Headline
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
PERGERAKAN konsolidator relawan KH Ma'ruf Amin, Master C19 Portal KMA, dalam menggalang dukungan warga Nahdlatul Ulama untuk memenangkan calon Wakil Presiden nomor urut 01 itu belum berhenti.
Usai menyolidkan suara nahdliyin di Jawa Timur, Jawa Barat, dan Sulawesi Selatan, Master C19 Portal KMA berencana menyambangi warga NU di Sumatra Utara.
Hal itu ditegaskan Direktur Master C19 Portal KMA Doddy Dwi Nugroho. Menurutnya, masih ada warga NU di Sumut yang belum memantapkan pilihan di Pemilihan Presiden 17 April mendatang.
"Insya Allah pada 6 Februari ini, kita akan sambangi warga NU di Sumut. Dan memang sudah menjadi tugas kami mengonsolidasikan suara warga NU untuk memenangkan Kiai Ma'ruf Amin," tandas Doddy dalam keterangan tertulis, Senin (4/3).
Dalam upaya menyolidkan suara NU untuk memenangkan KMA, lanjut alumnus Fakultas Hukum Universitas Widya Gama ini, sama seperti yang dilakukan di Jawa Timur, Jawa Barat, dan Sulawesi Selatan.
"Ya, kami akan menemui simpul-simpul warga NU Sumut. Kami akan gerakkan mereka untuk menggalang dukungan masyarakat untuk memenangkan Kiai Ma'ruf di Sumut," ungkapnya.
Dalam kontestasi Pilpres nanti, Doddy meyakini, jika warga NU akan memilih pasangan calon nomor urut 01 yakni Joko Widodo–KH Ma’ruf Amin. Karena, Kiai Ma'ruf merupakan ulama besar di Indonesia.
"Sebelumnya, beliau menjadi pimpinan tertinggi dengan menjabat sebagai Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama dan Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia. Karena itu, bagi warga NU dan umat Islam tidak ada pilihan lain selain memilih ulamanya sendiri," tandasnya.
Ketua Dewan Pembina Master C19 Portal KMA, Ahmad Syauqi yang juga putra Kiai Ma'ruf, menambahkan, memenangkan KMA dalam Pilpres nanti merupakan bagian ijtihad dan jihad warga NU.
Sebab, kata Gus Oqi-panggilan akrabnya, yang dihadapi Jokowi dan Kiai Ma'ruf bukan Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno.
Baca juga: Ribuan Surat Suara Rusak di Sulsel bakal Dimusnahkan
"Orang NU harus tahu, ada kelompok yang tidak mau Jokowi terpilih lagi. Mereka adalah kelompok yang selama ini merongrong NKRI," tuturnya.
"Nah, orang NU harus membentengi ini kalau tidak mau negara ini dikuasi mereka. Ini sangat berbahaya bagi NU. Iya kalau NU hanya dilemahkan saja, kalau diusir dari negara ini?," tambahnya.
Ia juga mengimbau kepada warga NU tidak terpengaruh dengan isu-isu hoaks yang selama ini untuk melemahkan NU. Misalnya, isu Jokowi anak PKI, Kiai Ma'ruf akan digantikan Ahok nanti.
"Itu semua hoaks. Tujuannya jelas, mereka tidak mau orang NU memilih 01 di Pilpres nanti. Dan itu tugas kita menjelaskan kepada warga NU," pungkasnya. (RO/OL-1)
KPK menetapkan Hasto Kristiyanto sebagai tersangka suap terkait buronan Harun Masiku. Hasto disebut aktif mengupayakan Harun memenangkan kursi anggota DPR pada Pemilu 2019.
Bagi Mahfud, batalnya memakai kemeja putih tersebut lima tahun lalu menyimpan pesan tersendiri.
PENDUKUNG Joko Widodo pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 kini berbalik mendukung calon presiden (capres) Prabowo Subianto jelang Pilpres 2024.
Burhanuddin Muhtadi mengaku diserang akun yang menuduh dirinya sebagai dalang quick count palsu yang ditayangkan di televisi dan menerima bayaran Rp450 miliar.
Pengalaman nyoblos di Los Angeles kali ini, sangat menarik karena di KJRI-LA juga diadakan hiburan seperti live music dan kita juga bisa membeli makanan-makanan khas Indonesia.
Gerak-gerik pelaku dalam video rekaman yang beredar di media sosial juga dinilai amat tenang. Padahal, pelaku telah ketahuan sedang mencoblos surat suara salah satu pasangan calon.
Kasasi ini dipimpin oleh Ketua Majelis Dwiarso Budi Santiarto. Anggota Majelis yakni Arizon Mega Jaya dan Yanto.
Dalam kondisi sosial yang timpang, hanya hakim yang adil yang menjadi harapan masyarakat kecil. Berbeda dengan penguasa atau elite yang tak terlalu terbebani saat terjerat kasus hukum.
Herdiansayah berharap agar majelis hakim Pengadilan Tipikor pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat mempertimbangkan keadaan yang memberatkan dari perbuatan Zarof.
Harli mengaku bingung dengan tekanan yang dicetuskan Zarof. Saat ini, Kejagung masih mengusut kasus pencucian uangnya, saat persidangan kasus suap dan gratifikasinya hampir rampung.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved