Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Indonesia Butuh Sosok Pemersatu seperti Soekarno

Denny Susanto
07/1/2020 18:45
Indonesia Butuh Sosok Pemersatu seperti Soekarno
Wakil Bupati Hulu Sungai Tengah, Berry Nahdian Forqan.(MI/Denny S)

PARTAI Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan akan memperingati hari ulang tahun ke-47 sekaligus menggelar Rapat Kerja Nasional (Rakernas) pada 10-12 Januari 2020 di Jakarta.

Berbicara partai berlambang kepala banteng ini tidak lepas dari sosok Soekarno, sang proklamator dan pemersatu bangsa. Demikian diungkapkan politikus PDIP Kalimantan Selatan yang juga menjabat Wakil Bupati Hulu Sungai Tengah, Berry Nahdian Forqan, Selasa (7/1).

"Indonesia membutuhkan sosok pemimpin seperti Soekarno, sang Proklamator, yang dapat mempersatukan anak bangsa. Sosok pemimpin seperti Soekarno, Presiden pertama RI yang mampu mempersatukan ini adalah kunci menjadi bangsa yang maju," ungkapnya.

Soekarno dalam berbagai literasi atau buku yang pernah ditulis dikenal sebagai sosok yang sangat kuat sebagai pemimpin pemersatu. Nilai persatuan ini merupakan salah satu warisan Soekarno untuk Indonesia yang harus kita pelihara. Soekarno juga disegani dan dihormati serta menjadi pemimpin yang berpengaruh di dunia internasional.

Sementara Katib Syuriah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Kalsel, KH Syarbani Haira, mengatakan, ada beberapa catatan menarik tentang Soekarno. Antara lain hubungan Soekarno dengan NU, sebagai salah satu partai politik sejak Pemilihan Umum pertama pada 1955.

"Ada pelajaran berharga dan sangat mahal tentang semangat ketulusan dan keikhlasan, hubungan antara Soekarno dan NU," ujarnya.

Sebagai salah satu partai pemenang pemilu, NU justru tidak dimasukkan dalam kabinet. Padahal, Ketua Umum PBNU kala itu, Kyai Idham Chalid, selalu diajak Soekarno dalam pembahasan kabinet. NU pun legawa dengan keputusan presiden ini.


Baca juga: Jokowi Minta 30 Jembatan dan 19 Sekolah di Lebak Diperbaiki


"Tampaknya Soekarno ingin menguji sikap NU. Melihat sikap NU yang legowo dengan keputusan ini akhirnya presiden kemudian memasukkan dua orang kader NU dalam kabinet," tuturnya.

Catatan lainnya ada etos kerja dan daya juang Soekarno. Soekarno telah menjadi ikon inspiratif perjuangan.

"Maka itu, saat kami nyantri di Yogyakarta akhir 70-an dan 80-an, kami punya kelompok kajian yang secara khusus membedah pemikiran Soekarno," ujar magister demografi dari IAIN Sunan Kalijaga dan Universitas Gadjah Mada ini.

Lebih jauh dikemukakan pendiri dan pengelola Universitas NU Kalsel ini, Soekarno, juga seorang literasi yang baik sekaligus bisa menuangkan ide-ide nya di banyak media. Dia juga sangat menghargai anak-anak muda. Ia selalu melibatkan banyak anak muda dalam beragam sepak terjangnya.

Maka itu tak mengherankan jika Soekarno pernah berkata, "Beri aku 10 pemuda niscaya akan aku goncangkan dunia".

Bagi Soekarno, pemuda memiliki nilai yang sangat penting. Soekarno juga dikenal sebagai pemimpin yang mampu bersikap netral tidak terjebak oleh banyak kepentingan. Bahkan, dia bisa membangkitkan semangat negara-negara di kawasan Asia-Afrika.

Rakernas PDIP mengangkat tema 'Solid Bergerak Wujudkan Indonesia Negara Industri Berbasis Riset dan Inovasi Nasional' dengan subtema 'Strategi Jalur Rempah dalam Lima Prioritas Industri Nasional untuk Mewujudkan Indonesia Berdikari'. (OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya