Headline

Pengibaran bendera One Piece sebagai bagian dari kreativitas.

Fokus

Isu parkir berkaitan dengan lalu lintas dan ketertiban kota.

Lumba-Lumba Mati di Karawang Diduga Jenis Hidung Botol

Cikwan Suwandi
06/9/2019 16:08
Lumba-Lumba Mati di Karawang Diduga Jenis Hidung Botol
Tim Loka PSPL KKP sedang mengambil sampel bangkai lumba-lumba yang ditemukan di Karawang.(MI/Cikwan Suwandi)

Loka Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut (Loka PSPL Serang) Kementerian Kelautan dan Perikanan melakukan pengambilan sampel bangkai lumba-lumba yang diduga mati karena tumpahan minyak.

"Kalau dugaan sementara lumba-lumba itu mati saat mengambil udara ke permukaan, kemudian menghirup minyak," ungkap Deden Solihin Pelaksana Satker DKI Jakarta Loka PSPL Serang kepada Media Indonesia, Jumat (6/9).

Deden mengatakan pengambilan sampel itu berdasarkan laporan dan perintah langsung dari Dirjen Pengelolaan Ruang Laut KKP. Selama tumpahan minyak berlangsung di Karawang, pihaknya telah mengambil dua sampel bangkai lumba-lumba. Pertama kali di Pusaka Jaya Utara tanggal 17 Agustus lalu.

"Kalau yang saat ini sudah kode 5. Yakni komposit rusak. Tadi hanya sisa rangka dan sisa daging. Kita tadi mengambil kulit, daging dan tulang," katanya.

Kemudian pihaknya akan melakukan uji DNA, histologi, logam berat, dan hidrokarbon. Pihaknya memerlukan waktu satu minggu hingga dua minggu demi hasil uji laboratorium bangkai lumba-lumba.

Dari dugaan sementara, Deden menjelaskan bangkai lumba-lumba itu merupakan jenis lumba-lumba hidung botol. "Kalau lihat dari tengkoraknya diduga merupakan lumba-lumba hidung botol," katanya.

Sementara itu Perwakilan Koalisi Masyarakat Sipil, Erik Ramdani menemukan bangkai lumba-lumba mati di Pantai Pelangi Desa Sungai Buntu pada 5 September 2019. "Penemuan ini segera dilaporkan ke KKP untuk diverifikasi jenis dan penyebab kematiannya," katanya.

Lanjut Erik, ini adalah verifikasi kematian lumba-lumba kedua di Karawang semenjak kejadian oil spill Pertamina, setelah Agustus ditemukan lumba-lumba mati di Muara Sungai Cilebar.

"Ingat lumba-lumba bukanlah ikan, tapi mamalia dan dilindungi negara," pungkasnya. (CS/OL-10)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Denny parsaulian
Berita Lainnya