisiko mempercepat penyebaran PMK serta penyakit lain seperti Septicaemia Epizootica atau sapi ngorok dan Jembrana.
Jumlah kasus PMK dari Desember 2024 sampai 23 Januari 2025 sebanyak 28.725 ekor sapi dan yang mati 858 ekor di 18 provinsi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved