Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Ikut Program Scild, Ribuan Milenial Jadi Peternak

Palce Amalo
27/8/2019 16:21
Ikut Program Scild, Ribuan Milenial Jadi Peternak
Kosmas Talo, remaja desa di Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur memilih menjadi peternak setelah mendapat pelatihan lewat proyek Sclid.(MI/Palce Amalo )

TIGA tahun lalu, Kosmas Talo adalah remaja desa yang tidak punya pekerjaan. Saban hari, ia menghabiskan sebagian besar waktunya bersama rekan-rekannya, bahkan hingga larut malam.

"Kadang kami duduk-duduk di deker dan tidak bisa berbuat apa-apa," kata Kosmas saat menyampaikan testimoni di acara Penutupan Proyek Strong Community Social Organization for Inclusive Livestock Value Chain Development (Scild/Penguatan Organisasi Masyarakat Sipil Melalui Rantai Nilai Peternakan yang inklusif) di Kupang, Nusa Tenggara Timur, Selasa
(27/8).

Sampai akhirnya ia mendapatkan harapan yang dapat mengubah jalan hidupnya, menjadi peternak di usia muda, 18 tahun.

"Ada yang menawarkan bantuan kepada anak muda dengan memanfaatkan potensi yang mereka miliki. Saya dan pemuda lainnya langsung berminat," ujarnya.

Bantuan penguatan ekonomi bagi kaum milenial yang diterima Kosmas terdiri dari dua ekor babi untuk selanjutnya dikembangkan. Setelah tiba saatnya dan ternak babi siap dijual, hasil penjualan dibagi dua yakni 80% untuk pemuda atau peternak, dan 20% dikembalikan ke pendamping yang berasal dari lembaga swadaya masyarakat (LSM) setempat. Selanjutnya digunakan untuk mendanai kegiatan pendampingan.

Ternak babi merupakan satu dari tiga ternak yang dibagikan kepada 2.002 anak muda usia 18-20 tahun. Dari jumlah itu, 65% atau 1.300 orang adalah perempuan. Mereka berasal dari 40 desa di lima kabupaten di Nusa Tenggara Timur  sejak 2017 yakni Timor Tengah Selatan, Timor Tengah Utara, Belu, Malaka, dan Kupang. Dua ternak lainnya ialah sapi dan ayam.

Program Scield merupakan program dari Plan Internasional Indonesia Area Timor yang mendapatkan dukungan dana dari Uni Eropa dalam rangka mendukung program Pemerintah NTT.

Exucutive Director Plan Indonesia Dini Widiastuti menyebutkan sebelum terjun menjadi peternak, para milenial mendapat pelatihan teknis peternakan, gender dan perlindungan anak, serta penguatan kapasitas organisasi. Melalui pelatihan ini juga akan menjadi kekuatan pendorong bagi kaum muda perempuan dalam meningkatkan partisipasi mereka agar
setara dengan kaum muda laki-laki dalam pembangunan ekonomi.

"Bukan hanya keterampilan teknis peternakan dan kewirausahaan, tetapi juga terbentuknya forum diskusi komunitas untuk advokasi peternakan di berbagai level. Mulai dari desa dan kecamatan," ujarnya.

Dalam pelaksaan program itu, Plan mengandeng delapan LSM lokal yang bertugas memberikan pendampingan kepada para milenial. Selain itu, juga menggandeng Yayasan Sanggar Suara Perempuan dan Bengkel APPek untuk memperkuat delapan LSM tersebut. Delegasi Uni Eropa yang diwakili Nur Isravivani selaku Program Manager Perdagangan/Pembangunan Ekonomi Daerah Uni Eropa menyampaikan selamat atas capaian dan kolaborasi berbagai pihak dalam program peternakan untuk pemuda dan perempuan selama tiga tahun ini.

baca juga: Karawang Akan Jadi Sentral Industri Kosmetik Tanpa Merkuri

"Harapan saya semoga dapat menjadi praktek terbaik di NTT dan berkelanjutan untuk mendorong pembangunan ekonomi yang inklusif, khususnya penciptaan lapangan kerja bagi kaum muda," ujarnya.

Di masa mendatang, capaian proyek ini dapat terus dikembangkan sehingga semakin banyak kaum muda, khususnya perempuan yang turut menerima manfaat. (OL-3)

 

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya