Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

Laju Positif Medco E&P di Tengah Guncangan Pandemi Covid-19

Dwi Apriani
18/12/2020 22:44
Laju Positif Medco E&P di Tengah Guncangan Pandemi Covid-19
General Manager PT Medco E&P South Sumatera Region, M Zulkifli.(Ist)

PANDEMI Covid-19 yang saat ini terjadi memberikan dampak di segala sektor. Tak terkecuali di sektor perekonomian.

Bahkan Medco E&P yang merupakan anak perusahaan PT Medco Energi Internasional Tbk (MedcoEnergi) pun merasakan dampaknya. Operasional perusahaan swasta nasional yang berkomitmen sejak 1980 untuk menyediakan energi untuk masyarakat itu juga sempat terganggu setelah pandemi Covid-19 melanda di Indonesia.

General Manager PT Medco E&P Indonesia South Sumatera Region, Muhammad Zulkifli mengatakan tidak ada halangan bagi Medco E&P untuk melaksanakan tugas dari negara yakni mendukung dan menjaga ketahanan energi nasional tidak terkecuali di tengah kondisi pandemi Covid-19.

"Pandemi ini memang banyak sekali mengubah pola hidup dan pola kerja. Bukan hanya di Indonesia, tapi di seluruh dunia. Namun ketahanan energi nasional tidak bisa dihindari. Kita diberikan amanah oleh negara, oleh SKK Migas agar ketersediaan energi tetap ada. Sebab industri tidak akan berkembang jika energi terganggu," ucap Zulkifli, saat Webinar dan Kompetisi Karya Jurnalistik Medco E&P Indonesia, beberapa waktu lalu.

Zulkifli menjelaskan, dengan segala problema yang dihadapi Medco E&P dalam satu tahun terakhir, baik kenaikan kasus pandemi lalu ditambah merosotnya harga minyak dunia, sempat menganggu operasional perusahaan.

"Ada banyak problema dalam satu tahun ini yang kita alami di lapangan. Tapi ini tidak mengurangi semangat kita untuk terus bekerja dengan protokol kesehatan yang ketat dan pengurangan aktivitas di lapangan," ujarnya.

Ia mengakui hal yang paling utama dalam menjalankan usaha perusahaan agar tetap produktif dalam menyokong ketahanan energi adalah sumber daya manusia atau pekerja di lapangan. Untuk itu, pihaknya mengutamakan keamanan dan kesehatan para pekerja di semua sektor operasi Medco E&P.

"Kita selalu memastikan sumber daya manusia di lapangan fit dan menjaga jangan sampai pandemi Covid-19 ini mengganggu jalannya operasional. Karenanya kita menerapkan prokes yang ketat bagi semua pekerja," jelasnya.

Diakuinya, dalam urusan tersebut, Medco E&P selalu memastikan tahapan prokes bukan hanya saat bekerja. Sebelum bekerja, pihaknya melakukan karantina bagi para pekerja. Tanpa pengecualian, semua pekerja mengikuti prokes.

"Intinya begini, jika ada satu saja yang terpapar Covid-19, pasti akan berdampak ke semuanya. Operasional bisa berhenti. Karenanya kami ketat dalam urusan prokes," jelasnya.

Zulkifli menambahkan energi memegang peranan penting bagi keberlangsungan sebuah negara. Dan Indonesia memberikan amanah untuk Medco E&P untuk bisa memastikan energi tidak terganggu di saat pandemi ini.

"Kami bersama SKK Migas bahu membahu, memastikan produksi minyak dan gas tidak sampai terganggu karena kondisi pandemi. Dan saat ini, produksi minyak dan gas kita tidak mengalami penurunan, bahkan sesuai dengan target yang diberikan SKK Migas," jelasnya.

Perlu diketahui, kata Zulkifli, minyak dan gas merupakan bagian vital penyokong industri nasional. Lalu apa yang dilakukan Medco E&P dalam memastikan ketahanan energi?

Zulkifli menjelaskan, pihaknya melakukan peninjauan kembali pada program kerja dengan bersinergis bersama SKK Migas. "Kita lakukan sinergitas dengan SKK Migas baik yang ada di pusat maupun yang ada di perwakilan. Saat kendala tidak normal, kita pilih kegiatan atau program kerja yang bisa lebih diutamakan," jelasnya.

Namun Zulkifli memastikan, tidak ada pengurangan pekerja atau PHK di tubuh Medco E&P. Hanya saja, pihaknya mengurangi jumlah pekerja untuk dibagi jam kerjanya.

"Tidak ada PHK. Yang ada hanya pengurangan aktivitas, kita lakukan sistem bergilir. Semua pekerja juga mempunyai waktu yang cukup untuk isolasi mandiri di rumah sehingga lebih fit saat bekerja," jelasnya.

Vice President Relation and Security PT Medco E&P Indonesia, Drajat Iman Panjawi menambahkan agar produksi dan operasional perusahaan tidak
terganggu, pihaknya memang telah melakukan perketat protokol kesehatan di semua bagian di perusahaan. "Pekerja yang masuk ke area produksi dan area perusahaan harus menjalani screning yang ketat. Kita tidak ingin operasional terganggu," ucapnya.

Hal itu adalah upaya dan strategi yang dilakukan Medco E&P demi mewujudkan target yang ditetapkan perusahan. "Kita tidak bisa stop (berhenti) karena ada target dari negara. Karenanya kesehatan sumber daya manusia sangat penting untuk capai target itu. Kita bekerja keras kejar target, dengan patokan tidak ada kasus Covid-19 dan juga bebas kecelakaan kerja," jelasnya.

Penuhi Komitmen  

Kepala SKK Migas Perwakilan Sumbagsel, Adiyanto Agus Handoyo mengatakan menjaga ketahanan energi ditengah pandemi memang tidak mudah. Namun pihaknya bersama dengan KKKS (kontraktor kontrak kerja sama) di wilayah Sumbagsel terus berupaya memenuhi komitmen tersebut.

"SKK Migas bersama KKKS memiliki komitmen, walau saat ini sedang dalam defisit kebutuhan energi, kita semua senantiasa harus terus menjaga agar ketahanan energi nasional bisa terus terpenuhi. Sebab memang energi migas kita ini tidak besar kontribusinya terhadap pencapaian APBN, hanya sekitar 17 persen. Namun ini akan membawa multiflier efect bagi Indonesia, masyarakat pada umumnya," jelas Adiyanto.

Ia mengatakan, peran industri hulu mihas sangat strategis. Bukan hanya bisa memenuhi kebutuhan energi saja, juga menjadi lokomotif penggerak ekonomi. "Jadi perlu dilakukan strategi eksplorasi. Dan kontraktor kontrak kerja sama di wilayah Sumbagsel sudah sangat membantu dalam mewujudkan itu," jelasnya.

Dijelaskan Adiyanto, secara nasional per 2019, produksi minyak bumi ada sebanyak 772.000 barel per hari (bopd). Sementara kontribusi produksi minyak bumi dari KKKS di Sumbagsel tercatat 74.000 bopd atau hampir 10 persen dari rata-rata produksi harian nasional.

"Ke depan kita ditargetkan berdasar arahan pemerintah bisa mencapai 1 juta bopd pada 2030. Ini adalah mimpi besar. Karenanya semua KKKS diminta untuk bisa memaksimalkan produksi dan operasionalnya," jelasnya.

Adiyanto mengatakan, tidak hanya sekedar fokus pada produksi saja, KKKS di wilayah Sumbagsel maupun daerah lain juga dituntut untuk bisa mengembangkan wilayah kerja mewujudkan kepedulian kepada masyarakat melalui program strategis. Diantaranya meningkatkan kemandirian masyarakat melalui pola kemitraan sehingga dapat membantu kelancaran operasi KKKS.

"Per 16 Juni 2020, SKK Migas bersama KKKS di wilayah Sumbagsel telah menyalurkan sebanyak Rp5.231.478.324 bantuan untuk masyarakat di tengah pandemi. Sementara total bantuan industri hulu migas secara nasional mencapai Rp25,49 miliar," ungkapnya.

Ditambahkan Kepala Bagian Ekonomi dan Pembangunan Pemkab Penukal Abab Lematang Ilir, Junaidi Nurdin, minyak dan gas merupakan potensi pendapatan negara yang vital. "Imbasnya untuk kesejahteraan masyarakat. Di Penukal Abab Lematang Ilir,, kita prioritaskan untuk pembangunan jalan, jembatan, gedung, pendidikan, dan kesehatan. Termasuk juga untuk membantu pemenuhan kebutuhan masyarakat," kata dia.

Untuk itu, pihaknya berharap meski di tengah pandemi, KKKS di wilayah Sumbagsel, terutama Medco E&P bisa terus berkontribusi. "Harapan kami agar Medco E&P tetap bisa beroperasional maksimal, dan juga baik KKKS maupun SKK Migas tetap bisa mendulang produksi migas di wilayah Sumsel," pungkasnya. (R-1)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Widhoroso
Berita Lainnya