Headline

Nyanyi Bareng Jakarta (NBJ) terinspirasi dari komunitas serupa di luar negeri yang mewadahi orang bernyanyi bersama tanpa saling kenal.

Produksi Teh Purwakarta Turun 40 Persen Akibat Serangan Hama

Reza Sunarya
08/8/2025 22:42
Produksi Teh Purwakarta Turun 40 Persen Akibat Serangan Hama
Warga sedang memetik teh di perkebunan teh Kiarapedes, Purwakarta(MI/Reza Sunarya)

PRODUKSI daun teh di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, turun akibat serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) yang semakin parah. Penurunan produksi teh disebabkan serangan hama dan perubahan iklim. Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, merupakan salah satu daerah penghasil teh yang berkualitas.

Perkebunan teh di Purwakarta berada di empat kecamatan yaitu Kecamatan Bojong, Darangdan, Wanayasa, dan Kecamatan Kiarapedes. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik, total luas perkebunan teh di Purwakarta yaitu 4.706 hektare dengan produksi mencapai 5.230 ton.

Plt Kadis Pangan dan Pertanian Kabupaten Purwakarta, Hadyanto Purnama, mengatakan perubahan iklim ditandai dengan naiknya suhu rata-rata, pola hujan tidak menentu, serta kelembaban tinggi. Ini memicu ledakan populasi hama seperti Helopeltis spp (serangga penghisap/kepik) dan penggerek batang.

Tak hanya itu, ditemukan pula peningkatan insiden penyakit seperti jamur upas (Corticium salmonicolor). Menurutnya, perubahan iklim dapat mempercepat siklus hidup patogen dan menurunkan daya tahan tanaman sebagai inang.

"Kondisi tersebut berdasarkan hasil pengamatan langsung ke perkebunan teh Desa Pusakamulya, Kecamatan Kiarapedes. Kegiatan bersama Unit Pelaksana Teknis (UPT) Perlindungan Perkebunan itu fokus terhadap fenomena peningkatan hama tanaman teh," kata Hadyanto Purnama, Kamis (8/8).

Hadyanto menjelaskan, akibat serangan hama, penurunan tingkat produksi teh di Purwakarta mencapai 40%. Sementara, pengendalian hanya dilakukan apabila tingkat serangan melampaui batas ekonomi, dengan mengutamakan penggunaan pestisida nabati, agen hayati, atau teknik mekanis.(M-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya