Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
AKTIVIS lingkungan dan gender, Nur Amalia mengatakan bahwa perempuan dan anak paling rentan terhadap dampak perubahan iklim karena perempuan merupakan bagian dari mayoritas masyarakat miskin dunia dan penghidupannya lebih tergantung pada sumber daya alam yang terancam oleh perubahan iklim.
"Ada hambatan sosial politik yang membatasi perempuan untuk mengatasi upaya-upaya mitigasi maupun adaptasi. Bagaimana kita mau melakukan mitigasi dan pencegahan kalau tambang, perkebunan dengan skala besar, hingga industri ekstraktif terus dibuka," kata Nur dalam Simposium Perempuan Prakongres III DPP Partai NasDem, Jumat (21/6).
Padahal negara-negara lain memiliki sumber daya alam yang sama tapi mereka mencoba untuk memanfaatkan dari negara lain dulu lalu kemudian memanfaatkan di wilayahnya.
Baca juga : Perempuan dan Anak Paling Beresiko terhadap Perubahan Iklim
Perempuan dan laki-laki di daerah pedesaan di negara berkembang sangat rentan khususnya ketika mereka sangat tergantung pada sumber daya alam lokal untuk mata pencaharian sehari-hari.
"Masih adanya stigma masyarakat perempuan mengurus rumah tangga. Padahal tanggung jawabnya bisa sebagai pengurus sumber daya alam dan rumah tangga, memposisikan perempuan dengan baik untuk membantu dalam strategi penghidupan yang disesuaikan dengan realitas perubahan lingkungan," ujar dia.
Selain itu, ia juga mengatakan masih terjadi kesenjangan dalam mengakses sumber daya alam. Menurutnya norma budaya dan sosial yang membatasi peran perempuan dalam memiliki serta mengelola sumber daya, termasuk tidak adanya pengakuan terhadap hak kolektif perempuan utamanya perempuan adat.
Baca juga : Tingkatkan Akses Sanitasi dan Higiene Berkelanjutan kepada Kelompok Marginal
"Masih tidak jelasnya peraturan dan lemahnya penegakan hukum terkait hak akses perempuan," jelasnya.
Nur Amalia merekomendasikan agar peran perempuan dimaksimalkan dengan mempromosikan n pelibatan perempuan dalam pengambilan keputusan melalui tata kelola pemerintahan yang inklusif di mana ada keterlibatan perempuan melalui affirmative action.
Meningkatkan pelatihan bagi perempuan untuk meningkatkan pengetahuan serta keahlian dalam pengelolaan lingkungan dan sumber daya alam.
"Hingga memastikan akses perempuan pada layanan keuangan serta pembiayaan termasuk kredit, hibah dan layanan lainnya yang bisa mendukung perempuan pada pengelolaan sumber daya alam," pungkasnya. (Iam)
Berbicara kepada anak-anak tentang penyakit serius, seperti kanker bisa menjadi tantangan besar bagi orang tua.
Momen lebaran bukan hanya tentang kebahagiaan, tetapi juga kesempatan bagi anak-anak untuk belajar mengelola uang.
Artis, model, dan pembawa acara Dian Ayu Lestari membagikan tips liburan bersama anak-anak, termasuk memilih tempat yang cocok dan mempersiapkan peralatan penting.
Si kecil cenderung lebih mudah pilek dan batuk di musim hujan. Pengaruh cuaca pada perkembangan kuman menjadi salah satu penyebabnya.
Agar anak tidak stunting, upaya pencegahan perlu dilakukan sejak jauh hari, bahkan sebelum masa kehamilan.
Sebagian orang tua melarang anak bermain hujan. Padahal, bermain di tengah hujan memberi sejumlah manfaat buat anak.
BADAN Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi bahwa kondisi cuaca ekstrem berupa curah hujan sangat tinggi akan terus bertahan hingga Maret-April 2025.
Empat perempuan muda tersebut yakni Yola, asal Kota Kupang, Karmelita asal Kabupaten Nagekeo, Ina, asal Kabupaten Lembata dan Helda asal Kabupaten Timor Tengah Selatan.
Di tengah krisis iklim dan krisis pangan, peran petani milenial dan pemanfaatan teknologi menjadi kunci penting bagi Indonesia dalam menjaga ketahanan pangan nasional.
Workshop pemilahan sampah diharapkan dapat mengedukasi kalangan anak anak untuk peduli lingkungan sejak dini.
Mengawali rangkaian acara menyambut ulang tahun, Swiss-Belresort Dago Heritage dan Zest Sukajadi Bandung menggelar kegiatan penanaman 141 pohon di Taman Hutan Raya, Ir. H. Djuanda, Bandung.
Konsorsium SNAPFI, merupakan tim proyek penelitian kolaboratif antara Pusat Perubahan Iklim Institut Teknologi Bandung (PPI-ITB) dengan Deutsches Institut für Wirtschaftsforschun
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved