Headline

RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian

Fokus

Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.

Ibu Kota Jabar jadi Dipindah ke Tegalluar, Walini atau Segitiga Rebana, Ini Kata Kang Emil

Naviandri
10/8/2022 18:10
Ibu Kota Jabar jadi Dipindah ke Tegalluar, Walini atau Segitiga Rebana, Ini Kata Kang Emil
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.(dok.mi)

WACANA pemindahan pusat Pemerintahan Provinsi (Pemprov) Jawa Barat (Jabar) dari Kota Bandung masih menunggu kepastian pembangunan stasiun Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB). Selama ini diketahui, dua kawasan yang menjadi opsi sebagai tempat pemindahan pusat pemerintahan tersebut memang terkait dengan pengembangan kawasan baru yang juga ditopang infrastruktur transportasi KCJB.

"Dua daerah tersebut adalah Tegalluar-Gedebage di Kabupaten dan Kota Bandung, kemudian Kota Baru Walini di Kabupaten Bandung Barat. Namun hingga kini, wacana pemindahan pusat pemerintahan ini masih dalam tahap kajian," kata Gubernur Jabar, Ridwan Kamil, Selasa (10/8).

Menurut kang Emil, sapaan gubernur, saat ini semuanya masih kajian, sambil menunggu kejelasan kereta cepat. Kalau dulu narasi-narasi itu ada di rute sekarang ada, yakni Walini belum pasti ada stasiun ada pertimbangan.

Sebelumnya, kang Emil juga pernah mengatakan akan mulai mengkaji rencana kepindahan pusat pemerintahan Jabar dari Kota Bandung pada 2020 lalu. Hal tersebut, katanya, sudah diatur dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Jabar yang disahkan bersama DPRD Jabar pada 2019. Pada dasarnya, Kota Bandung sama dengan Jakarta yang sudah terlalu padat untuk ukuran pusat pemerintahan.

"Pada dasarnya, secara fisik Kota Bandung juga sama seperti Jakarta, sudah tidak cocok lagi menjadi pusat peemrintahancontohnya, kantor pemerintahan menyebar. Masih terpisah-pisahnya kantor pemerintahan Pemprov Jabar di berbagai sudut di Kota Bandung membuat roda pemerintahan tidak produktif. Hal ini akhirnya membutuhkan mobilitas tinggi yang juga memakan waktu," terangnya.

Menurut gubernur, semua kemungkinan terkait perpindahan pusat pemrintahan provinsi butuh kajian yang memdalam. Pihaknya akan menilai lokasi yang minim risiko, dari mulai masalah aksesibilitas, tingkat ekonomi, ketersediaan air dan lain-lain.

Pengkajian Mendalam

Sebelumnya wacana pemindahan pusat pemerintahan baru Pemprov Jabar prosesnya terus berlangsung sejak diwacanakan kembali pada 2019. Proses tersebut masih dalam tahap kajian di Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Jabar. Kajian di Bappeda ini belum tuntas karena usulan lokasi pemerintahan baru cukup banyak. Tidak hanya diusulkan didirikan di Kota Baru Walini di Kabupaten Bandung Barat, Tegalluar di Kabupaten Bandung, dan kawasan Cirebon Raya, usulan lokasi lain pun masih bermunculan.

Hasil kajian awal Dinas Perumahan dan Pemukiman Provinsi Jabar menyatakan bahwa lahan yang diperlukan untuk membangun pusat pemerintahan baru sekitar 108 hektare. Lahan tersebut nantinya digunakan untuk gedung perkantoran, sarana dan prasarana, perumahan ASN, serta
sarana dan prasarana ASN.

Merujuk pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2012 Tentang Pedoman Pemberian Nama Daerah, Pemberian Nama Ibu Kota, Perubahan Nama Daerah, Perubahan Nama Ibu Kota, Dan Pemindahan Ibu Kota, pemindahan pusat pemerintahan dapat dilakukan apabila daya dukung wilayah ibu kota terbatas.

Rencana pemindahan pusat peemrintahan Provinsi Jabar dinilai sudah melalui proses dan kajian komprehensif. Demikian juga dengan tiga kandidat pusat pemerintahan baru, yakni Tegalluar, Walini dan Segitiga Rebana. Urgensi pemindahan adalah tuntutan peningkatan kinerja pelayanan
pemerintah kepada masyarakat, hal itu sangat tergantung dari koordinasi antar-OPD se-Jabar. Alasan mendasar efektivitas dan efisiensi pelayanan, mengingat lokasi kantor Pemerintahan Jabar masih terpisah.

Selain itu, adanya keunggulan konektivitas kawasan, dengan adanya pembangunan Kereta Cepat, BIJB, Tol Cipali, Tol Cisumdawu, dan kini Tol Gebedage-Cilacap. Selain efektivitas dan efisiensi, pemindahan dilatarbelakangi untuk mengurangi beban Kota Bandung. Dengan memindahkan pusat peemrintahan, Jabar juga akan memiliki  kota baru yang berkualitas, modern dan berkelanjutan.

Rencana pemindahan pusat peemrintahan Jabar sudah ada sebelum masa kepemimpinan Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum. Hal itu diwujudkan dengan adanya kajian Pusat Pemerintahan Walini yang dilakukan oleh Dinas Perumahan dan Pemukiman (Disperkim) Jabar. Bappeda Jabar sendiri sudah mengkaji ketiga derah tersebut dengan mempertimbangkan sejumlah aspek. Mulai dari daya dukung lingkungan dan lahan, sosial, serta hukum. (OL-13)

Baca Juga: Bima Arya Setop Pembangunan Masjid Imam bin Hambal, Ini ...

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Muhamad Fauzi
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik