Headline
Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.
Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.
Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.
WARGA di Kecamatan Waigete, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT) sempat putus asa dalam menikmati jalan mulus. Setelah 27 tahun lamanya menunggu, akhirnya harapan mereka pun diwujudkan oleh kepemimpinan Bupati Sikka Fransiskus Roberto Diogo.
Ruas Jalan Waiara- Lakakotat kini telah mulus setelah selesai dikerjakan oleh rekanan. Untuk itu, para pengendara roda dua dan empat serta warga yang tinggal di sepanjang jalan Waiara- Lakakotat mengucapkan banyak terima kasih kepada Bupati Sikka.
Salah satu pengendara roda dua sekaligus warga Desa Pogon Daniel, saat ditemui mediaindonesia.com, Sabtu (21/8), mengatakan, selama ini, lokasi jalan Waiara-Lakakotat rusak berat sehingga mengganggu mobilitas warga. Selain itu, banyak warga, termasuk dirinya, harus memutar jauh lewat di daerah Mudung.
Baca juga: Polres Sukabumi Kota Gencarkan Vaksinasi Covid-19 Door To Door
Namun, kini, jalan sepanjang satu kilometer itu telah diperbaiki pemerintah sehingga sekarang jalan di wilayah itu kini sudah mulus setelah diaspal hotmix.
"Saya pribadi mengucapkan terima kasih kepada Bupati Sikka Fransiskus Roberto Diogo yang telah menjawabi kerinduan warga selama ini. Sekali lagi saya ucapkan terima kasih Pak Bupati Sikka," ujar Daniel.
Menurut Daniel, mulusnya jalan tersebut menjadi akses penunjang untuk mengangkut dan menjual hasil bumi mereka ke pasar. Seperti cengkeh, cokelat, lada, dan tanaman pertanian dan perkebunan lainnya.
"Dengan selesainya jalan ini diaspal, untuk menjual hasil bumi, sekarang sudah mulai lancar. Dulu susah karena jalannya rusak parah. Terima kasih kasih Pak Bupati Sikka," ujar dia.
Sementara, warga lainnya Gabriel Gas mengatakan jalan tersebut telah diaspal. Namun, ia meminta kepada pemerintah untuk bisa menganggarkan kembali untuk pembuatan saluran drainase di sepanjang jalan Waiara-Lakakota sehingga ketika musim hujan nantinya jalan tersebut tidak rusak.
"Kalau musim hujan pasti terjadi banjir di sekitar jalan. Jadi kita minta pemerintah bisa anggarkan untuk buat saluran drainase sehingga bisa melindungi badan jalan. Karena kalau tidak ada saluran drainase, ke depannya bakal rusak," minta Gabriel
Sekedar diketahui, peningkatan jalan Waiara-Lakakotat tersebut dikerjakan rekanan CV Triofa Perkasa Sejati dengan anggaran sekitar Rp1 miliar lebih menggunakan dana infrastruktur daerah (DID) tahun anggaran 2021. (OL-1)
Cross Border Fest bukan sekadar hiburan dan musik, tapi juga perayaan identitas, menyatukan dua budaya dalam semangat persatuan dan keberagaman.
Keberhasilan menjadikan kedua SD tersebut sebagai tim siaga bencana melalui pembuatan denah risiko bencana, mengantongi SK Tim Siaga Bencana (TSB), miliki SOP gempa bumi, dan rencana aksi.
Diskusi bersama diskusi bersama Gubernur dan DPRD Provinsi Nusa Tenggara Timur digelar untuk menyusun perda terkait kelestarian lingkungan.
Menteri PPPA Arifah Fauzimengecam kekerasan seksual yang dialami seorang perempuan (MML) oleh oknum anggota Polisi (Aipda PS) di Kabupaten Sumba Barat Daya, NTT.
EYAA mempertemukan organisasi masyarakat sipil dan social enterprise dari berbagai negara ASEAN dengan relawan muda ASEAN untuk merancang dan menjalankan program sosial.
Tahun ini, Festival Film Flobamora mengangkat tema Kalunga dari bahasa Sumba sebagai simbol tumbuh dan berkembangnya perfilman di wilayah ini.
Kondisi akses jalan yang terdampak bencana di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, berangsur mulai tertangani. Hanya, masih terdapat beberapa kecamatan yang aksesnya butuh penanganan ekstra.
Warga Desa Alue Bata dan Desa Kuala Tadu, Kecamatan Tadu Raya, Kabupaten Nagan Raya, Provinsi Aceh kini dapat menikmati akses jalan yang lebih baik
Warga Desa Woloede di di Kecamatan Mauponggo, Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur, masih merindukan jalan aspal hingga kini.
Mitigasi yang dilakukan untuk penanggulangan banjir mulai dari normalisasi saluran terhadap endapan lumpur, membersihkan saluran dari sungai, normalisasi embung, dan peninggian jalan.
Menurut dia, Gang Rahayu bukan akses jalam umum melainkan bagian dari lahan milik Maritje dan Irawati yang selama ini ditempati tanpa izin.
Akibat tindakan sepihak itu, warga sekitar tak bisa melintas. Para pelajaran ibu rumah tangga yang biasa berangkat sekolah maupun ke pasar, kini terpaksa harus memutar sekitar 200 meter
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved