Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
PERAJIN tahu di Kabupaten Lebak, Banten kembali memproduksi setelah tiga hari terakhir melakukan aksi mogok menyusul terjadi kenaikan harga kedelai di pasaran.
"Kami menyiasati produksi diperkecil agar tetap bisa berjualan dan sedikit untung setelah harga kedelai melonjak," kata Herman, seorang perajin tahu di Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Senin (4/1).
Harga kedelai di pasar sejak sepekan terakhir yang cukup mahal membuat perajin tahu terpukul dan terpaksa menghentikan produksi agar pemerintah bisa kembali menstabilkan kedelai. Sebab, jika harga kedelai itu tidak distabilkan dikhawatirkan perajin perancam gulung tikar. Saat ini, harga kedelai sudah menembus Rp470 ribu dari sebelumnya Rp370 ribu/karung seberat 50 kilogram per karung.
"Naiknya cukup tinggi hingga mencapai Rp100 ribu," lanjut Herman.
Ia pun memutar otak agar usahanya berlangsung dan dapat meraup keuntungan dengan memperkecil satuan tahu yang dijual ke konsumen. Apabila produksi tidak diperkecil dipastikan rugi, karena konsumen cukup keberatan jika harga tahu dinaikkan.
"Kami bingung jika tidak diperkecil ukurannya dipastikan gulung tikar," imbuhnya.
Begitu juga Soleh (55), seorang warga Rangkasbitung Kabupaten Lebak mengatakan kini mengurangi penjualan yang awalnya satu kemasan dengan isi sebanyak 10 satuan tahu. Namun, kini dikurangi menjadi 8 satuan dengan harga jual sebesar Rp10 ribu. Selama ini, harga kedelai sebagai bahan baku tahu sudah melonjak yang awalnya Rp7.500 per kilogram kini harganya menjadi Rp9000/kilogram.
"Kami yakin harga kedelai impor tidak akan menurun sehubungan pandemi covid-19 itu," kata Soleh.
baca juga: Naiknya Harga Kedelai Impor Dikeluhkan Pengusaha Tahu
Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Lebak Dedi Rahmat mengajak perajin tahu dan tempe agar tetap bertahan untuk memproduksi usaha karena kenaikan kedelai tersebut tidak berlangsung lama. Saat ini, pemerintah telah melakukan intervensi agar harga kedelai embali stabil sehingga perajin tahu dan tempe kembali memproduksi dan bisa meraup keuntungan.
"Kami sudah melaporkan aksi mogok tahu dan tempe agar cepat ditangani oleh pemerintah pusat dan provinsi," tegas Dedi. (Ant/OL-3)
Para perajin tahu dan tempe harus menyiasati produksinya agar tetap dapat terjangkau pasar yakni dengan mengurangi ukuran.
Kurma mengandung hampir setengah dari jumlah gula dalam bentuk fruktosa, yang dua kali lebih manis dari glukosa sehingga dapat menimbulkan rasa kenyang
Konsumsi kedelai nasional saat ini diperkirakan sekitar 2,6-2,7 juta ton per tahun. Lebih dari 90% kebutuhan kedelai tersebut dipenuhi dari impor dan sisanya dari dalam negeri.
Akindo juga berkomitmen untuk turut mendukung program pemerintah dalam menjaga stabilitas pasokan kedelai dalam mewujudkan ketahanan pangan nasional.
Munaslub Akindo dilaksanakan dalam rangka revitalisasi dan konsolidasi organisasi untuk menghadapi tantangan perdagangan kedelai nasional.
Kecap berwarna hitam dan rasanya manis atau asin. Bahan dasar pembuatannya umumnya adalah kedelai atau kedelai hitam.
KETUA Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo), Roy Nicholas Mandey meminta pemerintah agar tidak mempersulit impor bahan baku dan bahan penolong produksi.
CALON wakil presiden nomor urut 3, Mahfud Md menyoroti masih tingginya impor pangan yang dilakukan oleh pemerintah pada Debat Cawapres yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU)
Firman mengaku telah membaca dari berbagai literatur dan penelitian produk GMO yang dianggap dapat memberikan dampak negatif bagi kesehatan, lingkungan dan lain-lain.
Salah satu komoditas yang akan terkerek buntut peningkatan nilai Dolar AS adalah kedelai, yang banyak menjadi bahan baku pangan di Indonesia.
KETUA Umum Gabungan Pengusaha Ekspor Indonesia (GPEI) Benny Soetrisno membenarkan biaya produksi sektor usaha yang menggunakan dolar AS akan meningkat kalau dikonversikan
Perajin tempe sekaligus produsen keripik tempe Joko Asrori mengaku selama puluhan tahun menjalani bisnis, ia sama sekali tidak pernah menggunakan kedelai lokal sebagai bahan baku.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved