Headline

Presiden Trump telah bernegosiasi dengan Presiden Prabowo.

Fokus

Warga bahu-membahu mengubah kotoran ternak menjadi sumber pendapatan

Tokoh Spiritual Bantah Ada Pemukulan kepada Anggota DPD

Arnoldus Dhae
28/10/2020 19:06
Tokoh Spiritual Bantah Ada Pemukulan kepada Anggota DPD
.(ANTARA/Nyoman Hendra Wibowo)

TOKOH spiritual sekaligus pini sepuh perguruan Sandhi Murti, I Gusti Ngurah Harta, menepis ada pemukulan terhadap anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) I Gusti Ngurah Arya Wedakarna.

"Tidak ada pemukulan terhadap kepala AWK. Yang ada hanya meraba kepala raja," ujarnya di Denpasar, Rabu (28/10). Ia menjelaskan, aksi tersebut merupakan respons terhadap yang arogan saat hendak menemui demonstran.

Saat mendekati demonstran, lanjutnya, AWK berjalan sambil mengepalkan tangannya. Warga yang sedang demo berpikir bahwa kepalan tangan itu dinilai menantang.

Terjadilah aksi meraba kepala itu. Ia juga membantah pernyataan AWK yang mengaku sempat dipukul sebanyak tiga kali. "Tidak ada pemukulan, apalagi sampai tiga kali. Yang ada hanya meraba kepala raja," ujarnya.

Ngurah Harta menegaskan dan mempersilahkan AWK untuk lapor ke polisi. "Kalau AWK melapor ke polisi, kami akan membuka semua materi laporan terdahulu yang sampai sekarang tidak diproses. Dulu kami laporkan beberapa kasus penting, tapi polisi tidak memprosesnya. Kalau sekarang dia lapor, kami akan buka kembali kasus yang dulu itu," ujarnya.

Tokoh spiritual itu membeberkan beberapa kasus yang pernah dilaporkan. Beberapa di antaranya kasus penghinaan terhadap para pedanda seluruh Bali, kasus pelecehan simbol agama Hindu, dan kasus pencemaran dengan mengatakan bahwa generasi muda Hindu Bali boleh melakukan seks bebas asalkan menggunakan kondom.

Ia juga menegaskan, pengakuan AWK yang mengatakan tidak ada atau tidak tahu masalah yang diprotes warga itu merupakan bohong besar. Warga sudah memegang bukti berupa rekaman video yang tersebar di media sosial terkait pernyataan AWK dianggap melecehkan simbol agama Hindu di Pura Ped Nusa Penida.

"Dia harus minta maaf terbuka. Maaf itu harus di Pura Ped Nusa Penida. Kalau tidak berani, kami yang akan mengantarnya," ujarnya. (OL-14)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya