Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
KEPOLISIAN Daerah (Polda) Jawa Barat (Jabar) bergerak cepat dalam menangani kasus perundungan bocah setubuhi kucing yang terjadi di Tasikmalaya, yang mengakibatkan depresi hingga meninggal dunia. Terkait kasus ini belasan saksi diperiksa untuk mendalami kasus tersebut.
"Tim sudah turun untuk melakukan pemeriksaan-pemeriksaan terhadap beberapa saksi. Termasuk beberapa orang yang diperkirakan ada di tempat pada saat kejadian tersebut," kata Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Ibrahim Tompo, di Mapolda Jabar, Jumat (22/7).
Ibrahim mengatakan total ada 15 saksi yang sudah diperiksa. Pemeriksaan berkaitan dengan peristiwa perundungan terhadap bocah tersebut. "Kita sudah melakukan pemeriksaan kurang lebih sekitar 15 orang untuk dimintai keterangan," jelasnya.
Ke-15 orang yang diperiksa tersebut termasuk keluarga korban. Namun, permintaan keterangan baru sebatas tahap awal."Termasuk keluarga korban yang diperiksa, tapi kita baru memeriksa dalam tahap interogasi saja," ujarnya.
Dalam penanganan kasus ini, polisi berhati-hati. Sebab, baik korban maupun pelaku masih anak-anak."Memang kita harus hati-hati untuk melihat proporsi untuk menangani permasalahannya, apalagi kita tahu yang melakukan bully ini juga anak-anak," tambahnya.
Orang tua korban kemudian mengadu ke Komisi Perlindungan Anak Daerah (KPAID) Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. Lalu KPAID Kabupaten Tasikmalaya, secara resmi melaporkan kasus ini ke Polres Tasikmalaya.
"Dalam pelaporan ini kami tidak bersama orangtua korban TT, 39, karena bersangkutan tidak mememungkinkan bisa hadir mengingat kondisinya yang masih berduka," kata Ketua KPAID Kabupaten Tasikmalaya, Ato Rinanto.
Seperti diketahui, kisah bocah kelas enam SD di Singaparna Tasikmalaya, FH (11) berakhir tragis. Ia mendapatkan perundungan ekstrem oleh rekan sebayanya, hingga berujung depresi dan meninggal dunia.
Hingga kini, kabar meninggalnya murid SD kelas 6 itu kian memantik perhatian publik, lantaran dilatarbelakangi oleh masalah yang cukup serius. FH dikabarkan mengalami depresi usai dirundung oleh teman sebayanya. Ia dipaksa untuk menyetubuhi kucing dan tindakan tidak senonoh itu direkam kemudian disebarluaskan di media sosial.
Depresi Turunkan Daya Tahan Tubuh
Buntut tindakan bully itu, video perundungan itu viral, kemudian mengakibatkan FH trauma dan mengalami penurunan kondisi psikis, depresi hingga meninggal dunia. Sebelum meninggal dunia, korban yang merupakan warga Kecamatan Singaparna itu, sempat mendapatkan perawatan intensif di
RS Singaparna Medika Citrautama (SMC).
Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan RS SMC dr Adi Widodo, mengatakan orang tua korban membawa FH ke rumah sakit Sabtu, (16/7), sekitar pukul 19.00 WIB lantaran sang anak mengalami demam serta tidak sadarkan diri.
"Dari keterangan orangtuanya saat membawa pasien, anaknya itu satu hari sebelum dibawa ke sini sudah tidak sadarkan diri. Keluarga korban juga menjelaskan, bahwa sang anak sudah sakit selama satu minggu di rumahnya dengan kondisi demam dan lemah. Bahkan kondisi kesehatan korban
kian diperparah dengan tidak bisanya makanan dan minuman masuk ke dalam tubuh FH," terang Widodo.
Menurut Widodo, setelah dilakukan serangkaian pemeriksaan, dari hasil diagnose medis yang menjadi penyebab FH meninggal dunia, yakni adanya komplikasi tifoid yang menyerang ke otak. Sementara itu, suspect episode depresi atau gangguan kejiwaan yang diakibat faktor internal karena komplikasi demam atau faktor eksternal.,
Namun pihaknya belum bisa menindaklanjuti, lantaran pasien belum bisa ditanya oleh spesialis kejiwaan. Suatu penyakit bisa disebabkan dari gangguan kejiwaan, ataupun faktor internal dan eksternal, penyakit tifoid juga bisa menyebabkan gangguan kesadaran.
"Tatkala gangguan mental seseorang menyerang begitu hebat, akan berujung pada kondisi kesehatan. Apabila terjadi gangguan kejiwaan otomatis akan menurunkan daya tahan tubuh seseorang, ditambah tidak masuknya makanan maka akan bertambah penyakit yang masuk," ungkapnya.(OL-13)
Baca Juga: KPAI Tasikmalaya Laporkan Kasus Perundungan Tewaskan ...
Baca Juga: Psikolog Sebut Kasus Perundungan kian Parah Dipicu Medsos
Baca Juga: Hukuman Bagi Bocah Perundung di Tasikmalaya Harus Berjalan
Studi menunjukkan semakin banyak waktu yang dihabiskan remaja di media sosial, semakin besar kemungkinan mereka mengalami perundungan terkait berat badan.
Anak harus memahami dan menghargai diri dan lingkungan serta mengetahui konsekuensi hukum dan akibat dari kekerasan/perundungan.
Anak yang menjadi korban perundungan biasanya menjadi lebih pendiam atau tertutup dan menunjukkan sikap yang berbeda dari kebiasaannya.
Orangtua juga bisa memberikan contoh nyata dari keberanian dalam menolak tindakan yang salah serta memberikan dukungan jika anak menghadapi situasi sulit.
Salah satu tanda yang mungkin bisa lanjut diperhatikan oleh orangtua yakni anak sering menunjukkan perilaku agresif
Anak-anak yang melakukan perundungan kebanyakan hanya ingin menyesuaikan diri, membutuhkan perhatian hingga mencari tahu bagaimana menghadapi emosi yang rumit
Kurangi akses media digital atau elektronik dengan memindahkan perangkat elektronik ke ruang yang lebih publik. Sehingga anak-anak akan lebih mudah diawasi.
Menurut catatan dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) hingga Agustus 2023, terdapat sebanyak 2.355 pelanggaran terhadap perlindungan anak yang masuk KPAI.
"Peran orang tua menjadi sangat dibutuhkan dalam kondisi tersebut. Keluarga adalah tempat pertama untuk memperoleh pendidikan," tegas Retno.
Workplace bullying adalah serangkaian perilaku yang dilakukan secara sengaja dan berulanguntuk mengintimidasi, menjatuhkan atau menyakiti orang lain di tempat kerja.
Proteksi stakeholder terhadap upaya perlindungan anak harus dipastikan, apalagi ancaman kejahatan cyber ke depan semakin tinggi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved