DINAS Kesehatan (Dinkes) Kota Cirebon, Jawa Barat terus menggalakkan tracing dan testing Covid-19. Dinkes juga kembali mengajukan anggaran tambahan pelaksanaan tes covid-19.
"Kita masih memiliki sekitar 3 ribu rapid tes antigen. Sedangkan untuk tes PCR sekitar 2 ribu," Kepala Dinkes Kota Cirebon, Edy Sugiarto, Kamis (27/5).
Dengan meningkatnya jumlah warga yang terpapar covid-19, Kota Cirebon menurut Edy, membutuhkan tambahan tes PCR kit. "Saya segera ajukan ke Sekda," ungkap Edy.
Pekan ini Kota Cirebon menjadi satu-satunya daerah di Jabar yang masuk zona merah. Masuk ke zona merah tidak membuat Pemkot Cirebon menghentikan tracing dan testing serta vaksinasi covid-19. Testing ditingkatkan termasuk di tempat-tempat keramaian, seperti pusat perbelanjaan.
"Testing terus kita lakukan, vaksinasi covid-19 juga terus dilakukan. Bahkan tingkat kewaspadaan penyebaran Covid-19 terus dilakukan hingga 2022," jelas Edy.
Edy menambahkan anggaran untuk isolasi mandiri terpusat yang dimiliki Pemkot Cirebon diperkirakan habis Juni mendatang. "Kami juga segera ajukan lagi," ungkap Edy.
Saat ini keterisian ruang isolasi di rumah sakit berkisar 25 hingga 80 persen. Untuk RSD Gunung Jati keterisiannya 20 persen, RS Ciremai keterisian di ruang isolasi 30 persen. Sedangkan keterisian yang tinggi ada di RS Putra Bahagia 80 persen dan RS Sumber Kasih 90 persen. (OL-15)