Headline

Pansus belum pastikan potensi pemakzulan bupati.

Populasi Burung Tropis Anjlok Akibat Panas Ekstrem, Ilmuwan Ungkap Dampak Pemanasan Global

Inqilaf Nur Aprilla
15/8/2025 11:54
Populasi Burung Tropis Anjlok Akibat Panas Ekstrem, Ilmuwan Ungkap Dampak Pemanasan Global
Studi terbaru mengungkap populasi burung tropis turun hingga 38% sejak 1950 akibat panas ekstrem dan pemanasan global. (wikipedia)

TAHUKAH kamu, burung-burung di hutan tropis dunia kini semakin sulit bertahan hidup? Penurunan jumlah mereka terjadi lebih cepat dari perkiraan, dan panas ekstrem akibat aktivitas manusia menjadi penyebab utama.

Studi terbaru menunjukkan kelimpahan burung tropis turun sekitar 25–38 persen antara tahun 1950 dan 2020. Penurunan ini jauh lebih besar dibanding jika pemanasan global tidak terjadi.

Dampaknya meluas hingga melampaui hutan mana pun. Hutan tropis adalah rumah bagi sebagian besar spesies burung dunia. Sekitar 72 persen burung tinggal di sana. Dengan suhu yang meningkat dan hilangnya habitat, burung semakin sulit bertahan hidup.

Untuk meneliti hal tersebut, ilmuwan Maximilian Kotz bekerja sama dengan temannya dari Barcelona Supercomputing Center, Potsdam Institute for Climate Impact Research, dan University of Queensland. Mereka menggabungkan data populasi burung jangka panjang dengan catatan cuaca harian.

Tim itu memanfaatkan ERA5, sebuah analisis ulang global yang menggabungkan data observasi dengan model. Langkah ini dilakukan untuk memastikan konsistensi data cuaca historis selama beberapa dekade.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa hari-hari dengan panas ekstrem kini terjadi sepuluh kali lebih sering dibanding beberapa dekade lalu. Burung menghadapi stres panas yang bisa menurunkan kesehatan dan keberhasilan reproduksi.

Burung menghadapi batas panas tubuh yang ketat. Ketika suhu udara melonjak, mereka kesulitan mendinginkan diri, yang dapat berujung kematian atau menurunnya keberhasilan reproduksi.

Burung yang selamat sering meninggalkan musim kawin dengan kondisi tubuh lebih lemah. Hal ini menyebabkan lebih sedikit anak burung yang berhasil tumbuh dewasa.

Menariknya, penurunan populasi juga tercatat di hutan yang relatif utuh. Di Amazonia dan Pulau Barro Colorado di Panama, jumlah burung berkurang meski habitat masih aman.

Temuan ini menunjukkan bahwa panas ekstrem menjadi pendorong utama, bahkan di lokasi yang tidak terganggu manusia.

Para ahli menekankan pentingnya mengurangi emisi gas rumah kaca untuk menahan kenaikan suhu ekstrem. 

Selain itu, melestarikan hutan tropis dan menerapkan strategi konservasi tambahan, termasuk ex-situ, menjadi langkah penting untuk melindungi burung tropis yang paling rentan.

“Di sisi konservasi, penelitian ini memberi tahu kita bahwa selain kawasan lindung dan penghentian deforestasi, kita perlu segera mencari strategi bagi spesies yang lebih rentan terhadap suhu panas ekstrem untuk memaksimalkan potensi adaptasi mereka,” kata Amano, dikutip dari earth.com

Penurunan burung tropis menjadi pengingat nyata bahwa pemanasan global bukan ancaman masa depan, tapi masalah yang harus ditangani sekarang. (earth/Z-2)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya