Headline

Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.

Fokus

F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.

Pemkot Tasikmalaya Santuni Korban Atlet Tersambar Petir

Kristiadi
13/6/2021 23:39
Pemkot Tasikmalaya Santuni Korban Atlet Tersambar Petir
(MI/Kristiadi)

PEMERINTAH Kota (Pemkot) Tasikmalaya telah memberikan santunan untuk keluarga korban atlet sekolah sepak bola (SSB) Putra Junior yang telah meninggal dunia tersambar petir di Lapangan Gunung Kialir, Kecamatan Cibeureum, Jumat (11/6) sekitar pukul 16.00 WIB. Kejadian yang terjadi, telah mengakibatkan dua atlet meninggal dunia.

Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Tasikmalaya Muhammad Yusuf mengatakan, pemerintah turut berduka cita atas meninggalnya dua atlet di sekolah sepak bola (SBB) Putra Junior dan keluarga bisa menerima musibah ini dengan ikhlas dan sabar. Bantuan yang diberikannya, karena beberapa hari terakhir sedang berada di luar kota karena tugas.

"Saya atas nama pribadi dan pemerintah Kota turut belasungkawa atas meninggalnya dua atlet yang tersambar petir saat sedang latihan sepak bola dan kami meminta maaf karena baru sekarang bisa mendatangi dua keluarga. Bantuan yang diberikannya berupa beras dan uang, dan mudah-mudahan bisa meringankan beban keluarga korban ditinggalkan apalagi kedua memiliki tiga dari dua bersaudara," katanya, Minggu (13/6/2021).

Baca Juga: Dua Atlet Sepak Bola di Tasikmalaya Meninggal Disambar Petir

Ia mengatakan, pemerintah daerah membantu masyarakat yang terkena musibah menjadi suatu kewajiban yang diberikan hanya bersifat stimulan dan diharapkan bantuan yang telah diberikan untuk membantu meringankan beban dan dapat dimanfaatkan. Penyerahan bantuan tersebut dilakukan dengan langsung mengunjungi dan memberikan kepada dua keluarga korban di Kampung Cilingga, Kelurahan Linggajaya, Kecamatan Mangkubumi dan Kampung Gunung Ceuri, Kelurahan Tuguraja, Kecamatan Cihideung.

"Pemerintah daerah sudah menjadi kewajiban ketika ada masyarakat yang terkena musibah tetap harus membantu tapi sifatnya stimulan diberikan. Karena, bantuan tersebut selama ini bentuknya perhatian pemerintah daerah pada masyarakat dan mudah-mudahan bencana ini tidak kembali terjadi tetapi masyarakat harus waspada terutama cuaca sekarang ini tidak menentu," ujarnya.

Sebelumnya diberitakan, dua atlet sepak bola bernama Muhamad Rian Cahya, 15, warga Cilingga, Kelurahan Linggajaya, Kecamatan Mangkubumi dan Muhamad Zaki Zulfikar Zanneti, 14, warga Gunung Ceuri, Kelurahan Tuguraja, Kecamatan Cihideung, Kota Tasikmalaya, meninggal dunia setelah mendapat perawatan di RSUD dr Soekardjo tapi nyawanya tidak tertolong.

Sebelum kejadian itu terjadi keduanya tengah main sepakbola bersama temannya di Lapang Gunung Cialir, Kecamatan Cibeureum, Jumat (11/6) sekitar pukul 16.00 WIB. Namun, hujan turun disertai petir hingga menyambar pemain di tengah lapangan dan menyebabkan kedua korban tergeletak dekat pinggir gawang.

Seorang saksi mata, Lili, 55, warga setempat mengatakan, hujan deras disertai petir yang terjadi sore hari secara langsung menyambar kedua pemain sepakbola yang tengah latihan dan keduanya dilarikan ke RSUD dr Soekardjo. Akan tetapi, kedua korban posisinya berada di lapangan hingga tergeletak dengan luka bakar tetapi pemain lainnya langsung memberikan pertolongan.

"Kami melihat para pemain sedang melakukan latihan sepakbola di tengah lapangan namun setelah hujan turun petir menyambar kedua korban yang masih berada di dekat gawang. Keduanya, tergeletak dan dilarikan ke rumah sakit umum dibantu pemain lainnya," katanya, Jumat (11/6/2021).

Kedua orang pelajar SMP tersebut merupakan anak kedua dari tiga bersaudara pasangan Eni dan Heri, warga Kampung Cilingga dan Syarif Fulloh, Hendrayati, warga Gunung Ceuri. Akan tetapi, keduanya sudah dibawa ke rumahnya di dua lokasi berbeda rencananya pada malam ini akan dimakamkan.

Coach Nanang Mulyana, 35, mengatakan, dua korban yang tersambar petir dinyatakan telah meninggal dunia setelah dibawa ke RSUD dr Soekardjo untuk mendapatkan penanganan medis. Kejadian tersebut, terjadi di Lapangan sepakbola di saat 8 orang tengah melakukan latihan yang tergabung dalam putra junior. 

"Awalnya, delapan orang melakukan latihan di Lapangan bola Gunung Kialir tetapi kondisinya turun hujan disertai petir tersebut dan semua rencana akan menghentikan pelatihan namun setelah mereka akan ke pinggir lapangan dua orang yang masih berada di dekat gawang malah tersambar petir. Kedua korban tersebut langsung tergeletak dan tidak sadarkan diri," ujarnya. (AD/OL-10)
 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Denny parsaulian
Berita Lainnya