Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Sidang Etik Gali Sosok Polisi Pemeras 45 WN Malaysia di DWP 2024

Siti Yona Hukmana
02/1/2025 14:21
Sidang Etik Gali Sosok Polisi Pemeras 45 WN Malaysia di DWP 2024
Anggota Kompolnas Mohammad Choirul Anam,(Dok. Antara)

DIVISI Profesi dan Pengamanan (Divpropam) Polri terus menggelar sidang Kode Etik Profesi Polri (KEPP) terhadap 18 anggota yang memeras 45 warga negara (WN) Malaysia saat menonton gelaran Djakarta Warehouse Project (DWP) di JI-Expo Kemayoran, Jakarta Pusat. Salah satu yang digali dalam sidang ialah sosok polisi pemeras.

"Dari segi pelaksanaannya, hari pertama 13 (Desember) siapa, 14 siapa, 15 siapa melakukan, termasuk juga akhir pertanggung jawaban," kata anggota Kompolnas Mohammad Choirul Anam di Gedung TNCC Mabes Polri, Jakarta Selatan, Kamis, 2 Januari 2025.

Anam mengatakan majelis etik juga menggali akhir dari pemerasan penonton DWP 2024. Seperti di antaranya penyetoran dana.

"Ditelusuri dananya berapa, siapa yang menerima, siapa yang menguasai, dititipkan kemana, dan sebagainya," ungkap Anam.

Hal ini diketahui Anam dari sidang perdana yang digelar pada Selasa, 31 Desember 2024 pukul 11.00 WIB hingga Rabu, 1 Januari 2025 pukul 04.00 WIB. Sidang ini dilakukan terhadap mantan Dirresnarkoba Polda Metro Jaya Kombes Donald Parlaungan Simanjuntak dan AKP Yudhy Triananta Syaeful, mantan Panit 1 Unit 3 Subdit 3 Ditresnarkoba Polda Metro.

Keduanya diberi sanksi pemberhentian tidak dengan hormat (PTDH). Sementara itu, satu terduga pelanggar lainnya yang disidang etik Selasa dilanjutkan hari ini atas nama AKBP Malvino Edward Yusticia, mantan Kasubdit 3 Ditresnarkoba Polda Metro Jaya. Selain Malvino, Divpropam juga menyidang etik dua polisi lainnya hari ini.

Anam mengatakan penelusuran dalam sidang etik ini juga dilakukan terhadap sidang-sidang berikutnya. Dia mengapresiasi pemeriksaan model seperti itu, karena diyakini akan membongkar perencanaan hingga otak yang memerintahkan aksi pemerasan tersebut.

"Oleh karenanya, memang kami Kompolnas mengapresiasi profesionalitas itu dan penting bagi kami untuk memang mengurai itu semua, biar masalahnya terang benderang dan ini tidak boleh terjadi lagi," pungkas Anam.

Untuk diketahui, ada 18 oknum polisi memeras 45 WN Malaysia saat menonton gelaran DWP 2024 di JI-Expo Kemayoran, Jakarta Pusat pada 13-15 Desember 2024. Belasan anggota itu dari Polda Metro Jaya, Polres Metro Jakarta Pusat, dan Polsek Kemayoran.

Dalam kasus ini, Divisi Propam Mabes Polri menyita barang bukti uang senilai Rp2,5 miliar yang disinyalir merupakan kerugian korban. Uang itu ditampung di sebuah rekening khusus yang telah disiapkan. (Z-9)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri Rosmalia
Berita Lainnya