Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
WARGA Kota Depok, Jawa Barat (Jabar), menjerit akibat lonjakan harga beras yang disusul dengan kelangkaan di ritel pedagang tradisional dan ritel modern.
"Kami terpaksa mengurangi porsi nasi. Rumah tangga kami juga terpaksa kembali ke zaman dulu makan ubi atau singkong rebus lalu ditambal dengan sedikit nasi, " ungkap Sitira Apriani salah seorang konsumen saat dijumpai di Pasar Sukatani, Kelurahan Sukatani, Kecamatan Tapos, Kota Depok, Rabu (14/2/2024) siang.
Sitira mengaku, beberapa hari ini keluarganya makan singkong rebus atau ubi jalar karena harga beras terus mengalami kenaikan setiap harinya.
Baca juga : Harga Beras Naik di 28 Provinsi, Indonesia Alami Inflasi 0,04%
"Kalau bisa harga beras jangan naik, stabil saja. Karena ekonomi sudah cukup sulit, tidak naik saja masih banyak yang kekurangan, apalagi yang ekonomi bawah," katanya.
Mahalnya beras dipasaran, sambung Sitira keluarganya terpaksa mengurangi porsi nasi. " Kami terpaksa pula memakan ubi rebus atau singkong kemudian ditambal sedikit nasi asalkan kenyang, " katanya.
Dikatakan, harga beras termurah kualitas medium di ritel pedagang saat ini telah mencapai angka Rp17 ribu per kilogram (kg). Padahal bulan Januari lalu beras kualitas medium tersebut masih di angka Rp11 ribu per kg.
Baca juga : DKPP Klaten Nyatakan Kenaikan Harga Beras Merupakan Mekanisme Pasar
Begitu pula dengan harga beras kualitas premium bulan Januari lalu masih diangka Rp14 ribu per kg sekarang naik menjadi Rp19 ribu per kg. Sementara itu beras kualitas petruk yang sebelumnya masih diangka Rp15 ribu per kg naik menjadi Rp22 ribu per kg.
Maka dari itu, Sitira berharap agar pemerintah segera menurunkan harga beras.
"Berharap pemerintah cepat mengatasi hal ini, karena ini sangat memberatkan kami, kaum rumah tangga. Kasihan juga rakyat kecil, bisa tidak makan karena tidak dapat membeli beras," ujarnya.
Baca juga : Harga Beras Kemungkinan Masih akan Terus Melonjak
Konsumen lainnya Surti mengeluhkan harga beras yang masih terus mengalami kenaikan di ritel Pasar Tradisional Pasar Tugu, Kecamatan Cimanggis, Kota Depok.
Konsumen tersebut berharap pemerintah dapat segera menurunkan harga bahan pokok tersebut.
Selain harga beras yang terus tinggi, sambung dia stok beras medium, premium dan petruk cenderung makin langka.
Baca juga : Kenaikan Harga Beras di Jatim Tidak Terkendali, Pedagang: Bukan karena El Nino
"Kenaikan beras yang terjadi sekarang sangat berat bagi masyarakat terutama untuk beras medium dari harga Rp11 ribu melonjak jadi Rp17 ribu per kg.
Beras premium awalnya dijual seharga Rp14 ribu per kg tapi sekarang naik lagi menjadi Rp19 ribu hingga Rp20 ribu per kg," kata Surti.
Menanggapi harga beras yang tiap hari naik, Kepala UPT Pasar Sukatani, Tri Handoko mengatakan semua masyarakat mengeluhkan harga ini.
Baca juga : Wow, Harga Beras Cianjur Tembus Rp16 Ribu Per Kg
Tak hanya konsumen saja, pedagang pasar tradisional juga ikut menjerit imbas harganya yang meroket.
" Harga beras di Pasar Sukatani melambung tinggi dalam beberapa waktu terakhir.
Kenaikan harga ini diduga akibat stok beras di pasaran mulai menipis karena belum memasuki masa panen, " kata Tri (Z-4)
Kemendag menyebut pengecer-pengecer kini hanya lebih mengambil sikap hati-hati untuk mengeluarkan stok beras mereka.
PRESIDEN Prabowo Subianto mengancam agar tidak ada pihak yang bermain-main dengan kebutuhan pangan. Soal permasalahan beras, ia memperingatkan penggilingan beras skala besar
Agen menghentikan pasokan kendati pedagang telah mengorder. Kalaupun ada pengiriman beras, jumlah tidak sesuai pesanan.
MENTERI Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan menyatakan bahwa stok cadangan beras pemerintah (CBP) masih dalam angka aman. Sebelummya diberitakan beras premium dan medium mulai langka
Sejak 8 Agustus 2025, ribuan kilogram beras telah disalurkan kepada masyarakat di berbagai kabupaten/kota di Lampung.
Peneliti Center of Reform on Economic (CoRE) Eliza Mardian menanggapi penghentian operasional sekitar 30% pengusaha penggilingan kecil di Jawa Tengah.
Melemahnya daya beli masyarakat menyebabkan penjual berasĀ menurun hingga 50%.
Nantinya, beras konsumsi harian akan disederhanakan hanya menjadi satu jenis, yaitu beras reguler.
Hasil pengamatan Ombudsman menunjukkan bahwa isu pengoplosan beras yang selama ini menimbulkan kekhawatiran masyarakat sebenarnya tidak sepenuhnya tepat.
Setelah ada keputusan, pemerintah akan memberikan waktu transisi untuk penyesuaian sehingga tidak serta merta langsung diterapkan.
BPS melaporkan kenaikan harga beras pada Juli 2025, dengan inflasi mencapai 4,14%. Beras medium mengalami lonjakan tertinggi. Simak detail selengkapnya.
Harga beras terus merangkak naik terutama terjadi pada beras premium super semula dijual Rp13.500 perkg menjadi Rp 15 ribu hingga Rp 16 ribu per kg.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved