Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

Teungku Husin, Calhaj Berusia 108 Tahun Itu Telah Tiada

Amiruddin Abdullah Reubee
27/9/2021 10:25
Teungku Husin, Calhaj Berusia 108 Tahun Itu Telah Tiada
Kepala Kantor Kementerian Agama, Kabupaten Pidie, Abdullah AR, membaca Al-quran di makam Teungku Husin, pada Jumat (24/9).(MI/AMIRUDDIN ABDULLAH REUBEE)

TIGA pemuda layaknya kebiasaan santri, memakai kain sarung dan peci hitam, menempati posisi sebelah utara (arah kepala) sebuah makam yang baru berusia lima hari. Seorang diantara mereka sedang tekun melantunkan ayat ayat Al-quran dengan alunan tartir.

Sedangkan dua lagi berada tidak jauh dari teman yang sedang melantunkan bait-bait kalamullah itu. Sesekali dua pemuda ini menerawang menatap pemandangan sekitar yang dipenuhi belasan kuburan lama. Komplek pemakaman tersebut diyani milik satu keluarga atau sanak famili para penghini kubur.

Dari segala penjuru pekuburan itu dikelilingi kebun kosong nan rimbun ditumbuhi beragam pepohonan rindang, seperti sentang, melinjo, durian,
bambu dan lainnya. Solah meneduhkan kenyamanan penghuni kubur.

Siapa penghuni makam baru berusia lima hari di dekat  tiga pemuda yang bertadarus Al-quran itu?

Dia adalah Teungku Husin bin Hasyem, calon jemaah haji (CJH) berusia 108 tahun. Dia meninggal dunia, Selasa (21/9) di kediamannya Desa Dua Paya, Kemukiman Lampoih Saka, Kecamatan Peukan Baro, sekitar 7 km arah tenggara Kota Sigli, Ibukota Kabupaten Pidie, Provinsi Aceh.

Kepala Kankemenag (Kantor Kementerian Agama) Kabupaten Pidie, Abdullah AR menyempatkan diri bersama bawahan menziarahi makam "Pahlawan Haji" itu, Sekaligus mengunjungi rumah keluarga duka pada Jumat (24/9).

Untuk mendoakan Teungku Husin dan menghibur keluarga sepeninggal almarhum, bersama Abdullah AR juga ikut Kasi Penyelenggara Haji dan Umrah Zakaria, Kasubbag TU Tarmizi. Ada juga Kasi Pendidikan Agama Islam Saifuddin, Ka KUA Kecamatan Simpang Tiga Armia dan Afkar staf penyelenggara Haji dan Umrah.

Di pusara Teungku Husim, Abdullah AR membuka Al-quran lalu membaca beberapa ayat Allah. Beliau juga menengadahkan dua tangan seraya berdoa dengan khidmad mengenang kepergian Almarhum.

Kedatangan Abdullah bersama lima orang bawahnnya, adalah sebagai rasa duka cita atas kepergian almarhum. Lelaki alim lagi wara'k yang begitu tabah dan sabar menati keberangkatan haji. Namun akhirnya harus lebih dulu menghadap sang khaliq.

"Almarhum Teungku Husin layak diteladani dan patut dikenang calon jemaah haji lain" kata Kepala Kan Kemenag Pidie Abdulllah AR, kepada Media
Indonesia disela-sela kunjungannya itu.

Sebagai calon jemaah haji almarhum Teungku Husin, saat menjelang Idul Adha 1442 H tiga bulan lalu rencana diterbangkan dari Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda, Aceh Besar-Jeddah Saudi Arabia. Tujuannya untuk menunaikan rukun Islam ke-5 di musim 2021 M.

Ternyata Allah berkehendak lain, yakni pemerintah Arab Saudi membatalkan penyelenggaraan ibadah haji untuk tamu dari negara lain, termasuk Indonesia. Walaupun sudah dua kali musim haji tertunda keberangkatan karena covid-nineteen , Husin tidak pernah menyalahkan siapa siapa terkait
kegagalan ini.

Di usianya yang sudah satu abad lebih, kakek 8 anak ini tetap bersabar dan tabah memahami ketertundaan ini demi kemaslahatan seluruh ummat guna terhindar corona virus disaise.

"Kala itu almarhum sudah di vaksininasi Covid-19 tahap petama. Lelaki kelahiran 1 Desember 1913 ini cukup bersemangat untuk menjadi tamu Allah
dalam rangka menunaikan rukun Islam ke-5. Namun ketika semua jadwsl ini harus gagal, beliau sedikitpin tidak pernah jengkel" jelas Abdullah AR.

Ketabahan seorang alim yang diyakini keramat itu juga terkait tidak bermasud menarik kembali uang setoran haji. Meskipun usia sudah senja,
tidak berniat sedikitpun menarik kembali setoran pelunasan ONH Rp  juta dari seluruhnya sekitar Rp31 juta.

"Padahal gegara tertunda keberangkatan, cukup banyak calhaj lain yang menarik kembali ongkos pelunasan Rp6 juta. Sebagai penghargaan untuk
almahum, pemerintah memberikan peluang dipersilahkan menggantikan Teungku Husin dengan ahliwarisnya. Kapan saja ada kebangkatan boleh ikut langsung atau bebas antre" tambah Zakaria, Kasi Pelayanan Haji dan Umrah Kantor Kemenag Pidie.

Bagi seorang Teungku Husein yang umurnya menjelang menutup mata, tetap teguh pada pendirian awal, bahwa setiap ONH yang sudah dilunasi tidak akan menarik lagi. Walaupun keberangkatannya sudah tertunda sejak dua tahun terakhir atau dua kali musim haji (musim haji 2020 dan 2021).

"Tahun 2020 tertunda keberangkatan karena pandemi covif-19, lalu tahun 2021 ini juga gagal lagi. Tapi abu tidak berminat dana pelunasan ONH itu menarik kembali. Mungkin Abu meyakini uang itu ada karena sering berdoa untuk menunaikan haji.  Kalau dana pelunasan itu ditarik, tidak terjamin pada tahun depan uang tersebut mampu tergantikan dengan yang lain. Jangan jangan habis terbelanjakan" tutur Safwiyah,55, anak ke 6 dari 8 bersaudara yang juga terdaftar sebagai calhaj penamping ayahnya ber nomor porsi 13226.

"Ini menjadi tualadan bagi kami" ujar Bukhari Tahir, keponakan Teungku Husin yang juga ketua Majelis Pendidikan Kabupaten Pidie.

Karakter kepribadian Husin, alumni Pesantren Bustanul Ma'arif Reubee, Kecamatan Delima, Pidie yang terpuji itu sangat patut diwarisi generasi
negeri ini. Lelaki tua itu hingga dipenghujung hayatnya tetap tabah dan sabar menanti keberangkatan.

Apa hendak dikata kalau Allah berkehendak lain yakni mengengembalikan ruh Teungku Husin ke pangkyannya. Tentu yang maha kuasa lebih mengetahui, bahwa tenaga dan fisik Teungku Husin tidak sudah sulit sekali melaksanakan wukuf di padang Arafah, Sa'i antara Safa-Marwah, Tawaf keliling Ka'kbah dan melempar tiga Jumrah.

"Beberapa saat sebelum meninggal, abu sambil berbaring meminta kami supaya membersihkan kamar tempat tidurnya. Di mulutnya yang selalu berzikir, dengan suara parau atau serak sempat mengulang kata maut.... maut... maut...! " kenang Sawiyah dengan raut wajah terharu.

Cukuplah mungkin bagi Teungku Husin mendapat limpahan pahala ibadah haji layaknya Ali bin Al Muaffaq, tukang sol sepatu dari Kota Damsyk, Damaskus, Syiria. Dermawan yang menabung 350 dirham untuk naik haji. Tapi gagal karena uangnya berkurang setelah membantu si janda miskin dengan 6 orang anak di dekat rumahnya. Dengan rahmat Allah Ali bin Al Muaffaq memperoleh pahalan haji walaupun tidak sempat naik haji. Sebanyak 600.000 jemaah yang menunaikan haji kala itu, awalnya tidak satupun mendapat pahalanya, karena Ali bin Al Muaffaq akhirnya ibadah haji seluruh mereka diterima. (OL-13)

Baca Juga: Teungku Husin, Calhaj Berusia 108 Tahun Sabar Menanti ...

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Muhamad Fauzi
Berita Lainnya