Headline

Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Tingkatkan Akses Sanitasi dan Higiene Berkelanjutan kepada Kelompok Marginal

Media Indonesia
26/3/2024 14:00
Tingkatkan Akses Sanitasi dan Higiene Berkelanjutan kepada Kelompok Marginal
(Dokpri)

PERUBAHAN iklim yang memengaruhi kelangkaan air berdampak terhadap rusaknya fasilitas sanitasi dan air. Padahal, keterbatasan terhadap fasilitas ini dapat mengancam kesehatan mereka. Program Water, Sanitation and Hygiene (Wash) Sustainable Development Goals (SDG) yang dilaksanakan Plan Indonesia dan SNV Indonesia serta didukung pemerintah Belanda bertujuan meningkatkan akses sanitasi dan higiene berkelanjutan dengan memastikan aspek kesetaraan gender, ketahanan iklim, dan inklusi sosial.

Direktur Eksekutif Plan Indonesia Dini Widiastuti menjelaskan sanitasi buruk akan berdampak kepada semua orang, terlebih kelompok marginal, termasuk anak perempuan yang membutuhkan akses ke sanitasi layak dalam menjaga kebersihan seperti saat mengalami menstruasi. Tak hanya di lingkungan rumah, kelompok marginal sangat penting mendapatkan hak mereka terhadap air bersih dan sanitasi aman di sekolah. 

"Pelibatan semua kelompok, termasuk perempuan anak perempuan, penyandang disabilitas, masyarakat miskin, dan kelompok rentan lain sangat penting untuk mencapai target 100% akses sanitasi aman pada 2030. Ini sesuai dengan semangat SDG, yaitu tidak ada satu pun yang tertinggal atau ditinggalkan," ujar Dini dalam lokakarya Pembelajaran Implementasi WASH SDG untuk Mendorong Sanitasi Aman yang Berkelanjutan dan Inklusif.

Baca juga : Perempuan Berperan Penting dalam Penyediaan Air Minum yang Bersih

Plan Indonesia telah melaksanakan program Wash SDG sejak 2018 di Kota Mataram, Kabupaten Lombok Tengah, Malaka, dan Belu. Banyak capaian signifikan yang telah dicapai di wilayah dampingan Plan Indonesia itu. Saat ini empat kota/kabupaten dampingan Winner Project telah mendeklarasikan sebagai kabupaten/kota 100% Stop BAB Sembarangan. Tiga di antaranya menuntaskan 5 Pilar STBM. 

Keberhasilan lain yaitu peningkatan partisipasi aktif perempuan dan penyandang disabilitas di wilayah dampingan Plan Indonesia dalam program STBM. Keberhasilan pencapaian ini ditentukan oleh beberapa faktor yakni kemitraan Plan Indonesia dengan Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) dan organisasi disabilitas yang berhasil menjangkau masyarakat hingga tingkat rumah tangga. Faktor keberhasilan yang lain ialah kuatnya dukungan kepala daerah terhadap implementasi program STBM. Melalui dukungan Plan Indonesia, pemerintah kota/kabupaten tersebut saat ini telah memiliki dokumen SSK (Strategi Sanitasi Kota) sebagai acuan untuk pelaksanaan program sanitasi jangka panjang.

Untuk meningkatkan akses sanitasi aman dan higiene yang inklusif bagi seluruh masyarakat di wilayah dampingan, Plan Indonesia menerapkan tiga strategi utama dalam menjalankan program Wash SDG. Ketiganya yakni memperkuat lingkungan kebijakan dan anggaran yang mendukung, melaksanakan promosi yang berorientasi pada perubahan perilaku, dan mendorong ketersediaan produk dan layanan sanitasi yang terjangkau melalui kewirausahaan sanitasi. 

Country Director SNV Indonesia, Rizki Pandu Permana, menyampaikan bahwa untuk mencapai sanitasi aman perkotaan yang inklusif dan berkelanjutan, pihaknya menerapkan pendekatan Urban Sanitation & Hygiene for Health & Development (USHHD) dan mendorong pelibatan dan kolaborasi multipihak. Pendekatan ini berfokus pada peningkatan kapasitas pemerintah daerah dalam melaksanakan komunikasi perubahan perilaku sanitasi, menyediakan layanan sanitasi yang profesional dan terjangkau, memperkuat tata kelola sanitasi, memiliki sistem pembiayaan dan investasi sanitasi yang tepat sasaran, dan mengoperasikan sistem pengolahan, pemanfaatan kembali, atau pembuangan limbah terolah secara aman. (RO/Z-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya