Headline
DPR klaim proses penjaringan calon tunggal hakim MK usulan dewan dilakukan transparan.
DPR klaim proses penjaringan calon tunggal hakim MK usulan dewan dilakukan transparan.
HARGA beras medium dan premium terpantau masih mengalami kenaikan harga di Pasar Pulo Gadung, Jakarta Timur. Para pedagang pun mengeluhkan kondisi naiknya harga beras tersebut.
Pantauan di lokasi pada Sabtu (17/2), rata-rata harga beras medium mencapai Rp14 ribu hingga Rp15 ribu per kilogram (Kg). Sedangkan, untuk rata-rata beras premium mencapai Rp16 ribu hingga Rp17 ribu per kg.
Salah satu pedagang di Pasar Pulo Gadung, Irfan (25) mengaku sangat terdampak akibat naiknya beras saat ini. Kenaikan ini pun membuat keuntungan yang didapatnya menjadi berkurang.
Baca juga : Pedagang di Cianjur Bingung, Stok Beras Mencukupi tapi Harga Naik
"Pasti terdampak (kenaikan harga), akhirnya keuntungan yang didapat juga menurun karena orang sekarang jarang beli beras, karena mahal itu. Padahal kita juga terpaksa naikan harga ini kan," kata Irfan saat ditemui, Sabtu (17/2).
Selain itu, dampak dari kenaikan itu juga membuat Irfan terpaksa meliburkan beberapa karyawannya. Hal itu karena keuntungan yang didapatkan belum cukup untuk membayar para karyawannya.
"Saya juga terpaksa meliburkan beberapa karyawan saya karena belum bisa membayarnya. Ya itu akibat harga beras mahal dan membuat pendapatan turun karena sepi pembeli," tuturnya.
Baca juga : Kenaikan Harga Beras di Jatim Tidak Terkendali, Pedagang: Bukan karena El Nino
Irfan berharap agar kenaikan beras ini tidak terus terjadi. Ia meminta agar pemerintah dapat menurunkan harga beras, sehingga para pedagang-pedagang beras ini dapat kembali berjualan dengan harga normal dan menaikkan kembali pendapatannya.
"Kalau bisa harga beras di pasar Cipinang itu diturunkan, biar kami para pedagang kecil ini bisa menjual harga eceran dengan harga normal, biar pembeli juga pada beli lagi. Kalau ramai pembeli, keuntungan kita akan balik lagi," tuturnya.
Sementara itu, hal yang sama juga diungkapkan oleh Dani (39), salah satu pedagang beras di pasar tesebut. Ia mengakui harga beras saat ini masih terbilang cukup mahal.
Baca juga : Pedagang Banyumas Kesulitan Peroleh Pasokan Beras, Harga Masih Rp16 Ribu/Kg
"Sebelum naik begini harga beli di pasar Cipinang untuk 100 kg itu cuma Rp640 ribu, sekarang bisa sampai Rp800 ribu. Mau tidak mau saya jualnya juga tinggi dieceran," kata Dani.
Dani juga mengakui bahwa semenjak harga beras naik, tokonya sepi pembeli. Sehingga, hal itu membuat toko milik Dani mengalami penurunan pendapatan.
"Biasanya kalau jual harga eceran normal, keuntungan penjualan bisa beli 2-3 karung untuk stok di toko. Tapi sejak naik begini dan pendapatan berkurang, kita cuma bisa beli 1 karung beras buat stok di toko," tuturnya.
Baca juga : Harga Beras di Palu Kembali Naik
Kedepannya, Ia berharap agar harga beras dapat kembali dengan harga normal. Dengan begitu, pendapatan tokonya tersebut dapat kembali meningkat.
"Semoga kenaikan ini tidak berlarut panjang dan harga dapat kembali normal supaya kita juga bisa kebanjiran pembeli lagi. Sehingga pendapatan kita bisa kembali meningkat," ujarnya. (Z-5)
Baca juga : Harga Beras Mahal Imbas Tingginya Harga Gabah di Tangan Petani
Kemendag buka suara terkait dengan kosongnya stok beras premium di ritel-ritel modern.
Kelangkaan beras di sejumlah ritel modern justru memberikan dampak positif bagi pedagang di Pasar Induk Cipinang.
DINAS Pangan dan Pertanian Kabupaten Karimun menemukan beras tak layak konsumsi beredar di sejumlah toko dan swalayan.
Kemendag menyebut pengecer-pengecer kini hanya lebih mengambil sikap hati-hati untuk mengeluarkan stok beras mereka.
PRESIDEN Prabowo Subianto mengancam agar tidak ada pihak yang bermain-main dengan kebutuhan pangan. Soal permasalahan beras, ia memperingatkan penggilingan beras skala besar
Agen menghentikan pasokan kendati pedagang telah mengorder. Kalaupun ada pengiriman beras, jumlah tidak sesuai pesanan.
Pemprov DKI ingin memindahkan pedagang Pasar Hewan Barito. Namun, muncul polemik di mana sebagian pedagang pasar yang terletak di depan Taman Langsat itu menolak direlokasi.
Melambungnya harga beras tersebut, telah mengusik pendapatan atau terganggu keuntungan yang mereka peroleh dari hasil penjualan.
Tindakan yang dilakukan oleh Satpol PP tidak memiliki asas kebermanfaatan dan hanya membuat gaduh.
Ketiga WNA tersebut diperiksa penyidik setelah hebohnya warga menyaksijan vidio viral atas keributan terjadi di pasar tradisional tersebut,
Bahkan berdasarkan pemeriksaan juga, ketiga WNA asal Iran ini melakuhan aksinya di dua tempat yakni Pasar Ratu dan Pasar Welahan, Kabupaten Jepara,
Tim Saber Pungli diturunkan dan berhasil mengamankan puluhan orang yang diduga preman karena diduga telah mengganggu aktivitas perekonomian di Pasar Sandang Jatibarang.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved