Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

Gabah Boyolali Terus Mengalir ke Gudang Bulog

Widjajadi
22/3/2021 13:01
Gabah Boyolali Terus Mengalir ke Gudang Bulog
Mitra kontraktor gabah mulai memasukkan beras ke gudang Bulog Subdivre Surakarta, Senin (22/3/2021).(MI/Widjajadi )

HARGA gabah panen raya MT I di kabupaten Boyolali terhitung masih tinggi, meski berangsur turun. Sedikitnya 20 ribu hektar tanaman padi yang masih akan dipanen hingga April mendatang.

"Ya masih tinggi, tiap desa yang panen tidak sama harganya. Kisarannya Rp4.000 itu yang dipanen pakai mesin combine, gabah yang dipanen manual ada yang cuma laku Rp3.800," kata Ketua Paguyuban Petani Pengguna Air (P3A) Irigasi Waduk Cengklik, Samidi kepada mediaindonesia.com, Senin (22/3), di Desa Dibal, kecamatan Ngemplak, Boyolali.

Menurut dia, masih ada sekitar 20 ribu hektar tanaman padi di ratusan desa di Boyolali yang dipanen hingga April mendatang. Dari luasan areal yang akan dipanen, 10 persen dipastikan terserap oleh  oleh Bulog melalui mitra kontraktor gabah yang berasal dari asosisasi petani.

Dari kesepakatan rapat Dinas Pertanian Boyolali, Bulog Subdivre Surakarta bersama pejabat Kementerian Pertanian setidaknya 10 persen dari 24 ribu ton gabah, bakal diserap Bulog, dengan ketentuan Permendag 24/2020, tentang HPP Gabah.

Menurut Ketua Perpadi (Persatuan Penggilingan Padi) Jawa Tengah, Tulus Budiono, asosiasi pebggikingan akan membantu Bulog dalam menyerap gabah petani. 

"Harga masih bagus, ada yang masih Rp 4200, tapi ada juga yang Rp 4000. Ini harga cukup tinggi, sesuai rendemen yang ada ketika kita membeli," kata Tulus.

Dia paparkan, hendaknya pemerintah pada masa panen raya ini, tudak terus menerus menghembuskan wacana impor beras. Jangan sampai, petani resah, yang bisa berbuntut anjlognya harga.

"Kalau harga gabah anjlog tanpa kendali karena direcoki kebijakan impor pada masa panen raya, yang kita takutkan kalau sampai ada yang nekat membakar gabah," ujar dia mengingatkan pemerintah.

Perpadi Jateng, lanjut dia, memang memahami cadangan beras pemerintah yang tersimpab di gudang Bulog, terus susut. Apalagi beeas impor yang menjadi cadangan pemerintah yang tersisa, pasti kualitasnya sudah jelek. Tetapi, lanjut Tulus, tidak bisa kondisi yang kurang bagus terkait cadangan beras itu, kemudian dimunculkan rencana impor beras, yang mencuat bersamaan berlangsungnya panen raya.

Data yang diperoleh Perpadi Jateng, secara nasional, potensi luas panen padi pada subround Januari–April 2021 mencapai 4,86 juta hektar atau mengalami kenaikan sekitar 1,02 juta hektar dibandingkan subround Januari-April 2020 yang sebesar 3,84 juta hektar.

baca juga: Harga Beras Anjlok di Sejumlah Daerah Bekas Banjir Jateng

Karena itu, kata Tulus, dengan potensi yang kuar biasa ini, pemerintah wajib memenuhi stok Bulog sekaligus cadangan beras dengan menyerap beras dan gabah dari petani Indonesia, bukan dari luar negeri. Pada bagian lain, Kepala Bulog Subdivre Surakarta, Ninik Setyowati mengatakan, pihaknya bersama mitra, terua bergerak ke lapangan, untuk menyerap gabah panen raya petani di wilayah Solo Raya.

Saat ini sedikitnya 2500 ton setara beras sudah masuk gudang Bulog yang tersebar di enam kabupaten di Solo Raya. 

"Kita sebagaimana hasil rapat bersama Kementan di Boyolali, Jumat (19/3) terus bergerak serap gabah intensif sesuai Permendag 24/2020 tentang HPP gabah," tegas Ninik. (OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya