Headline

Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.

Fokus

Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.

Telur dan Bawang Merah Pemicu Defisit di Tasikmalaya

Kristiadi
31/1/2020 08:44
Telur dan Bawang Merah Pemicu Defisit di Tasikmalaya
Telur dan bawang merah penyumbang defisit di Kota Tasikmalaya, hingga 70%.(MI/PALCE AMALO)

BANK Indonesia Perwakilan Tasikmalaya menjajaki kerja sama antardaerah mengatasi komoditas yang selama ini mengalami defisit di Kota Tasikmalaya. Komoditas yang selama ini mengalami defisit mulai dari telur dan bawang merah.

Kepala Kantor Perwakilan BI Tasikmalaya, Heru Saptaji mengatakan, defisit komoditas telur ayam dan bawang merah hingga kini sudah mencapai 70 persen. Untuk mengatasi defisit, BI tak bisa serta merta membuat produksi dua komoditas di dalam daerah.
 
"Kita harus ada kerja sama antardaerah. Kita juga harus kembangkan konektivitas perdagangan. Salah satu contoh mengatasi defisit telur ayam ras. Dan selama ini BI telah menjajaki kerja sama antara pengusaha yang berasal dari Kota Tasikmalaya dengan klaster ayam ras binaan Bank Infonesia di Blitar, Jawa Timur," kata Heru, Jumat  (31/1).

Ia menambahkan selain mengatasi masalah telur, BI akan terus berupaya mengatasi defisit bawang merah. BI akan mengajak para pengusaha bawang di pasar Tasikmalaya untuk bekerja sama dengan koperasi petani di Brebes, Jawa Tengah. Demikian juga dengan komoditas lainnya, BI akan bekerja sama dengan sejumlah klaster di wilayah Priangan Timur untuk memenuhi kebutuhan lokal.

"Klaster binaan Bank Indonesia Tasikmalaya diklaim telah dapat memasok kebutuhan di pasar lokal. Karena itu, setiap operasi pasar biasa mengambilnya dari klaster dengan harga yang murah. Artinya strategi tersebut telah berhasil menekan angka inflasi," ujarnya.

Menurutnya, strategi yang diterapkan itu telah berhasil menekan angka inflasi dalam kurun waktu tiga tahun terakhir. Dan pada Desember 2019, Indeks Harga Konsumen (IHK) di Kota Tasikmalaya mengalami inflasi 0,33 persen. Sementara di tingkat provinsi, inflasi Jawa Barat tercatat 0,35 persen dan inflasi Nasional tercatat 0,34 persen namun perkembangan secara keseluruhan tercatat 1,72 persen dan angka itu lebih rendah dibandingkan tahun lalu sebesar 2,30 persen dan terendah dalam 10 tahun terakhir.

"Keberhasilan menekan angka inflasi di Kota Tasikmalaya merupakan hasil kerja kolaboratif Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) di Kota Tasikmalaya. Karena, setiap daerah berada di Priangan Timur mendorong untuk menekan angka inflasi dengan menggelar operasi pasar tepat waktu. Dan jika adanya kenaikan harga komoditas langsung menggelar pasar murah," katanya.

Sementara itu, Wali Kota Tasikmalaya Budi Budiman mengatakan, angka inflasi selama ini masih terjaga berkat hasil kerja sama dengan baik antardaerah. Demikian juga pertumbuhan ekonomi jalan terus seperti distribusi komoditas pokok. Polisi pun ikut andil dalam memperlancar distribusi komoditas pokok pangan.

baca juga: Hari Ini, Jokowi akan Resmikan Underpass YIA

"Penyaluran distribusi komoditas sampai saat ini terpantau lancar dan kepolisian juga secara rutin melakukan pemantauan. Polisi tetap membantu pemerintah untuk mengamankan proses pendistribusian yakni ketersediaan kebutuhan pokok supaya tidak adanya penimbunan di dalam pasar," tegas, Kapolres Tasikmalaya Kota, AKB Anom Karibianto. (OL-3)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya