Headline

Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.

Fokus

F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.

Pedagang Pasar Tradisional Omzet Merosot Karena Kalah Saing

Arnoldus Dhae
07/5/2021 08:32
Pedagang Pasar Tradisional Omzet Merosot Karena Kalah Saing
Petugas memasang plastik mika untuk menyekat lapak pedagang di pasar tradisional Cokroaminoto Denpasar, Bali, Senin (15/6/2020)(ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo)

SETAHUN belakangan, omzet pedagang pasar desa di Denpasar, Bali menurun. Selain pandemi covid-19 juga diperparah munculnya pedagang dadakan yang menjamur baik di pinggir jalan maupun membuka lapak bongkar pasar, dan di dalam mobil. Forum Pengelola Pasar Desa di Kota Denpasar pun menyampaikan aspirasi mereka ke Wali Kota Denpasar.

Kepada Wali Kota Denpasar, Ketua Forum Pengelola Pasar Desa Kota Denpasar, Nyoman Suarta mengatakan, omzet pedagang di pasar desa atau pasar tradisional ini terus merosot akibat pandemi dan banyaknya pedagang dadakan di pinggir jalan.

"Jualan pedagang dadakan ini pun hampir sama dengan jualan pedagang di pasar desa mulai dari pisang, janur pepaya, kelapa, telur, daging hingga tisu. Mereka berjualan di pinggir jalan hampir di seluruh sudut kota hingga di perkampungan. Pembelinya masyarakat sekitar dan orang yang lewat. Jadi orang tidak lagi ke pasar desa atau pasar tradisional. Habislah omzet kita," kata Suarta, Jumat (7/5).

Dengan banyaknya pedagang di pinggir jalan ini, masyarakat memilih berbelanja di pinggir jalan ketimbang ke pasar desa. Bahkan beberapa pedagang di pinggir jalan ini berani menjual dagangan lebih murah daripada di pasar desa.

"Masyarakat kebanyakan memilih pedagang dadakan yang jaraknya dekat dengan mereka, sehingga yang berbelanja ke pasar desa semakin menurun. Rata-rata 90 persen pedagang yang berjualan di pasar desa adalah penduduk asli setempat. Mereka hanya bergantung di sana saja. Adanya pedagang dadakan, penghasilan mereka menurun," lanjut Suarta.

Selain itu, pedagang desa juga kena retribusi dan sewa los atau kios akan semakin mengurangi penghasilan mereka. Sementara pedagang yang berjualan di pinggir jalan tak kena apa-apa dan juga melanggar ketertiban serta berbahaya bagi pengendara, pedagang maupun pembeli.

Wali Kota Denpasar, IGN Jaya Negara berjanji akan segera menindaklanjuti hal tersebut. Pihaknya akan meminta OPD terkait melakukan pendataan terhadap pedagang dadakan yang berjualan di pinggir jalan.

"Kami akan meminta Dinas Perhubungan, Satpol PP, serta Bagian Hukum untuk melakukan pendataan," kata Jaya Negara.

Pihaknya mengaku tidak bisa melarang begitu saja mereka berjualan di pinggir jalan, namun juga harus mencarikan solusi.

"Kami tidak  melarang begitu saja mereka berjualan. Di sisi lain kami juga tidak bisa membiarkan kondisi ini terus berlanjut karena disamping melanggar juga berbahaya," lanjutnya.

baca juga: Bali

Setelah melakukan pendataan, pihaknya akan mengarahkan pedagang-pedagang dadakan tersebut ke pasar-pasar desa maupun pasar yang dikelola Perumda Pasar. Sehingga dengan solusi tersebut, akan tercipta ketertiban dan tidak menimbulkan kecemburuan antara pedagang pasar dengan pedagang dadakan.

"Jika nanti setelah dilakukan pendataan dan diarahkan berjualan ke dalam areal pasar, ternyata  masih ada yg membandel berjualan di pinggir jalan terpaksa akan ditertibkan," tegasnya. (OL-3)

 

 

 

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya