Headline

Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.

Fokus

Sejumlah negara berhasil capai kesepakatan baru

Banjir Empat Kecamatan di Aceh Utara Sudah Surut

Amiruddin Abdullah Reubee
02/10/2021 19:45
Banjir Empat Kecamatan di Aceh Utara Sudah Surut
Anak-anak sedang bermain.(MI/Amiruddin Abdullah Reubee)

BANJIR akibat luapan sungai yang mengenangi empat kecamatan di Kabupaten Aceh Utara, Provinsi Aceh, pada Sabtu (2/10) mulai surut. Ratusan warga yang rumahnya sempat terendam berkisar 20 cm hingga 2 meter, sekarang sibuk membersihkan endapan lumpur.

Empat kecamatan yang terendam pada Jumat (1/10) kemarin adalah Kecamatan Matangkuli, Pirak Timu, Samudera dan Kecamatan Geureudong Pase. Di Kecamatan Matangkuli, banjir akibat luapan Sungai Krueng Keureutoe dan Sungai Krueng Pirak merendam 15 desa. Paling parah adalah melanda Desa Lawang Tanjung Haji Muda, Meuria, Alue Tho, Meunje, dan Desa Ceubrek.

Di Desa Lawang dan Tanjung Haji Muda misalnya, karena rumah tergenang sampai ketinggian satu hingga dua meter, warga harus mengungsi ke balai desa dan atas tanghul irigasi tengan sawah. Bukan saja orang menyelamatkan  lanjut usia dan anak di bawah umur, warga juga harus mengangkut hewan ternak seperti lembu, kambing serta ayam ke atas tanggul.

Setelah banjir surut, mulai Minggu (2/10) pagi warga setempat mulai membersihkan sendimen lumpur yang masuk ke rumah. Lalu membersihkan bagian dapur dan kamar tidur supaya kembali dari pengungsian darurat.

"Seisi rumah terendam, kami harus mulai membersihkan dulu bagian dapur dan kamar tidur supaya malam ini bisa tidur di rumah. Sangat mengharapkan bantuan bahan makanan dan pakaian," tutur M Husen, kepala Desa Tanjung Haji Muda.

Warga di lokasi banjir itu kini juga krisis air bersih dan air minum. Pasalnya ratusan sumur warga terendam dan terkontaminasi lumpur.

Selain itu mereka juga khawatir kondisi puluhan ha (hektare) tanaman padi yang sedang masa bunting (masa pengisian biji) sempat terendam air lumpur banjir. Hal ini sangat rawan terjadi puso atau gagal panen karena bulir masuk air sehingga gagal berisi.

"Disini memang lokasi langganan banjir. Bahkan dalam setahun bisa mencapai 12 hingga 15 kali tergenang" kata Teungku Zakaria, tokoh masyarakat Kecamatan Matangkuli. (MR/OL-10)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Denny parsaulian
Berita Lainnya