Kawasan Hutan di Kalsel Mulai Terbakar

Denny Susanto
31/7/2019 15:06
Kawasan Hutan di Kalsel Mulai Terbakar
Wilayah gambut di Kalimantan Selatan mulai terbakar.(MI/Denny Susanto )

KAWASAN hutan di sejumlah wilayah Kalimantan Selatan (Kalsel) saat ini mulai terbakar. Gubernur Kalsel Sahbirin Noor meminta seluruh bupati dan walikota memaksimalkan upaya pengendalian kebakaran hutan dan lahan di wilayah masing-masing. Data dari Pusat Pengendalian dan Operasional Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalsel mencatat dalam beberapa hari terakhir dua titik api terpantau di kawasan hutan Kabupaten Banjar dan Kotabaru.

Kepala BPBD Kalsel, Wahyudin Ujud, Rabu (31/7) mengatakan kondisi cuaca saat ini sangat kering sehingga memicu terjadinya kebakaran.

"Dalam sepekan terakhir terjadi peningkatan jumlah titik api dan luas areal yang terbakar di Kalsel," tuturnya.

BMKG memperkirakan musim kemarau tahun ini akan berlangsung Agustus-Oktober dan lebih ekstrim dari tahun sebelumnya. Tercatat sepanjang 2019 jumlah titik api yang muncul berdasarkan pantauan satelit aqua terra di Kalsel sebanyak 148 dengan luas hutan dan lahan terbakar seluas 240,4 hektar. Adapun daerah terparah dilanda karhutla yaitu Kabupaten Tapin.

Menurut Wahyuddin  hampir setiap hari terpantau 10 titik panas (hotspot) di Kalsel. Kebakaran hutan dan lahan juga mulai terjadi di wilayah Kota Banjarbaru, Kabupaten Banjar, Tanah Laut, dan Hulu Sungai Selatan. Pada 2018 jumlah titik api muncul di Kalsel sebanyak 458 titik dengan luas karhutla mencapai 3.900 hektar.

"Kemarau tahun ini diperkirakan lebih kering dari tahun sebelumnya sehingga kita semua harus waspada," katanya.

Sementara, Gubernur Kalsel, Sahbirin Noor meminta seluruh bupati dan walikota memaksimalkan upaya pengendalian kebakaran hutan dan lahan di wilayah masing-masing. Hal ini disampaikan gubernur saat upacara penyerahan tim pengendalian (Satgas) Karhutla oleh BNPB kepada Pemprov Kalsel kemarin.

Setiap musim kemarau tiba, karhutla menjadi masalah yang dihadapi. Karena itu bupati/walikota harus melakukan upaya penanggulangan secara maksimal.

"Kita tidak boleh menyerah untuk mencegah dan mengatasi karhutla. Bagaimanapun caranya, pengendalian karhutla harus diupayakan semaksimal mungkin," ujarnya.

Faktor utama penyebab karhutla dipicu adanya kelalaian manusia baik sengaja maupun tidak disengaja. Penanganan karhutla sendiri telah menguras anggaran sangat besar yang harus disediakan pemerintah. Oleh karena itu pemerintah melalui BNPB dan BPBD didukung TNI-Polri lebih memfokuskan pada upaya pencegahan.

baca juga: Pembangunan Triwulan II Kota Padang Belum Capai Target

Salah satunya dengan menurunkan tim pengendalian karhutla yang ditempatkan di desa-desa rawan bencana termasuk 100 desa di Kalsel. Pantauan Media, upaya penanggulangan karhutla di Kalsel terus dilakukan baik melalui satgas darat maupun udara (water boombing). Beberapa lokasi kejadian kebakaran berada jauh dari jangkauan dan keterbatasan sumber air sehingga keberadaan helikopter pembom air ini sangat diperlukan. Saat ini ada tiga helikopter pembom air beroperasi di Kalsel. (OL-3)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya